webnovel

Lanjutannya 7

Pukul 14.00

Raine memandang kedua makhluk ajaib yang kini berada didepannya sedang duduk di atas karpet gajebo halaman belakang rumahnya, Bagus berguling-guling sambil membaca buku bahasa Inggris, Dewa memeluk bantal sofa, menggigit ujung pensilnya mencoba memecahkan soal di buku bahasa Inggris seperti memecahkan rumus rumit Matematika, Dewa membolak-balik kamus yang disediakan Raine lalu kembali menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Raine menaruh minuman di depan mereka dan cookies.

"Udah selesai?"

Bagus dan Dewa memandang Raine bersamaan dengan ekspresi yang sama juga, seperti mengatakan 'tolong, guw gak paham' Raine tersenyum manis memandang ekspresi unik mereka yang hampir sama, Raine bersiap dan duduk didepan mereka memeriksa pekerjaan rumah itu dan memberi tahu jawaban dari soal tersebut.

30 menit kemudian.

Bagus merenggangkan tangannya yang terasa kaku, Dewa mulai sibuk membuat sketsa di pinggir kolam renang, sekarang di gajebo hanya ada Bagus dan Raine, Raine memperhatikan Dewa sesaat, tertarik dengan apa yang dikerjakan cowok cantik itu, tapi yang lebih membuatnya tertarik adalah kulit cowok itu yang bersinar putih seperti salju dan merah seperti darah, tertimpa sinar matahari membuatnya semakin menyerupai snow white. Raine kembali melihat Bagus yang kini sedang memakan cookies.

"Kalian berdua beneran pacaran ya?"

Bagus tersedak cookies mendengar pertanyaan tiba-tiba dari mulut mungil Raine, Raine memberikan segelas minuman untuk diminum Bagus dan menepuk-nepuk punggung cowok itu, merasa khawatir karena batuknya tidak juga berhenti.

"Da.. Uhuk.. dari mana lo.. ehem.. punya ide gila kayak gitu? Uhuk.. ehem.."

Raine duduk kembali keposisinya semula, mengambil cookies dan memandang Bagus serius.

"Kan lo sendiri yang bilang waktu itu."

Bagus memandang Raine yang kini sedang memakan cookies, Bagus kembali minum sebelum menjawab pertanyaan Raine, tapi dia enggan menjawab pertanyaan gadis manis itu.

"Gu..."

"Hai.."

Juni datang menghampiri gajebo, duduk disana dan mengambil cookies, wajahnya berseri-seri memandang Raine yang merasa sedikit terganggu dengan kedatangan cewek cantik itu, Bagus terkesima memandang kecantikan cewek yang baru saja datang itu sampai dia lupa dengan pertanyaan Raine.

"Kalian lagi belajar ya?"

Raine menggelengkan kepalanya, Bagus sudah tidak sabar ingin menjawab pertanyaan Juni.

"Iya, tadi"

Raine bergidik ngeri mendengar suara Bagus yang sengaja dilembutkan saat mengatakan hal itu.

"Ouwh.. Cuma berdua aja nih?"

"Enggak kok, ada satu lagi tuh di sana."

Raine menunjuk kearah Dewa yang sedang menggambar sketsa, tapi Raine tidak dapat melihat sosoknya lagi disana.

"Lho, tadi dia ada disana." Raine menggigit jari telunjuknya.

"Nyari gue?"

Raine memandang wajah senyum Dewa yang kini berada didepan mereka. Raine jadi ikut tersenyum lega melihat wajah itu masih ada.

"Jun, kenalin ini Dewa. Dewa ini Juni."

Kata Raine memperkenalkan mereka, Juni dan Dewa saling berjabat tangan dan melempar senyum sopan.

"Raine, gue kesana dulu deh ya."

"Mau kemana Jun?"

Juni hanya tersenyum mendengar pertanyaan Bagus dan berlalu dari tempat mereka, sedangkan Bagus yang merasa kehilangan ditinggal gadis cantik itu bersenandung.

"Ya Tuhan. Terima kasih Engkau menciptakan makhluk seindah dan secantik itu. Subhanallah."

Dewa masih memandang kepergian Juni dalam diam, Raine yang menyadari hal tersebut menyembunyikan perasaan sesak yang tiba-tiba menggelayut di relung hatinya.

***

Siguiente capítulo