"Han Jingnian?"
Ketika nama itu keluar dari mulutnya, air mata Xia Wanan seketika meleleh dari sudut matanya.
Dia benar-benar takut, sungguh amat sangat takut. Rasa takutnya seperti saat dia mendengar nenek menceritakan semua hal mengenai Han Jingnian. Ini adalah rasa takut paling mengerikan sepanjang hidupnya.
Tapi untungnya, semua rasa paniknya terbayar sudah ketika melihat Han Jingnian masih dalam keadaan baik-baik saja.
Xia Wanan duduk menghadap pada pria yang terdiam di depan batu nisan dan memanggilnya lagi, "Han Jingnian?"
Namun kali ini, saat Xia Wanan memanggil namanya lagi, tiba-tiba lampu kuburan padam semua.
Malam ini mendung, tidak ada cahaya bulan atau cahaya bintang. Di daerah pegunungan begini, suasana mendadak gelap dan tidak ada jejak cahaya sedikit pun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com