webnovel

Mencoba seperti biasa

Pagi menyambut dengan mata sembab akibat menangis semalam, dan hari ini gue tetap melakukan aktifitas biasa, bedanya gue juga harus mengurus Dirles, gimana juga dia suami gue, hanya sebagai tugas sebagai istri umumnya. Dan sekarang gue harus siap-siap kekampus tapi sebelumnya gue harus menyiapkan sarapan kami dulu.

Sebelum turun kebawah, gue memandang walpaper hp gue, seketika gue tersenyum karena wajah Dirles terpampang jadi walpaper hp gue. Ini foto pernikahan kami yang dikirim teman gue Julia. Hanya ini yang gue punya.

"Pagi dunia..., dan selamat pagi suami... i love you.." bisik gue tersenyum sambil ngelus foto pernikahan kami di hp.

****

"Huanjirrr..., kok tumben gue telat bangun sih, hufft..., ini nih akibat begadang semalam, cuma hanya karena memikirkan pernikahan ini. Aisshhh.." ucap gue kesal menuju kamar mandi siap-siap mau kampus.

"Haissh.., ganteng banget gue teryata ya, ckckck pantes cewek pada klepek-klepek ama gue. Tapi gue klepek-klepeknya cuma sama Sera doank. Hihihi.." sambil mengoles minyak rambut depan kaca.

"Humm, bau apa nih ya? harum banget? apa Khristal masak ya? Hufffttt.., hampir aja lupa kalau gue udah nikah sama tuh anak." gue pun turun kebawah tepatnya dapur.

****

"Lo masak ap sih?"

"Astaga..., lo ya bikin kaget aja." ucap gue kesel. "hem, ini gue cuma buat nasi goreng aja. Karena bahan kulkas belum lengkap semua. Gapapa kan?" tanyaku

"Oh, ya gappa.."

"Yaudah, sini duduk kita sarapan dulu." sambil nyiapkan nasi goreng dipiring.

Dirles pun duduk sambil menunggu piring sarapannya. Dan kami pun akhirnya makan dalam diam.

"Khris.."

"Iya.."

"Ada yang mau gue omongin ama lo."

"Emang lo mau omongin apa?" ucap gue sedikit gugup.

"Lo tahu kan, pernikahan ini Sera ga tahu. Gue harap lo tetap merahasiakan ini dari teman lain terutama Sera juga. "

"Iya, Dir lo tenang aja.."

"Dan untuk itu, kita kekampus juga pergi masing-maaing, gue juga ga mau ketahuan sama teman kampus kalau kita berangkat sama." ucapannya bikin jantung gue lemas banget.

"Satu lagi, suatu saat gue akan mencoba jujur sama Sera dengan kenyataan ini. Tapi bedanya gue akan bilang lo sebagai tunangan gue bukan istri sampai semuanya bener-bener yakin dan mantab gue akan menikahi Sera, dan maaf gue akan cerain lo."

kata-kata ini lebih menyakitkan lagi. Tapi gue udah siap kok,semalam juga gue udah memantapkan niat gue bantu Dirles.

"Lakukan Dirles...lakukan mana yang terbaik buat lo, gue siap mendukung lo kok. Lo ga usah khawatir. Rahasia ini akan gue simpan sampai lo sendiri yang akan jujur sama Sera. Semangat ya..!! semoga berhasil loh ya..." ucap gue tersenyum. Tahu kah dia bahwa hati gue sakit banget mengucapkan kata ini.

"Makasih Khris, lo udah dukung gue." ucapnya tersenyum.

Ntah kenapa Dirles senang Khristal ga masalah dengan niatnya. Dirles lega ternyata khristal ga memiliki rasa sama nya. Dirles melihat dia mengangguk sambil tersenyum.

"Iya udah, sarapan udah siap. Ehm.., makasih ya buat sarapannya. Gue berangkat luan ya. Lo juga kampus kan?"

"Hemm, gue juga kampus kok. Tapi lo luan aja Dir, gue mau kekamar dulu ambil tas gue, hati-hati ya."

"Yaudah, gue luan ya, lo juga hati-hati." Dirles pun menghilang dibalik pintu.

Hah, nafas gue naik turun menahan airmata yang bentar lagi akan jatuh. Sesak banget ya Tuhan. Gue pun langsung menuju kamar ambil tas.

Brukk..!!

"Hiks..hiks..hiks, Khristal ga bisa Tuhan, Khristal ga bisa menahan tuk tegar. Gue ga bisa tuk mencoba biasa aja. Hiks..hiks, Khristal terlalu mencintai dia Tuhan. Hiks.. hiks.." air mata semakin deras mengalir lalu gue hapus.

"Huh, gue harus bisa gue harus mendukung Dirles. Gue harus buat dia bahagia." gue mencoba tersenyum kembali.

"Karena gue mencintai lo suami.." ucap gue lirih. Dan gue pun turun kebawah berangkat kampus.

****

Gue sebenarnya belum beneran pergi kekampus. Gue masih disekitaran dekat rumah. Ntah kenapa gue pengen memastikan Khristal udah berangkat kampus.

Udah sekitar 20 menit dia belum keluar juga dari rumah, gue udah mulai gelisah, gue penasaran kenapa tuh anak lom keluar dari rumah. Ga selang beberapa menit akhirnya dia keluar juga.

Gue pikir dia pesan taksi atau gojek gitu. Nih anak malah berjalan dengan sedikit cepat kedepan jalan besar. Gue mengikutinya pelan dari belakang dan dia menuggu dihalte. Ternyata dia naik bis.

Gue jadi merasa bersalah sama dia, karena gue dia harus jalan kaki dan naik bis. Karena mobil hanya satu, itu direncanakan mama supaya kemana-mana gue sama Khristal. Terutama kalau kekampus. Dan sekarang gue mengingkari janji mama gitu juga dengan Khristal dia ga keberatan dengan semua omongan gue tadi.

Malah sekarang gue perginya ama Sera. Iya, gue udah janji menjemput Sera tuk beragkat bareng kekampus. Huffff.., semoga Khristal ga kenapa-napa dijalan. Akhirnya gue pun melaju kerumah Sera.

Semenjak gue keluar dari rumah, sepertinya ada yang mengikuti gue, tapi siapa ya.., tapi gue ga terlalu peduli. Jam udah menunjukkan sebentar lagi mata kuliah mau masuk. Gue pun menyepatkan jalan kedepan sambil nunggu bis.

Akhirnya bis gue datang. Tunggu dulu.., saat gue menoleh kejendela. Sepertiya gue melihat mobil Dirles. Ya itu mobil dia, gue kan tahu plat mobilnya. Kenapa dia masih disitu ya, bukannya dari tadi udah bergkat ya.

"Apa dia yang ngikutin gue tadi ya?" pikir gue.

ntah kenapa tiba-tiba bibir gue ketarik keatas, ya gue terkikik lucu.

"Apa lo mengkhawatirkan gue Dir? kalau iya trima kasih, meski gue tahu lo khawatir karna lo masih anggap gue sahabat lo, hihihi, i love you suami." gue pun kembali duduk menghadap depan. Biarlah semua berjalan sesuai keinginan mu Dirles....

Siguiente capítulo