webnovel

Aura Permusuhan

Menyelesaikan perkataanku, tiba-tiba cengkeraman tangannya di lenganku semakin kuat dan wajahnya berubah serius dalam sekejap. Ia berbicara dengan lembut, namun ada tekanan pada kalimatnya yang membuatnya terdengar tegas, "Aku sudah tidak memiliki rasa malu. Bahkan jika untuk mempermalukan keluargaku sendiri, aku sudah melakukannya sejak lama. Aku sudah membuang semua itu jauh-jauh dan aku tidak akan pernah mengambil kembali sesuatu yang sudah jatuh di atas tanah."

Aku menatapnya dalam ketidakpercayaan. Ia sangat keras kepala untuk selalu memegang perkataannya sendiri. Selama bersamanya, ia belum pernah menjilat air liurnya sendiri tanpa sebuah keterpaksaan. Saat ia mengatakan sebuah janji, maka ia akan menepatinya walau sekalipun itu tidak menguntungkannya sama sekali. Di situ adalah letak harga dirinya dan rasa malu itu ada pada perkataannya — tindakannya hanyalah sebuah keegoisan.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo