webnovel

Jurus Membohongi Cap

Editor: Wave Literature

Guru Qin tidak mempedulikan omongan Xuanyuan Yi, ia tetap memeluk botol alkoholnya dan melihat tangan Xuanyuan Yi yang ditahan oleh Han Wu.

Han Wu menarik tangan Xuanyuan Yi dan berkata, "Direktur Xuanyuan tenangkan dirimu, jangan marah seperti ini."

Tetap saja Xuanyuan Yi tidak bisa tenang! 

"Orang mabuk yang gila, coba kamu jelaskan padaku! Sebenarnya siapa yang tuli, buta dan otak yang tidak beres? Aku atau kamu?"

Xuanyuan Yi melihat banyak murid-murid yang sedang menontonnya, kini ia tidak tahan lagi, dan ia pun langsung angkat bicara.

Dengan sangat serius Guru Qin menjelaskan padanya, "Sepertinya kamu benar-benar tuli, dasar kambing tua! Aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas dan kau masih memintaku menjelaskan lagi?"

Karena wajah Xuanyuan Yi sangat kurus dan panjang, ditambah ia memiliki kumis sehingga ia benar-benar mirip seekor kambing! 

Semua penonton yang ada di sana tidak bisa menahan tawa mereka. Kemudian mereka sadar bahwa dalam kondisi seperti ini mereka tidak boleh tertawa, seketika mereka pun terdiam. 

Kambing Gunung Tua! 

Xuanyuan Yi menggenggam erat kepalan tangannya dan berusaha menahan emosi, ia menghela napas dan kembali ke topik pembahasan awal,

"Qin, muridmu ingin membalas dendam dan ingin membunuh Dongfang Ya, menurutmu dia harus dikasih hukuman seperti apa?"

Saat itu Dongfang Ya menunjukkan ekspresi yang seolah-olah dirinya seperti korban tapi tidak mengucapkan ucapan apapun.

Tapi Guru Qin sama sekali tidak melihatnya, kemudian ia pun berkata, "Kalau aku tidak salah ingat, dalam pertandingan ini dilarang menggunakan jimat untuk menaikkan kekuatan bukan? Meskipun beberapa tahun ini belum ada yang menggunakannya, tapi bukankah peraturan ini juga tidak boleh dilupakan?"

Dongfang Ya merasa disalahkan. 

Ia telah melupakan hal ini.

Xuanyuan Yi dan Han Wu masih terus berpikir keras, kemudian ia pun ingat akan peraturan ini!

Xuanyuan Yi melihat Dongfang Ya dan berkata, "Kalaupun Dongfang Ya telah melanggar aturan, anggap saja dia dieliminasi dari pertandingan ini."

"Menurutku memang dari awal Dongfang Ya sudah kalah!" Guru Qin berkata sambil menggelengkan kepalanya melihat Xuanyuan Yi, ia merasa otak Xuanyuan Yi benar-benar sudah tidak beres dan tidak ada obat lagi untuk menyelamatkannya.

Dongfang Ya merasa tidak terima. Ketika ia baru saja ingin membuka mulut dan memprotes, tapi Xuanyuan Yi melirik padanya. 

Xuanyuan Yi berkata, "Kalau kalah juga tidak apa-apa, dieliminasi dari pertandingan juga tidak masalah, tapi perilaku Yin Wushuang yang ingin membunuh Dongfang Ya saat dalam pertandingan tadi benar-benar tidak bisa dilupakan!"

Xuanyuan Yi benar-benar ingin memberi pelajaran pada Yin Wushuang!

Kemudian ia pun melanjutkan ucapannya, "Berdasarkan peraturan Shengxian Meng, jika bertengkar dan memukul murid lain di Shengxian Meng, maka murid tersebut akan dihukum, jika telah berniat membunuh murid lain maka kekuatannya harus diambil dan tidak boleh menginjakkan kaki di Shengxian Meng lagi!"

Guru Qin pun memandang langit lalu mengedipkan matanya, "Memang sepertinya apa yang kau ucapkan itu benar."

Awalnya Dongfang Ya merasa sangat senang, tapi tidak lama kemudian senyuman itu menghilang. 

"Tapi peserta pertandingan ini seharusnya harus mendapatkan persetujuan dan cap dari gurunya masing-masing baru boleh mengikutinya bukan?" Ia berkata seperti itu sambil mengeluarkan capnya.

Pertandingan kali ini bukanlah pertandingan yang biasa, mereka para guru harus memilih murid yang berkompeten dan memiliki level kekuatan yang tinggi baru disetujui untuk mengikutinya, sehingga pada saat bertanding mereka tidak takut atau ragu lagi.

Sementara itu cap yang ada di tangan Guru Qin berwarna putih dan masih baru karena selama ini ia belum pernah menggunakannya, capnya juga seperti tertutup oleh debu sehingga untuk mengecapnya saja mungkin akan sulit.

"Aku ingin tahu, bagaimana muridku bisa mendapatkan cap dariku dan membuat kalian menyetujuinya. Sikap Guru Qin kali ini sangat tegas, ia tidak lagi seperti sedang mabuk dan tidak bersendawa lagi.

Siguiente capítulo