webnovel

Siaran Langsung Di Dunia Lain

Editor: Wave Literature

Su Tianji merasa jarak dari istana Taoist Liuyun ke kota Jiuhua cukup jauh, jadi ia merasa bahwa mempelajari teknik pengendalian pedang selama satu hari sudah lebih dari cukup.

Setelah ia mempelajari teknik pengendalian pedang, ia tak berpikiran untuk kembali lagi. Dan setelah kembali ke istananya, ia mulai berlatih teknik pengendalian pedang sendirian.

Awalnya para kultivator dapat menggunakan artefak spiritual untuk terbang, tetapi ada banyak batasan yang harus diikuti. Jadi daripada menggunakan artefak spiritual untuk terbang, menguasai teknik pengendalian pedang lebih menguntungkan.

Jika ia bisa menguasai teknik pengendalian pedang seperti Li Xiaoyao, ia tidak punya alasan untuk takut pada musuh atau saat mengalami kesulitan.

Sebagai pemain baru The Legend of Sword and Fairy, hal pertama yang dilakukan oleh Su Tianji setelah kembali ke istananya adalah, berlatih teknik pengendalian pedang.

Ia berlatih sejak kemarin malam hingga dini hari. Dengan kemampuan kultivasinya, ia bisa tidak tidur hingga belasan hari. Karena itulah, tidak masalah walaupun begadang semalaman.

Meskipun dunia ini dipenuhi dengan kultivator, tapi mantra yang digunakan di dunia ini sangat berbeda dengan teknik pengendalian pedang. Lagi pula para prajurit juga bisa mempelajari teknik tersebut.

Bagi mereka para kultivator di dunia ini, mempelajari teknik pengendalian pedang sangat mudah, tetapi untuk bisa terbang di atas pedang, para kultivator tetap butuh waktu untuk berlatih.

Sebelumnya, Su Tianji tidak keberatan jika berada di pengasingan selama berpuluh-puluh tahun. Selama ia bisa mengontrol pikirannya dengan tenang, maka ia tidak akan merasa bosan.

Tetapi hari ini, setelah ia melatih teknik pengendalian pedang selama semalaman, ia sudah merasa sangat bosan.

Kalau dipikir-pikir, kemarin saat ia berlatih teknik pengendalian pedang sendirian, tiba-tiba Ling yang lembut dan imut bertepuk tangan untuknya. Lalu masih ada Yueru yang bisa diajak bersaing untuk melihat siapa yang bisa menggunakan teknik pedang dengan lebih baik. Selain itu, ia juga bisa meningkatkan teknik pengendalian pedangnya agar terbiasa membunuh monster yang ada di dalam game.

Meskipun kemajuannya dalam menguasai teknik pengendalian pedang tidak bisa secepat Li Xiaoyao, tetapi dengan mengendalikan karakter Li Xiaoyao, ia bisa mempelajari dan memahami skill dengan lebih cepat, dan memberikan banyak keuntungan baginya saat berlatih.

Di dalam game, saat ia kelelahan setelah berlatih, ia bisa pergi berbelanja dan melihat lampion. Kalau dipikir-pikir, kemarin ia dan Ling bahkan berbelanja sampai setengah jam.

Sekarang setelah ia pikir kembali, ia bisa bersenang-senang.

Su Tianji benar-benar tidak ingin kembali ke kota Jiuhua, tetapi ia tiba-tiba ingin sekali bermain game The Legend of Sword and Fairy.

Saat ia memikirkan tentang bagaimana ia bisa meningkatkan teknik pengendalian pedang dengan bermain game The Legend of Sword and Fairy, rasa penasarannya pun semakin meningkat.

"Sekarang semua sekte dan fraksi telah mengirimkan ucapan selamat padaku. Jadi untuk sementara waktu, aku punya lebih banyak waktu luang, haruskah aku…."

Ia mengerutkan keningkan dan memikirkan game The Legend of Sword and Fairy yang ia mainkan kemarin, "Haruskah aku pergi sekarang?"

Su Tianji kembali ke aula Tianji dan bersiap-siap. Tetapi dalam perjalanan menuju warnet, tiba-tiba ia berhenti lalu bergumam, "Kalau aku pergi sekarang, pasti sudah tidak ada kursi."

Meskipun ia sangat menikmati permainannya, tetapi ia tidak mau mengantri lagi.

"Pelajaran hari ini sudah selesai. Haruskah kita pergi ke kota Jiuhua?" Saat itu dua murid perempuan berjalan di koridor. Mereka berdua cukup berbakat, dan Su Tianji sering mengajak mereka pergi ke suatu tempat. Kemarin pun ia mengajak mereka berdua ke kota Jiuhua untuk bermain game The Legend of Sword and Fairy.

"Kenapa pergi ke kota Jiuhua?" Tanya murid lainnya yang terlihat bingung.

"Untuk bermain The Legend of Sword and Fairy."

"Lebih baik jangan. Sekarang pasti sudah tidak ada kursi lagi."

"Kenapa tidak ada kursi?" Tanya siswi yang agak pendek dan berwajah bulat, lalu ia menambahkan dengan gembira. "Teman-temanku yang ada di kota Jiuhua memberitahuku melalui giok komunikasi, mereka bilang kalau Super Internet sudah menambahkan hingga 100 komputer. Jadi sekarang tidak perlu khawatir akan kehabisan kursi!"

"Apa benar masih ada kursi?"

"Tentu saja!" Jawab siswi berwajah bulat lalu menyenggol temannya, "Haruskah kita pergi sekarang?"

Kedua siswi itu berdiskusi sambil berjalan. Saat mereka mulai menyadari keberadaan Su Tianji, mereka pun membeku beberapa saat. Karena merasa malu, mereka pun segera memberi hormat dengan bersujud ke Su Tianji.

"Fenghua, Yuexin, apa yang baru saja kalian katakan?!" Su Tianji memekik sambil memandang mereka dengan tatapan tajam. 'Bukankah barusan mereka bilang kalau Super Internet baru saja menambahkan 100 unit komputer?'

"Gawat, Master pasti akan sangat membenci murid-muridnya yang tidak bisa fokus belajar dan berkultivasi." Gumam mereka berdua yang ketakutan.

"Apakah kalian baru saja bilang kalau Super Internet menambahkan 100 komputer baru?" Tanya Su Tianji yang menatap kedua muridnya dengan mata coklatnya.

"Hmm…." Kedua muridnya sangat terkejut saat tahu bahwa Master nya mendengar semua percakapan mereka. 'Sialan! Semoga kita tidak akan dihukum.' Pikir mereka.

Saat itu tiba-tiba mereka berdua mendengar Su Tianji berkata, "Ayo kita pergi!"

"Pergi?" Tanya kedua siswi itu saling bertukar pandang.

"Pergi ke kota Jiuhua."

"Kenapa pergi ke kota Jiuhua lagi?" Tanya kedua siswi tersebut.

"Aku berencana untuk…." Awalnya Su Tianji ingin bilang kalau ia berencana untuk bermain game The Legend of Sword and Fairy, tetapi untuk menghindari memberi pengaruh buruk kepada para muridnya, ia pun mengubah kalimatnya. Sambil meletakkan tangannya di belakangnya, ia pun berkata dengan santai, "Aku telah belajar banyak hal dari teknik pengendalian pedang, dan aku ingin mengembangkan teknik keterampilanku lebih lanjut di sana. Bukankah kalian berencana untuk pergi ke sana?"

"Iya, benar." Jawab mereka berdua seraya menganggukkan kepala. "Kami juga ingin mempelajari tentang teknik pengendalian pedang lebih lanjut."

Mereka berdua pun menghelas nafas lega. Sekarang mereka akhirnya memiliki alasan bagus untuk bermain game The Legend of Sword and Fairy. Ayo kita pelajari bersama-sama.

...

Mereka akhirnya sampai dalam waktu singkat. Mereka pun masuk ke warnet dan melihat ada begitu banyak perubahan di dalam warnet tersebut.

Hal yang paling menonjol adalah, ada layar raksasa yang menempel di atas dinding. Saat mereka melihatnya, ada banyak orang yang memperhatikan layar tersebut sambil menunjuk.

"Hmm?" Gumam Su Tianji yang merasa penasaran kemudian bertanya, "Untuk apa itu?"

"Untuk siaran langsung." Ia tiba-tiba terdengar suara yang familiar dari sampingnya.

Kemudian Su Tianji menoleh dan mengerutkan keningnya, "Xiao Yulu?"

"Kenapa kamu mondar-mandir?" Tanya Su Tianji sambil mengerutkan keningnya karena masih tidak paham. Xiao Yulu tidak boleh bermain game dan makan makanan yang ada di warnet Fang Qi. Setelah menonton permainan orang lain, Xiao Yulu masih tidak boleh bermain.

Hal itu membuat Xiao Yulu merasa sedih. Awalnya, tidak banyak pelanggan yang datang untuk bermain game, tetapi sekarang semua pelanggan ingin bermain.

Semua teman baiknya sedang bermain game di komputer mereka. Sekarang semua orang berlarian untuk bermain di Super Internet. Hal tersebut adalah hiburan baru bagi para Tuan muda yang kaya raya.

Semua orang membicarakan game yang ada di warnet Super Internet. Orang yang tidak bermain game, pasti sulit untuk terlibat dalam pembicaraan.

Karena itulah, Xiao Yulu datang lagi ke warnet.

Meskipun ia tidak bisa bermain, tapi ia bisa menonton. Dengan cara seperti itulah, ia bisa ikut berdiskusi dengan teman-temannya.

Karena ia malu untuk mengakui hal tersebut, jadi Xiao Yulu bertanya ke Su Tianji dengan canggung.

Setelah melihat ekspresi Xiao Yulu, Su Tianji mengubah topik pembicaraan mereka dan menunjuk ke arah layar raksasa. "Apa yang dimaksud dengan siaran langsung?"

Xiao Yulu datang lebih awal daripada Su Tianji. Karena ia tidak bisa bermain, jadi ia memiliki banyak waktu untuk bertanya-tanya hingga mendapatkan jawaban yang jelas. "Bukankah mereka semua suka menonton permainan pemilik warnet ini? Jadi ia menyiapkan layar besar agar semua orang bisa menontonnya."

"Hah? Apa asyiknya menonton permainan orang lain?" Kakek Yinlong tiba-tiba datang tanpa disadari. Ia datang bersama dengan murid-muridnya. Ia tidak mengerti kenapa ada orang yang suka menonton permainan orang lain.

Begitu ia selesai berbicara, seseorang dari kerumunan berteriak, "Ya Tuhan! Apakah itu Fraksi Gunung Shu?"

"Bagaimana bisa Fraksi Gunung Shu dibangun di atas langit?!"

"Gedung fraksinya megah sekali, benar-benar tempat di mana Dewa Pedang tinggal."

Tiba-tiba mereka melihat ada sebuah rangkaian kata yang muncul di layar, Keren Sekali. Tulisan tersebut muncul lalu menghilang.

Kemudian mereka melihat ada sederetan tulisan lagi, Selanjutnya Tolong Panggil Aku Murid Dari Fraksi Gunung Shu!

Lalu ada tulisan lagi, Teman-Teman Yang Ada Di Toko Seberang Jalan, Apakah Kalian Menontonnya?

"???"

"Bagaimana tulisan-tulisan ini bisa bermunculan?" Tanya mereka yang menjadi semakin bingung dan membeku.

(Catatan: Siaran langsung yang ada di China, bisa memunculkan semua komentar di atas videonya, sesuai dengan waktu asli atau real time. Fungsi tersebut sebenarnya bisa dimatikan.)

Siguiente capítulo