"brengsek kalian." Sean berteriak begitu kencang membuat Selo dan Jessi terkejut. Mereka berdua bergetar karena takut melihat kemarahan Sean.
"A..., Abang?" mata Selo membulat, Selo benar-benar baru pertama kali melihat Sean marah seperti itu. Tubuh Selo bergetar begitu hebat dia tidak percaya akan menyaksikan kemarahan sang kakak seperti itu.
"Kak Sean, Kakak kenapa?" Jessi lalu berdiri dan menghampiri Sean. Terlihat wajah Sean begitu merah padam. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal. Dia benar-benar merasakan kecemburuan yang membludak di dalam dadanya. Rasanya seolah-olah ada bom waktu yang akan segera meledak dalam tubuhnya. Sean merasakan sebuah rasa sakit dalam dadanya ketika mendengar Selo akan mengajak Jessi ke kamarnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com