webnovel

Udaranya Tidak Begitu Bagus (1)

Editor: Wave Literature

Sedang tidur?

Sedang tidur, katanya?!

Qin Shujian merasa kepalanya seperti dipukul dengan tongkat setelah mendengarkan Xia Wanan berkata demikian. Dia menatap Xia Wanan sebentar, baru kemudian bereaksi terhadap apa yang Xia Wanan katakan.

Qin Shujian berdiri dan bicara untuk waktu yang cukup lama, tapi ternyata Xia Wanan tidak mendengarkan sepatah kata pun yang ia ucapkan. Bagaimana bisa wanita itu terus tidur?

Cukup. Sebelum Qin Shujian menghampiri Xia Wanan, dirinya sudah menyiapkan strategi untuk mengancam dan menyombongkan dirinya di hadapan Xia Wanan. Bahkan Qin Shujian bermaksud bersaing dengan Xia Wanan dari segi kecantikan maupun perhatian yang sudah didapatkan dari Han Jingnian. Namun hasilnya malah Xia Wanan mengejeknya dengan terus diam dan tidur.

Qin Shujian merasa seperti mencoba bertarung di atas kapas dengan semua kekuatan yang ia miliki, tapi ternyata tidak bisa melakukan apa-apa. Sudah tak terlukiskan betapa jengkelnya Qin Shujian sekarang. Pada akhirnya, Qin Shujian tidak bisa berpikir lagi dan hanya mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Xia Wanan. "Kau..."

Ketika Qin Shujian masih dipenuhi dengan kemarahan yang belum tersalurkan, Xia Wanan tiba-tiba meregangkan tubuhnya dan berdiri perlahan. Dia lantas berkata dengan sopan, "Kau suka berada di sini? Kalau begitu kau boleh duduk di sini. Di sini udaranya tidak begitu bagus, tidurku jadi tidak nyenyak. Aku akan pindah ke tempat lain."

Setelah berkata demikian, satu tangan Xia Wanan menutupi mulutnya yang sedang menguap, sementara satu tangan lagi mengangkat roknya agar dia lebih mudah berjalan. Kemudian Xia Wanan berjalan dengan sepatu hak tingginya dan melihat sekeliling untuk pergi mencari tempat yang sepi.

Qin Shujian diam menunggu Xia Wanan meninggalkan tempat itu. Setelahnya, dia baru bereaksi dengan apa yang dimaksud dari kalimat yang baru saja diucapkan oleh wanita tersebut.

Udaranya tidak begitu bagus, katanya … Apa kedatangannya telah mencemari udara di sini?

Qin Shujian sangat tidak senang melihat Xia Wanan berada di dekat Han Jingnian. Ia terus mencoba pergi mendekati Han Jingnian. Tapi setiap kali Qin Shujian baru memanggil, 'Tuan Han,' dia selalu dihentikan oleh asistennya yang menyebalkan. Namun saat melihat Xia Wanan bisa berada di dekat Han Jingnian hari ini membuat kemarahannya semakin mendidih, lantas Qin Shujian memutuskan menghampirinya. Namun hasilnya di luar dugaan. Xia Wanan bukannya takut dengan amarahnya, tapi malah sebaliknya; Qin Shujian jadi lebih kesal daripada sebelumnya.

Sangat sulit untuk mengajak asisten Han Jingnian bekerja sama dengan hanya menjual wajah Qin Shujian yang cantik. Tapi Qin Shujian adalah seorang wanita yang cerdas, dan secara tak terduga berani mengatakan hal seperti barusan pada Xia Wanan. Sebenarnya sejak debut hingga sekarang, Qin Shujian selalu dihalangi oleh asisten Han Jingnian ketika ingin mendekatinya.

Qin Shujian menatap Xia Wanan yang duduk di dekat jendela dengan suasana hati buruk. Kemudian Qin Shujian menghentakkan kakinya dan pergi mencari saudara perempuannya.

Setelah Xia Wanan mendapatkan tempat duduk, ia membuka ponselnya. Acara jamuan makan malam perusahaan ini akan berjalan cukup lama hingga acaranya selesai. Sehingga, Xia Wanan mengistirahatkan kembali kepalanya di atas meja dan memejamkan mata.

Tapi kali ini Xia Wanan tidak benar-benar tidur. Dia tidak tahu apakah sedang merasa terlalu sensitif, karena sekarang Xia Wanan terus merasa seseorang tengah menatap dirinya. Tetapi setiap kali Xia Wanan membuka mata, dia tidak menemukan seseorang yang sedang menatapnya. Sampai Xia Wanan membuka matanya untuk keenam kali, akhirnya dia menemukan orang yang terus memerhatikannya.

Orang itu adalah seorang gadis yang terlihat dua atau tiga tahun lebih muda dari Xia Wanan. Gadis itu mengenakan rok pendek putih dengan rambut hitam panjang yang dibiarkan tergerai indah.

Ketika Xia Wanan mengetahui kalau gadis itu sedang menatapnya, si gadis jadi terlihat ketakutan, gelisah, dan salah tingkah.

Xia Wanan tidak bermaksud menakuti gadis tersebut. Jadi setelah melihat reaksinya, Xia Wanan memberikan senyum lembut.

Siguiente capítulo