webnovel

Ketika Nona Bangsawan Berkata Kasar

Editor: Wave Literature

Liang Shi masuk ke dalam game dan mengganti pistolnya menjadi belati.

Hal itu ia lakukan karena terpengaruh setelah melihat permainan Fang Qi kemarin. Tak hanya Liang Shi, tetapi beberapa orang lainnya juga mengubah senjata mereka dari pistol menjadi belati.

"..." Fang Qi memperhatikan para pemain seraya berkata, "Kalian semua berencana melewati level ini dengan menggunakan belati?"

"Hehehe… tanganku gatal kalau tidak memegang belati!," ujar Liang Shi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Kalian tak perlu terburu-buru." Fang Qi tertawa seraya berkata, "Nanti kalian akan memiliki banyak kesempatan untuk melatih keterampilan kalian menggunakan belati di dalam game selama knife-only speedrun."

Sejak pertama kali mereka bermain Resident Evil, kekuatan Song Qingfeng, Lin Shao dan lainnya sudah semakin meningkat secara drastis. Mereka lebih menyukai bermain game ini karena lebih menyenangkan dibandingkan dengan latihan bela diri yang begitu melelahkan. Karena itulah, mereka telah menjadi pelanggan setia yang setiap hari harus datang ke warnet Fang Qi.

"Apa? Knife-only speedrun?" Song Qingfeng, Lin Shao, Li Xi dan seorang lagi datang ke warnet Fang Qi pagi tadi dan mendengar kata baru yaitu knife-only speedrun. Song Qingfeng pun langsung bertanya, "Apa itu?"

"Itu adalah mode yang membuat para pemain bisa menunjukkan seluruh kemampuannya." Jawab Fang Qi, ia kemudian menjelaskan, "Kalian akan tahu saat memasuki level itu."

Fang Qi ingat di dunia tempat ia tinggal sebelumnya, Resident Evil 1 Remake Version yang dikeluarkan secara resmi menawarkan pemain untuk memilih dua mode setelah mereka melewati level game, yakni mode bertahan nyata dan mode musuh yang tak terlihat. Sedangkan mode knife-only speedrun adalah mode tantangan bunuh diri yang ditemukan oleh para pemain itu sendiri.

Mode tersebut membuat karakter utama bermain game hanya dengan belati. Jika itu adalah kenyataan, tak kan mungkin ada orang yang mau melakukannya.

Di dalam dunia dalam game, setelah melewati level tertentu, banyak sekali pemain tingkat tinggi yang merasa tidak puas dengan kesulitan yang ada di dalam game. Apakah itu yang menyebabkan para pemain membuat tantangan yang lebih ekstrim lagi?

Tentu saja iya, karena melewati keseluruhan permainan tersebut dengan menggunakan belati adalah hal yang terbaik.

Akan tetapi Resident Evil Satu VR Remake Version yang dibuat oleh sistem, memaksa pemain untuk bermain dalam mode knife-only speedrun setelah mereka menyelesaikan game tersebut!

Tentu saja, bagi yang bisa menyelesaikan game tersebut hanya dengan belati dalam mode VR, adalah master yang hebat dari yang terhebat!

Karena mode tersebut membutuhkan keterampilan bertarung yang tinggi. Kalau tidak, pemain akan langsung mati seketika saat melawan monster pemburu yang memiliki kekuatan yang tak tertandingi!

"Sepertinya aku harus lebih banyak berlatih menggunakan belati!" Ujar Song Qingfeng sambil tertawa saat membuka gamenya.

Tak lama kemudian, di layarnya muncul sebuah monster bersisik yang mengerikan!

Itu adalah monster pemburu!

"Tuan Song, akhirnya kamu melawan monster pemburu?" Lin Shao dan beberapa orang yang lain datang untuk melihat permainan Song Qingfeng!

"Monster pemburu?!"

Semakin banyak orang yang datang ke warnet dan perhatian mereka tertuju pada monster pemburu yang sedang dilawan Song Qingfeng. Melawan monster pemburu berarti pemain tersebut telah berada dipertengahan jalan menuju akhir game.

"Apakah itu artinya aku akan segera menyelesaikan game ini?!"

"Bersenang-senanglah." Ujar Fang Qi sambil mengelus perutnya yang lapar. Ia baru ingat kalau ia belum sarapan pagi ini.

Transformasi Virus T dapat dilihat sebagai bentuk dari evolusi. Evolusi tubuh manusia menjadi tubuh yang lebih sempurna. Itulah kegunaan T-virus!

Dalam sejarah di Resident Evil, hampir tidak ada orang yang bisa berevolusi dengan sempurna, dan hampir semua orang yang terinfeksi berubah menjadi monster.

Evolusi yang dialami oleh Fang Qi tidak mengalami mutasi apapun, dan membuatnya berevolusi secara sempurna.

Tetapi perubahan evolusi yang dialaminya menguras banyak energi, karena itulah Fang Qi pun merasa sangat lapar.

"Bibi Wang! Aku beli sekantong besar bakpao daging!"

"Sekantong… besar?" Walaupun orang selalu bilang kalau prajurit memiliki nafsu makan yang sangat besar, tetapi tidak sebesar itu juga, kan?

Bibi Wang yang merupakan seorang penjual bakpao yang ada di samping warnet Fang Qi bahkan sampai berdiri karena terlalu terkejut.

Bukan xiaolongbao kan?

"Apa? Dua kantong ya?"

"Sepertinya anak muda di tokomu juga belum sarapan, apakah kamu membelikannya untuk mereka juga?" Tanya bibi Wang yang salah paham.

"Baiklah!"

Setelah bibi Wang membuka penutup bambu, Fang Qi pun mengambil dua bakpao dan langsung melahapnya.

"Makanlah pelan-pelan, itu masih panas!" Ujar bibi Wang yang tak bisa menghentikan tawanya. "Qi, akhir-akhir ini apa yang kamu lakukan? Bisnis mu semakin hari menjadi semakin baik daripada bisnis Ayahmu sebelumnya."

Dan bibi Wang pun mulai bergosip. "Pemuda berbaju ungu itu dari keluarga bangsawan. Bahkan penjaga gerbang kota pun menghormatinya. Kamu jangan berbuat kasar padanya."

"Tidak akan." Balas Fang Qi lalu melahap bakpao nya lagi.

"Enak!" Bakpao di dunia ini memiliki bentuk yang besar dan tidak menggunakan bahan pengawet, perasa, dan sejenisnya. Lemak daging yang ada di dalamnya juga membuat bakpao tersebut menjadi semakin lezat. Karena tubuh Fang Qi juga masih dalam tahap pemulihan setelah menyuntikan virus T, ia pun langsung melahap sepuluh bakpao lebih.

Setelah itu, barulah rasa lapar nya mulai berkurang.

Bibi Wang yang melihatnya pun terkejut, lalu tertawa sambil berkata, "Apakah semua orang yang berlatih bela diri memang makan sebanyak ini sekarang? Aku senang anakku sekolah, atau aku bisa menjadi miskin karena nafsu makannya!"

Fang Qi pun tertawa lalu membalas, "Kalau boleh tahu, apakah Bibi tahu di mana Kakek Zhou berada?"

"Apakah kamu membutuhkan sesuatu darinya?

"Iya." Jawab Fang Qi. "Aku ingin membeli tokonya." Imbuhnya.

"Aku mengerti." Balas bibi Wang, lalu berpikir sejenak kemudian berkata, "Aku pikir Zhou sedang mencoba untuk menjual tokonya. Aku akan membantumu untuk menanyakannya."

"Baiklah. Terima kasih, Bibi Wang." Saat Fang Qi sudah selesai sarapan, ia melihat Xu Zixin dan Shen Qingqing berjalan di persimpangan.

"Pak! Hari ini kami datang pagi, jadi bisakah kami bermain sedikit lama?" Shen Qingqing masih menginginkan untuk bermain game itu lebih lama, namun tetap saja tidak bisa.

"Tidak bisa, setiap orang hanya bisa bermain selama enam jam." Jawab Fang Qi yang tidak mudah untuk dibujuk. Ia kemudian menunjuk ke tokonya dan menambahkan, "Lagipula ini sudah siang."

"Apa? Sudah siang?" Shen Qingqing kemudian berjalan ke dalam toko.

Tiba-tiba terdengar suara jeritan Shen Qingqing. "Pak! Kenapa tidak ada kursi yang tersisa?!"

"Apa? Tidak ada kursi lagi?!" Tanya Xu Zixin lalu segera berjalan ke dalam toko dan melihat kalau sebelas kursi sudah penuh dan ada banyak sekali orang yang berdiri di dalam sana.

"Pak, mengapa ada begitu banyak orang hari ini?!" Tak disangka warnet sudah penuh sepagi ini, dan hal tersebut membuat Xu Zixi menggigit giginya untuk menahan amarah. Ia pikir dirinya sudah datang lebih awal, tetapi ia justru tidak mendapatkan tempat duduk.

"Aku juga tidak tahu." Fang Qi pun ikut bingung. Hari ini ada begitu banyak orang datang sejak pagi, dan ia bahkan tidak bisa memakan bakpao nya sambil duduk.

"Apa? Tidak tahu?" Tanya Xu Zixi yang merasa bahwa ucapan Fang Qi barusan terdengar lucu. "Pak, apakan ada orang yang menjalankan bisnis sepertimu?"

"Ada." Jawab Fang Qi sambil menunjuk dirinya sendiri.

Setelah melihat ekspresinya yang tidak bersalah, Xu Zixin merasa ingin memukulnya.

"Aku akan melepaskanmu kali ini." Ujar Xu Zixin lalu mendengus kesal. Setengah itu ia berusaha untuk menahan amarahnya dan tetap tenang.

Tetapi apakah ia dan Shen Qingqing harus menunggu di sana?

Mereka berdua saling bertukar pandang dan berpikir, "Apakah kita harus menunggu selama enam jam?"

Shen Qingqing kemudian mengetuk-ketukkan kakinya seraya berkata, "Pak, bisakah Bapak mengubah batas waktunya menjadi tiga jam?"

Fang Qi pun menjawab, "Ku pikir kamu mengeluh kalau enam jam itu terlalu sebentar."

"Pak, aku telah salah paham, maafkan aku." Ujar Shen Qingqing yang merasa ingin menangis.

Xu Zixin hanya menghela nafas lalu berkata, "Tidak heran mengapa Bapak mengatur waktu menjadi enam jam. Anda pasti sudah mengantisipasi jika hal seperti ini akan terjadi."

Fang Qi mengangkat bahunya kemudian membalas, "Aku sudah bilang kalau semua aturan di sini masuk akal."

"Haruskah kita kembali lagi nanti?"

"Ini sangat menyebalkan!" Keluh Shen Qingqing yang merasa sangat marah sambil menginjakan kakinya di lantai berulang kali. Ia kemudian menatap sekeliling kota dan berkata, "Aku akan bangun pukul enam pagi besok! Aku akan berada di sini lebih awal daripada siapapun!"

Setelah mengatakan hal itu, Shen Qingqing akhirnya menyetujui ucapan Xu Zixin dan berkata, "Mari kita kembali lagi nanti!"

"Bisnismu bagus juga anak muda!" Ujar bibi Wang yang tak bisa menahan tawanya. "Apa yang kamu jual di tokomu? Aku lihat para pelanggan mu bukan orang dari kalangan biasa. Apa kamu tidak takut kalau mereka bertengkar di dalam?"

"Mungkin tidak ada begitu banyak orang sekarang, tapi saat tokomu sedang ramai, kadang mereka berdiri sambil mengantri makan!" Bibi Wang terus mengobrol sambil menjaga tokonya. "Aku masih ingat beberapa pemuda memotong antriannya lalu berkelahi di depan tokoku. Haduh, haduh… ."

Bahkan sampai sekarang, bibi Wang takut jika tiba-tiba terjadi sesuatu.

Fang Qi yang awalnya hanya mendengarkan, kini menjadi semakin mengerti dan akhirnya mulai bertanya-tanya.

Tentu saja para pemain wajib mematuhi aturan yang ada di warnetnya, tetapi itu hanya karena mereka semua sedang bermain. Ketika semua kursi sudah terisi, mereka yang menunggu dapat menghabiskan waktunya dengan mendiskusikan alur cerita Resident Evil bersama temannya.

Tetapi, jika ada lebih banyak pelanggan yang datang ke warnetnya, akankah ucapan bibi Wang menjadi kenyataan?

Sebelum Fang Qi datang ke dunia ini, ia sering datang ke warnet. Orang-orang di warnet sangat mudah untuk mencari masalah dan bertengkar, lalu mengganggu pelanggan lainnya. Karena itulah, Fang Qi bertekad tidak akan membiarkan hal itu terjadi di warnetnya.

"Haruskah aku menambah aturan lain?" Tanya Fang Qi sambil memutar matanya. Ia sedang memikirkan hal tersebut selama perjalanan menuju warnetnya.

Siguiente capítulo