Topeng Segitiga tidak bisa memercayai pandangannya. Dua kali sudah ia menyaksikan keajaiban terjadi. Kali ini, jauh lebih menakutkan ketimbang yang pertama, hingga ia hampir saja mengakui bahwa sihir itu eksis. Bayangkan saja, ledakan yang seharusnya telah memusnahkan, setidaknya melumpuhkan musuh mereka, dalam tempo sekejab saja berhasil disedot keluar tak bersisa dalam waktu kurang dari semenit!
Hawa ledakan dan bara beracun itu ampuh! Mereka dipaksa mundur dan mengambil jarak aman, namun melihat senjata pamungkas mereka sirna bagaikan ditelan sihir…
[Pemuda itu lagi! Meski tampak jelas ia kini sudah kehabisan tenaga…]
Sekarang, tanpa senjata pamungkas yang tersisa, dengan musuh masih lengkap, ia tidak memiliki pilihan lain. Agaknya, maksud hatinya pun sama dengan rekan-rekannya.
Serangan massal tanpa ampun.
Tapi derap langkahnya maju melambat demi melihat semburat cahaya pelangi di hadapannya itu…
[Demi Dewa Kematian! Apa lagi itu?!]
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com