webnovel

Pukul Dia Sampai Memanggil Ayah!

Editor: Wave Literature

Kesembilan murid laki-laki suruhan musuh Chen Yirou itu langsung mengepung Yin Wushuang sambil tertawa sombong, dan salah satu dari mereka ada yang dengan sangat berani memukul Yin Wushuang.

Kemudian Yin Wushuang pun menatap mereka semua dengan tatapan yang tajam.

Yin Wushuang melihat sekeliling dan ternyata tidak ada CCTV yang terpasang di sana.

Itu berarti tandanya....

[Terdiam 3 detik]Mo Range tidak berkata apapun, ia hanya duduk sambil menggenggam tangannya.

Saat Yin Wushuang di Shengxian Meng, jika ada orang yang ingin melukainya, pasti orang tersebut akan mendapat dampaknya seperti Dong Fangya yang sudah kehilangan kekuatan.

Dan sekarang ketika ia sudah memasuki tingkat SMA ternyata masih ada juga orang yang tidak suka padanya.

An Luo tertawa dingin sambil bersandar di pohon ia berkata, "Perhatikan benar-benar dan pukul sampai dia masuk rumah sakit!"

"Baiklah! An Ge kamu ingin bagaimana kami melakukannya!"

Keluarga An adalah satu-satunya keluarga yang berani secara terang-terangan menghambat keluarga Chen, beberapa tahun terakhir kekayaan yang dimiliki keluarga An saat ini melebihi kekayaan keluarga Ming.

Karena itulah ia sangat sombong.

Kesembilan orang itu semakin mendekati Yin Wushuang dan melihat Yin Wushuang seperti seekor semut yang kecil dan ia sudah bersiap untuk menindasnya.

"Aku mau serang hidungnya, mata dan telinganya!"

"Kalau begitu aku serang bagian bawahnya!"

"Aku mau buat dia sampai memanggil Papanya!" Kata salah satu dari kesembilan orang yang ada di sana, ia ingin menunjukkan kemampuannya di depan An Luo, dan ia adalah orang pertama yang menyerang Yin Wushuang.

Mereka hanya anak SMA, biar bagaimanapun kemampuan yang mereka miliki pasti tidak terlalu hebat.

"Serang bersama-sama!" Kedelapan teman lainnya juga ikut membantunya menyerang Yin Wushuang.

Yin Wushuang bersiap-siap untuk menghindari serangan dari mereka sambil menatapnya dengan tatapan yang dingin, mereka bersembilan bersama-sama menyerang Yin Wushuang.

Saat itu An Luo hanya tersenyum sombong sambil bersandar di pohon dalam benaknya ia berkata, 'Biar dia tahu rasa! Biar dia tahu kalau aku bukan orang sembarangan yang bisa diganggu!' 

Tapi sesaat kemudian, An Luo tidak bisa tertawa lagi.

Yin Wushuang menggerakan kedua tangannya, lalu mengangkat kakinya menendang laki-laki yang pertama menyerangnya, ia terlempar hingga badannya menabrak pohon kemudian ia pun terjatuh ke tanah.

"Huek!" Ia langsung memuntahkan nasi yang baru saja dia makan tadi.

Tendangan ini membuat teman-temannya yang lain pun kaget saat melihatnya!

Tanpa menunggu respon dari mereka, Yin Wushuang menyerang mereka satu persatu, mereka ditendang, dipukul dan semua gerakan yang dilakukan Yin Wushuang kepada mereka sangat sadis.

Mereka tidak ada yang bisa membalas serangan yang dilakukan Yin Wushuang pada mereka.

Tidak sampai 10 detik, Yin Wushuang berhasil membuat mereka semua terjatuh ke tanah, sambil memegang perut mereka berteriak kesakitan.

Yin Wushuang melangkahi mereka yang sudah terjatuh di tanah dan berjalan mendekati laki-laki pertama yang menyerangnya tadi, kemudian ia pun berjongkok sembari berkata, "Tadi kamu bilang, mau dengar siapa yang memanggil ayah?"

Karena kesakitan ia tidak bisa berkata apapun, hanya menahan perutnya dan berusaha membuka mulutnya untuk meminta pertolongan.

Tiba-tiba dari belakang ada yang diam-diam ingin memukul Yin Wushuang, "Cewek sialan!"

Seketika Yin Wushuang pun langsung menoleh ke belakang.

Dan pukulan itu ternyata mengenai lelaki yang pertama kali menyerang Yin Wushuang tadi, pukulannya sangat keras sehingga membuat batang hidungnya sampai patah!

"Awww!" Laki-laki itu berteriak kesakitan.

"Ohhh tidak!" Ia sangat kaget dan tidak menyangka bahwa Yin Wushuang bisa tahu ia sedang berada di belakangnya.

Kemudian ketika sudah sadar, ia sangat kaget, "Di mana dia? Kok bisa hilang?"

Tiba-tiba ada yang menahan tangannya dan menariknya sehingga badannya melayang di atas udara dan berkeliling satu putaran lalu terjatuh ke bawah tanah!

Siguiente capítulo