webnovel

Chapie 36 : Dual Combo

Kepulan asap menutupi setengah dari area parkiran akibat terkena tembak oleh serangan plasma masif dari senjata Aligator. Suasana mendadak sunyi, tak ada pergerakan apapun selain suara reruntuhan kecil berjatuhan.

Pandangan mata Aligator menajam, bergerak ke kanan-kiri, waspada kalau ada serangan tiba-tiba. Ia memutuskan untuk mengubah kembali Plasma Launcher menjadi pedang Berserker, memilih untuk mempersiapkan diri pada pertahanan ketimbang menyerang kembali.

Benar saja, dari samping kiri sosok Rick keluar lewat kepulan asap dan menerjang Aligator dengan tombaknya. Aligator langsung menepis, membuat Rick terpental dan mendarat agak jauh di samping kanan. Rick mendecih, merasakan pegangan pada senjatanya terasa ringan. Rupanya, tombak Tyrant-X mengalami sedikit glitch.

"Sialan! Tyrant-X agak mengalami cacat gara-gara robot malware tadi," desis Rick kesal.

Dari kepulan asap di depan, Sherka menyerang menggunakan pedang gergajinya. Sedangkan Regan menyerang dari belakang menggunakan katana. Aligator juga segera menepis serangan keduanya dengan gerakan memutar hingga mereka menjauh. Namun mereka masih bisa menyerang dengan gerakan sangat cepat, Aligator pun berusaha untuk menangkisnya beberapa kali.

Setelah serangan kesekian kalinya, Regan dan Sherka menjauh, membiarkan Rick untuk menyemburkan api dari Flamethrower hasil transformasi tombaknya. Aligator berusaha melindungi dirinya dari semburan api menggunakan permukaan lebar pedang hingga berhenti dengan sendirinya. Pria itu agak sedikit terkejut ketika menyadari ekor mantelnya sedikit terbakar.

"Perpaduan serangan yang bagus." Dengan santai Aligator memadamkan api itu menggunakan tangan. "Tapi, masih belum cukup untuk bisa mengalahkanku."

Sherka muak dengan setiap omong kosong yang dikatakan Aligator. Ia benci dengan gelagat sombongnya, ia benci dengan kemampuannya, ia benci dengan segala tindakan yang pria itu lakukan.

"Cukup, Aligator!"

Perlahan tubuh Sherka mengalami perubahan. Muncul beberapa sirip di bagian pergelangan tangan, kaki, dan telinga, insang di pipi, rentetan gigi-gigi taring memanjang, beberapa sisik biru bermunculan di sekitar kulit tubuh, serta bentuk mata birunya berubah lebih tajam. Perasaan emosi yang semakin memuncak membuat gadis itu sepenuhnya menjadi sosok yang disebut Fishar.

"Sherka?" Rick memanggil, terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Sherka.

"Dia sepenuhnya menjadi Fishar," kata Regan saat memperhatikan Sherka, "Emosinya pasti mulai tidak stabil."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?"

"Tentu saja membantunya, Bodoh! Jangan sampai Sherka bertarung sampai batas ketidaksanggupannya. Itu hanya akan membuatnya semakin terluka parah."

Sherka menerjang Aligator langsung dari depan, sedangkan Rick dan Regan mengambil posisi dari samping.

Lagi-lagi Aligator dipojokan dengan berbagai serangan, serangan ayunan pedang gergaji, tebasan katana, hingga kobaran ekor api dari ujung tombak. Semua itu berusaha ia tangkis dan hindari dengan gerakan cepat.

"Brengsek!"

Rick terpaksa melompat menjauh. Dia tidak bisa bertarung lagi akibat glitch yang dialami tombaknya semakin parah, bahkan hampir membuat wujudnya mulai tak jelas. Jika dibiarkan terus, tidak mustahil senjata beserta gelang penyimpanan AndroMega-nya rusak total.

"Maafkan aku, aku tidak bisa bertarung lagi!" teriak Rick ketika tombaknya lenyap menjadi hologram. "AndroMega-ku mengalami kerusakan parah!"

"Cih!"

Sherka dan Regan mengambil posisi menjauh dari Aligator. Pria itu masih nampak tetap bugar walau hanya ditemukan beberapa goresan kecil di wajah hingga pakaiannya, padahal sudah dikeroyok oleh tiga orang habis-habisan. Sedangkan mereka sendiri benar-benar sangat kewalahan, hampir susah untuk bergerak secepat sebelumnya.

"Regan…." Sherka berusaha mengatur nafasnya yang berat, menatap pria berambut perak di sampingnya. "Kita kalahkan dengan Kemampuan Utama. Apa energi AndroMega-mu cukup?"

"Ya…." Sesaat Regan menatap pedang katananya. "Energinya masih banyak karena tidak kupakai setelah keluar dari tim. Tapi, apa kau yakin? Kita perlu waktu untuk pengumpulan energinya ke dalam Program Kemampuan Utama."

"Kira-kira, berapa detik yang kau butuhkan dengan jumlah energi AndroMega-mu sekarang?"

"Sekitar 20."

Sherka menyunggingkan seringainya, "Masih sempat." Lalu ia memberi perintah suara pada gelang AndroMega yang ia pakai. "Pembekuan, Tipe 010."

'[Pembekuan, Tipe 010 : Diaktifkan.]'

Sherka menancapkan pedang besarnya, menyebabkan pedang hingga seluruh area parkiran membeku. Mesin yang ada pada pedangnya pun mengeluarkan kabut tebal yang sangat dingin, sulit untuk bisa melihat dengan ketebalan kabut seperti ini.

"Beku?" ucap Aligator heran.

Aligator hendak bergerak menyerang Sherka dan Regan sebelum lenyap di balik kabut, tapi ia baru sadar kalau kakinya membeku, terperangkap oleh bongkahan es. Rick sendiri bisa menghindari pembekuan di tanah setelah melompat ke atas runtuhan pilar, dia beruntung sempat diberi aba-aba lewat gerakan tangan Regan.

"Kampret, untung saja sempat naik." Rick memeluk tubuhnya sendiri yang masih bertelanjang dada. "Kenapa harus pakai dibekuin segala…? Tahu aja temen setengah bugil begini."

Udara sekitar jadi sangat dingin akibat pembekuan serta kabut tebal dimana-mana. Aligator kembali berusaha waspada dengan pegangan mengerat pada pedang.

"Es-es di kakiku sangat mengganggu."

Baru saja Aligator hendak berusaha menggerakan kakinya, tiba-tiba muncul ratusan garis hologram biru secara tidak beraturan dimana-mana, mengurungnya tanpa celah untuk kabur dan membuatnya hampir tidak bisa bergerak.

Aligator bisa menebak bahwa kemampuan yang digunakan ini merupakan Kemampuan Utama AndroMega. Lengah sedikit saja, habislah dia.

Seusaha mungkin Aligator menggerakan pedangnya ke depan walau tubuhnya ditahan oleh garis-garis hologram itu, berusaha memposisikan permukaan pedang agar bisa melindunginya.

'[Kemampuan Utama : Aktif.]'

"AndroMega Ultimate : Ekstensa!"

Regan melesat dari balik kabut dengan gerakan secepat cahaya, melesat sambil menebas Aligator mengikuti arah garis-garis yang ia ciptakan.

Belum sempat proses serangan Kemampuan Utama Regan selesai, tercipta kembali kemampuan lainnya ketika seluruh kabut dingin lenyap dalam sekejap, menampakan sosok Sherka dengan pedang gergaji besar dilapisi nyala warna biru dan uap es.

'[Kemampuan Utama : Aktif.]'

"AndroMega Ultimate : Megalodania!"

Sherka menancapkan pedangnya pada jalanan ber-es, berlari sambil menyeret pedangnya hingga gerigi-gerigi gergaji mesin itu menebas hancur jalanan.

"GRAAAAAAHHH!!!"

Sambil berteriak lantang, Sherka melancarkan tebasan udara sebanyak tiga kali, menciptakan tiga cakram biru hologram yang melesat sangat cepat ke arah Aligator.

Untuk serangan terakhir, Sherka kembali menancapkan pedangnya sehingga muncul wujud Megalodon holografik di bawah Aligator. Megalodon holografik itu menerkam habis seluruh tubuh Aligator dalam sekejap, disusul tebasan sabit biru dari Kemampuan Utama Regan lewat belakang.

Efek-efek dramatis kaca pecah bermunculan setelah semua tebasan Regan dilancarkan, disusul ledakan tubuh Megalodon holografik saat menerkam Aligator. Semua itu terjadi sekejap mata, bahkan Rick bengong sendiri karena hampir tidak bisa menangkap apa yang terjadi.

"Tadi Kemampuan Utama, kah?" gumam Rick sendiri. "Ternyata serangan mereka luar biasa kalau bisa dikombokan begitu."

Untuk kesekian kalinya, asap tebal menyelimuti seluruh area parkiran bawah tanah, membuat pandangan mereka jadi lebih terbatas.

"Oh, ayolah…. Harus berapa kali ledakan dan asap tebal terjadi? Aku muak!"

Baiklah. Abaikan saja protes Rick ini.

Sherka sudah melewati batas kemampuannya. Ia berusaha menahan keseimbangan berdiri menggunakan pedangnya yang menancap di tanah, sirip-sirip di tubuhnya pun bahkan mulai mengendur akibat kelelahan.

Bukan hanya Sherka, Regan juga sangat kelelahan dengan serangan Kemampuan Utamanya. Sempat ia lihat monitor pada gelang AndroMega, memperlihatkan kadar energi senjata berubah warna menjadi merah, menandakan bahwa energi AndroMega sudah terkuras habis.

Regan pun menghela nafas lelah, "Haaah…. Nampaknya ini sudah berakhir. Kita akan segera menyerahkannya ke organisasi."

"Aku tidak akan membiarkan orang biadab itu hidup, Regan…!"

"Kau sinting?" umpat Regan pada Sherka. "Dia dalang utama dari kekacauan di sini. Bahkan sudah banyak sekali kejahatan yang ia lakukan dari penjelasanmu tadi bahwa dia adalah seorang pimpinan mafia. Sudah sewajibnya kita serahkan dia pada pihak berwajib seperti Organisasi NEBULA atau ke tingkat Serikat Galaksi."

"Emm…. Teman-teman…." Dari suaranya saja, terdengar Rick merasa canggung, bahkan wajah tannya nampak pucat saat melihat lurus ke depan. "Sepertinya, kita salah menduga…."

Regan dan Sherka mengikuti arah pandang Rick. Yang benar saja, mereka terkejut melihat fakta mengerikan di hadapan mereka, bahkan Sherka nampak jauh lebih syok.

Ketika kepulan asap perlahan lenyap, terlihat kubah hologram bermotif persegi enam melindungi tubuh Aligator. Bukan hanya itu saja, kini pedang yang ia pegang bukan lagi satu, tapi ada dua pedang Berserker. Yang di depan merupakan pedang yang telah digunakan Aligator, sedangkan yang melindunginya dari belakang adalah pedang baru. Bentuk pedang itu memiliki gerigi gergaji yang hampir sama dengan milik Sherka, tapi warnanya kehijauan dan terdapat hiasan kepala buaya juga di sana seperti pedang yang pertama.

"Perisai Dual Aligator telah diaktifkan."

"Terima kasih, AndroMega," gumam Aligator pada gelangnya.

Setelah seluruh kubah perisai lenyap, Aligator masih bisa tetap berdiri gagah dengan satu pedang dipanggul di bahu dan satunya lagi masih ia pegang. Pria itu sama sekali tak nampak terluka parah atau tak sadarkan diri, hanya luka-luka gores akibat pertarungan sebelumnya yang terlihat di beberapa bagian tubuh, sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada tenaganya saat ini.

"Mustahil…," gumam Regan syok, "Tidak mungkin ada orang yang bisa lepas dari serangan Kemampuan Utama. Biasanya kalau tidak mati, mereka pasti akan mengalami luka fatal."

"Kau pikir demikian? Naif…," remeh Aligator. "Kemampuan Utama yang kalian gunakan menggunakan bahasa pemprograman AndroMega dengan algoritma yang mudah diprediksi. Pada dasarnya, semua formula Kemampuan Utama memiliki rumusan yang sama selama itu menggunakan Sistem AndroMega. Yang berbeda hanya pada modifikasi sesuai tipe petarung hingga jenis senjata yang kalian gunakan. Namun, semua itu tidak menutup kemungkinan bahwa Kemampuan Utama mampu dihindari."

"Mampu… dihindari…?" Regan menyipitkan matanya heran.

"Serangan kalian bisa kutahan dengan kemampuan berdasarkan sistem yang bersifat melindungi. Kebalikan dari Kemampuan Utama kalian, sistem yang kuberi nama 'Perisai Dual Aligator' mencegah berbagai serangan dengan algoritma AndroMega yang sudah diprediksi. Dari berbagai serangan yang kalian lancarkan sebelumnya, aku sudah cukup mengerti jenis formula seperti apa yang kalian gunakan."

"Senjatamu jenis peretas?" tanya Rick.

Aligator menggeleng, "Tidak. Tapi, tidak ada salahnya menguasai perhitungan peluang untuk memprediksi jenis formula yang digunakan pada Senjata AndroMega musuh, bukan? Materi sejenis itu sangat sederhana untuk dipelajari. Makanya, jangan sering bolos saat pelajaran matematika."

Otomatis Rick tersinggung dengan ledekan itu mengingat dirinya sering bolos setiap pelajaran yang berhubungan dengan hitung-menghitung.

"Kurasa aku tidak perlu menjelaskan lebih rinci lagi. Silakan, cari tahu sendiri jika kalian penasaran. Memangnya aku guru didik kalian?"

Kedua senjata Aligator bertransformasi sendiri menjadi Dual Plasma Launcher berukuran besar ditopang di kedua bahu, siap membidik mereka bertiga untuk serangan laser yang jauh lebih masif.

Melihat tindakan Aligator tentu membuat ketiga Agent itu semakin panik. Jika dibiarkan, serangan masif dari sepasang Plasma Launcher dapat menghancurkan seluruh area perkantoran besar ini. Sayangnya, Rick dan kedua rekannya tidak bisa berbuat apa-apa akibat kelelahan, terluka parah, dan energi masing-masing AndroMega telah terkuras habis, ditambah lagi dengan kerusakan AndroMega milik Rick yang tiada hentinya mengalami glitch.

Dengan seringai lebar, Aligator berucap, "Bersiaplah untuk musnah, kawan-kawan kecil…."

~*~*~*~