webnovel

Yin Xue'er Menemui Zhou Qu

Editor: Wave Literature

Di dalam apartemen…

Yin Wushuang meletakkan kue ulang tahun yang dibawakan oleh teman-temannya tadi di atas meja.

Kemudian ia membuka tali merah yang ada di kotak kemudian mengeluarkan kue ulang tahun yang dilapisi coklat itu.

Di atas kue itu tertulis Selamat Ulang Tahun Ratu!

Disekeliling tulisan itu ada berbagai macam buah dan coklat.

Kemudian ia pun mengambilnya dan memakan kue itu.

 "Manis sekali."

 -

Disebelah utara...

Ada sebuah pabrik barang-barang bekas…

Pabrik ini berdiri sudah sangat lama, bangunan pabrik ini tinggi dan besar, di sekelilingnya dipenuhi rumput rumput, terkadang burung gereja pun berterbangan di sana.

Tapi di dalamnya, seperti ada dunia lain.

Selain terdapat mesin-mesin di dalam area pabrik itu, di sana juga ada sebuah karpet kulit harimau dan ada sebuah sofa kecil.

Di atas sofa itu tampak ada seorang pria berumur 50 tahun yang sedang mengenakan jas hitam duduk di sana.

Ia terlihat biasa saja tapi tatapan matanya sangat tajam, berbeda dengan mata manusia lainnya.

Kakak Chen melipat kedua tangannya dan melaporkan "Tuan, Yin Wushuang bukan manusia biasa, dia bisa menggunakan jurus pedang!"

Mendengar perkataan Kakak Chen, Zhou Qu sangat marah, "Pisau yang ada ditangan kalian apa gunanya kalau begitu?"

Kakak Chen memberi kode pada teman-temannya, lalu dengan cepat teman-temannya itu pun ikut menjelaskan, "Tuan Zhou, Yin Wushuang benar-benar gadis yang hebat, jurus yang dimilikinya sudah seperti adegan-adegan difilm, saat ia memainkan pedangnya, seketika pedang kami langsung jatuh ke tanah.

"Bodoh!!!!" Zhou Qu marah lalu ia menampar sofa itu, kemudian berdiri dengan sangat marah ia berkata, "Hanya karena seorang gadis kecil itu saja kalian yang berjumlah puluhan ini merasa takut dan kembali ke sini? Kenapa kalian bisa masuk dalam gengku ya? Sudah kalian jangan banyak alasan lagi!!!"

Zhou Qu merasa sangat kesal dan marah, ia sangat terluka dan sedih saat kehilangan anaknya Zhang Wei.

"Xiao Chen, kamu sudah tahu. Biar bagaimana pun Zhang Wei itu adalah anakku, Yin Wushuang dan Han Li telah membunuhnya, mereka berdualah yang telah membuatku kehilangan keturunanku, kini aku sudah tidak punya keturuna Zhou lagi. Kalian bersepuluh datang ke sana untuk membalaskan dendamku ini, tapi ternyata kalian kalah melawannya, kalian benar-benar membuatku kecewa, sangat membuatku kecewa…. Huk huk huk!"

Karena terlalu emosi, sehingga Zhao Qu pun batuk.

"Tuan,berikan aku kesempatan sekali lagi, kali ini aku akan membalas dendammu, aku pasti akan membunuhnya, jika dia belum mati, aku akan bertaruh nyawa padamu!"

Saat itu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar, tampak ada seorang lelaki gendut yang membawa orang itu masuk. Orang itu adalah Yin Xue'er, kemudian laki-laki itu berkata, "Tuan, sepertinya ada mata-mata yang datang!"

"Lepaskan aku! Lepaskan! Aku bukan mata mata! Aku adalah anak wakil walikota, anak dari Yin Sen!"

Anak wakil walikota?

Semua orang yang berada di sana seketika langsung terkejut.

Kenapa dia bisa datang ke sini?

Apa tujuanmu datang ke sini?

Beberapa orang yang ada di sana pun langsung mendekati Yin Xue'er, jika saat itu Zhou Qu memerintahkan mereka, pasti saat itu juga Yin Xue'er akan mati.

"Kamu..kalian mau apa? Kalian jangan datang!" Saat mereka datang mendekati dirinya Yin Xue'er pun langsung ketakutan dan berkeringat dingin, kemudian ia pun menatap Zhou Qu dengan keras membentaknya.

"Tuan Zhou, saya adik Yin Wushuang, dan kami satu sekolah, aku rasa kali ini kita bisa bekerja sama! Dia juga telah membunuh ibuku. Aku hanya ingin dia mati! Tujuan kita sama Tuan, jadi kumohon bantu aku juga!"

Mendengar perkataan Yin Xue'er seperti itu, Zhou Qu pun menyuruh anak buahnya melepaskan Yin Xue'er.

Yin Xue'er mengempalkan tangannya dan berkata, "Yin Wushuang sangat cerdik, tapi aku punya cara lain, kita bisa menyuruhnya pergi ke sebuah tempat kosong yang tidak ada penghuninya sama sekali. Kemudian Tuan bisa menyuruh anak buah Tuan bersembunyi dan diam-diam menembaknya, Aku yakin cara ini pasti berhasil, dia pasti akan mati!"

Siguiente capítulo