Malam semakin larut, Jessi sudah terlelap di buai mimpi. Setelah meminum obat dari Dokter, Jessi mulai merasa baikan. perutnya tidak terlalu sakit lagi. Sean masih setia di sanping Jessi. Dia sampai ketiduran di samping kasur Jessi. Menunggui Jessi semalaman.
Pagi itu sinar mentari mulai menerobos ke sela-sela jendela kamar dan mulai membuat mata yang terpejam merasakan sedikit silau terang. Gadis itu dengan perlahan membuka matanya. Rasa sakit di perutnya sudah tidak terasa sama sekali. Saat dia mau beranjak bangun dia merasakan ada tangan yang menggenggam erat jemarinya. Jessie menoleh ternyata ada seseorang yang sedang terduduk dengan mata terpejam. Pria itu terlihat lelah.
Jessi terenyuh melihat Sean ada di sampingnya. Baru kali ini Jessi merasa begitu tersentuh. Pasalnya setiap dia sakit tidak pernah ada orang yang menemaninya seperti ini. Jessi sepertinya sudah mulai luluh karena perhatian Sean. Sean sampai tertidur sambil duduk menunggu Jessi semalaman.
"Sean, dia masih disini menemaniku." Ucap Jessi dengan mata yang berkaca-kaca. Sean masih tertidur dengan lelapnya. Sepertinya Sean begitu kecapean. Dia bahkan tidak tidur dengan benar. Jessi beranjak bangun dan duduk di kasurnya. Dia bersandar di kasurnya. Menatap ke arah Sean yang masih tertidur pulas.
Hati Jessi terasa hangat dan tenang. Jessi yang tadinya begitu membenci sean karena merasa sean begitu urakan.
Setelah memaksa bercinta waktu itu Jessi benar-benar kesal dan benci pada Sean. Tapi kali ini rasa kesal dan benci itu hilang seketika. Jessi melumer karena kebaikan hati Sean.
Jessi masih menatap pria di sampingnya.
"Kenapa kamu harus mencintaiku, aku tak sanggup menerima semua cintamu, aku bahkan tidak bisa kamu miliki sepenuhnya kak." Jessi berkata dalam hatinya dan menatap Sean dengan mata yang berkaca-kaca. Lalu tiba-tiba Sean terbangun dan membuka matanya. Dia langsung melihat ke arah Jessi. Wajah bahagia terpancar di wajah Sean. Pasalnya dia sangat senang Jessi sudah sembuh dari rasa sakitnya.
Setelah semalaman Sean mengelus perut Jessi yang kesakitan. Itu membuat dirinya sangat tak tega melihat Jessi seperti itu. Karenaya Sean sangat senang ketika Jessi sembuh.
"Sayang." Sean memberikan senyum bahagianya. Di genggamnya tangan lembut sang kekasih dan langsung dia kecup lembut. Jessi tersenyum manis melihat tingkah sang kekasih.
"Kenapa kamu masih disini kak?" Jessi berkata dengan pelan.
"Karena aku sangat khawatir, melihat kamu kesakitan sendirian, aku tidak tega." Sean menatap Jessi penuh rasa cinta.
Jessi menyunggingkan senyum manisnya. "Terimaksih."
"Itu adalah tugasku, menjagamu sayang," Ucap Sean sambil menatap Jessi dengan intens.
"Kakak sebaiknya pulang, bukanya kakak harus sekolah?"
"Tidak perlu, aku mending disini saja menemani kamu!" Ujar Sean.
"Apaan kak, kamu tidak boleh membolos, nanti kamu tidak lulus."
"Apanya yang tidak lulus, aku pasti lulus, apalagi punya penyemangat seperti kamu yang." Sean lalu berpindah duduk di kasur di samping Jessi.
" Mau apa ini, ko pindah?"
"Aku mau kamu sayang!" Sean memeluk Jessi begitu erat dan mulai mengecup pipi Jessi membuat Jessi kegelian. Lalu Sean terus menghujani Jessi dengan ciuman. Sean ingin sekali memberikan tanda kissmark pada Jessi. Namun Sean tau Jessi adalah publik pigur. Dia tidak boleh meninggalkan jejak sama sekali. Sean lalu mulai menelusup ke dalam bajunya Jessi dan meraba buah dada Jessi yang kenyal.
Jessi menggeliat menahan auranya. Dia tidak bisa melawan semua sentuhan Sean. Semuanya begitu memabukan. Gadis iu mulai meniknati seluruh sentuhan dari simpanannya itu. Sean terus memainkan payudara Jessi membuat jessi semakin tak tahan.
"Emmhh kak, jangan begini, Aku_." Ucapan Jessi terhenti karena Sean langsung mengecup dan melumat bibir jessi yang mungil. Mereka saling bertukar saliva dan saling menikmati kecupan itu. Sean mengabsen seluruh gigi Jessi. Jessi begitu terbuai dalam kenikmatan semua kecupan Sean. Sean melepaskan ciumanya dan mencoba untuk bernafas.
Mata mereka saling memandang. Sean sudah sangat bernafsu. Sean lalu mengecup seluruh leher Jessi dan tangannya mulai membuka satu persatu kancing baju Jessi. Sampai akhirnya Jessi hanya berbalut pakaian dalam saja. Sean melepakan baju yang dia kenakan.
"Aku menginginkan mu lagi!" Ucap Sean.
Jessi lalu mendorong Sean.
"Stop kak!" Jessi memandang Sean dengan wajah sesal.
"Kenapa, aku sudah tidak tahan sayang!" Sean merajuk dan terus mengecup dada Jessi. Jessi kembali mendorong Sean.
"Sayang aku mohon!" Sean meratap.
"Jangan manja deh, kakak melupakan sesuatu!" Jessi berkata dengan mulut yang manyun, dan terlihat manja.
"Melupakan sesuatu, apa itu?" Sean menatap Jessi dengan kening yang mengerut.
"Aku sedang datang bulan kak!" Ucapan Jessi membuat mata Sean membulat. Benar saja Sean sampai melupakan bahwa Jessi sedang menstruasi. Padahal sakitnya Jessi semalam itu karena sakit sedang datang bulan. Sean menunduk dengan pilu. Wajah kecewanya terlihat jelas. Dia merasa sangat kecewa dan dia harus menahan nafsu lelakinya begitu saja.
"Aahh sayang." Sean terlihat kecewa. Sean memeluk Jessi dengan erat dan membenamkan wajahnya di dada Jessi.
"Kamu sudah tua kak sampai melupakan itu." Jessi terkekeh.
"Iya, aku sudah tua sayang." Sean mengecup lembut leher Jessi. Jessi hanya terdiam saja. Kali ini Jessi benar-benar membiarkan Sean memeluk dan mencium Jessi sepuasnya. Jessi tak menolak sama sekali.
"Sayang, sayang, cepatlah selesai datang bulannya!" Sean merajuk. Dan itu membuat Jessi terkekeh.
"Kamu sudah seperti om om mesum kak, kita bahkan baru usia belasan tapi permintaanmu sudah melewati usia kita."
"Karena aku sangat mencintaimu, aku tidak tahan jika berdekatan denganmu sayang." Sean memeluk jesi dengan lembut. Jessi hanya bisa tersenyum tipis saja. Dia sudah benar benar berselingkuh dengan kakak iparnya. Dia tidan lagi mengingat Selo ketika sedang bersama Sean.
"Kenapa kita seperti ini?" Tanya Jessi.
"Karena kita saling mencintai kan!"
Jawab Sean.
"Aku mencinta Selo."
"Aku tau kamu bohong sayang." Ucap Sean sambil mengelus lembut rambut Jessi.
"Aku tidak bohong!"
"Ah tau ko, kamu bohong yang!"
"Beneran kak, emhh kakak apa nyaman jadi selingkuhan aku?"
Tanya Jessi.
" Jika itu maumu, aku bisa apa?"
"Karena aku tak mungkin meninggalkan Selo!"
"Terserah kamulah sayang." Sean memejamkan matanya. Memeluk erat tubuh mungil sang kekasih. kini Jessi sudah mengakui Sean sebagai kekasih gelapnya. Setidaknya Sean telah di akui. Itu sudah cukup membuat hati sean sedikit tenang walau cuma segitu saja. Karena Sean sangat takut kehilangan Jessi, karena itu Sean iklas menjadi kekasih gelap dari model remaja itu. Kini mereka saling berpelukan dalam buayan penuh kasih sayang.
Bersambung
Aduh maaf aku telat update,, hari ini beneran aku sibuk, jadi mohon di maafkan ya.