webnovel

Berhenti…….Wen Mo……

Editor: Wave Literature

Chi Wan ingin menumpahkan hasrat yang ada di hatinya. Namun, dia hanya bisa menggeleng kepalanya dengan cara yang tidak berdaya. "Berhenti berhenti….Wen Mo….emm…."

"Chi Wan, kamu akan suka seperti ini, dan juga akan ..." Menyukaiku.

Beberapa kata terakhir dia tidak mengatakannya. Dia menatap matanya dengan kesan yang sangat dalam, melihat wajahnya dengan lembut. Memeluk tubuhnya dengan sangat erat dan gerakan tangannya yang perlahan-lahan menjadi lebih cepat.

Ketika saatnya tiba, otaknya terasa kosong dan tubuhnya bergetar sangat hebat. Dia terus mendapatkan sengatan seperti sengatan listrik yang tidak bisa membuatnya berkata-kata.

Wen Mo mencium dahinya yang berkeringat. Lalu ciumannya berjalan menuju ke hidungnya yang mancung, dan hampir jatuh di bibirnya.

Tiba-tiba, terdengar suara yang renyah di ruangan yang sunyi itu yaitu suara tamparan.

Ada rasa sakit di pipi saat terdengar suara tamparan itu.

Wen Mo menyipitkan matanya dan mendongak. Dia melihat wanita yang ada di bawah wajahnya menangis.

Wajahnya berwarna kemerahan dipenuhi dengan amarah. Matanya tertutup dan air matanya mengalir.

Tangannya yang masih terangkat itu bergemetar…...

Wen Mo merasa bersalah. Dia mencoba menenangkannya ketika dia melihat air mata di wajahnya.

Dia tidak mengeluarkan suara tangisan. Bahkan dia tidak merengek, dia menangis dalam pelukan Momo. 

Tak ada suaranya, tetapi sangat menyakitkan hatinya.

Chi Wan meneteskan air matanya. Dia bangkit dari tempat tidurnya tanpa mengatakan sepatah katapun. Dia mengaitkan kancing-kancing bajunya tanpa pandang bulu, lalu berlari keluar tanpa mengucapkan pamit kepada Wen Mo.

Wen Mo melihat Chi Wan tersandung. Dan tanpa sadar dia menyentuh pipi yang telah ditampar.

Tampaknya dia benar-benar menolaknya.

Hal yang membuatnya tidak berdaya adalah bahwa dia ditampar untuk pertama kali selama hidupnya. Tetapi dia tidak marah, hanya sedikit frustasi.

Jika dia mengatakan bahwa Wen Mo telah menanggapinya beberapa kali untuk waktu yang telah lalu, bukankah itu karena dia memang sengaja melakukannya. 

Kali ini, dia tidak melakukan apapun, tetapi sikap posesifnya kepada Wen Mo sangat mengejutkan bagi Wen Mo.

Wajah Chi Wan yang mempesona membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya untuk pertama kali. Dan dia memaksa seorang wanita.

Tapi Chi Wan tidak mau bersamanya.

Apakah dia akan terus keras kepala dan membiarkan Chi Wan pergi dari hidupnya?

Wen Mo menghisap sebatang rokok yang terjepit di antara kedua jarinya. Dan dia bersandar di tempat tidur.

Dia tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia hanya melihat asap rokoknya yang membara.

Alisnya yang menawan mengernyit. Tertutupi asap rokok yang memanjakannya. Tiba-tiba dia tersentak dan memusnahkan puntung rokonya.

Dia tidak ingin menjadi tidak suka, juga tidak ingin melepaskan Chi Wan. Tidak peduli bagaimanapun, dia harus selalu berjuang untuk mendapatkannya.

Tidak ada yang lain selain Chi Wan, karena dia adalah wanita pertama dalam hidupnya yang bisa menggerakkan hatinya dan dia rela melepaskan tubuhnya. 

Wen Mo mengetuk pintu kamar utama yang ditempati Chi Wan, kemudian berkata, "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Aku tidak ingin mendengarnya." Ucap Chi Wan dari dalam kamar.

Wen Mo yang mendengarnya sedikit menyeringai sedih, "Aku minta maaf atas kejadian tadi."

Tiba-tiba Chi Wan membukakan pintunya. Dia melihat sepasang mata merah yang terpapar di matanya!

"Bisakah penghinaanmu tidak diselesaikan dengan uang dan permintaan maaf? Wen Mo, dua kali aku melakukan hubungan denganmu yang tidak jelas, tetapi bukan berarti kamu bisa mempermainkanku kapan saja dan di mana saja!" 

Kapan mereka melakukan hubungan? Kenapa Wen Mo tidak mengetahuinya?

Wen Mo dengan sekilas menduga bahwa apa yang Chi Wan katakan adalah ketika dia diberikan obat dan ketika Chi Wan mabuk. 

Setelah semuanya, sekali itu, mereka hampir sedikit marah.

Setelah dia menjelaskannya panjang lebar. Dia menelan lidahnya lagi.

Dia tidak mengubah ekspresinya, kemudian melontarkan perkataannya. "Aku akan bertanggung jawab untukmu." 

Chi Wan menjadi sedikit marah tapi masih bisa menenangkan dirinya. "Aku tidak ingin kamu bertanggung jawab. Aku hanya ingin kamu menjauh dariku."

Siguiente capítulo