webnovel

31 JANGAN BERTANYA KARENA AKU TIDAK AKAN MENJAWABNYA.

waktu telah menunjukkan pukul enam saat maria dan verto tiba di istana,maria bergegas turun dari mobil lalu berlari menuju kamarnya.verto menyadari kepanikan maria karena pagi ini maria memberikan terapi pada raja.verto tersenyum menatap maria berlari kecil meninggalkannya didalam mobil.

maria dengan cepat membersihkan diri ,setelah usai mengenakan pakaian dan menyisir rambutnya lalu bergegas menemui raja.

proses pengobatan sama dengan terapi pertama mengalirkan panas pada titik titik syaraf raja yang mati.terdengar jeritan jeritan kecil raja.ludwiq tidak lagi khawatir mendengar jerit kesakitan raja.ludwiq menunggu dengan setia didepan kamar raja hingga maria keluar dari kamar raja.proses terapi berjalan selama hampir satu jam,maria keluar dengan tubuh lemah dan wajah yang pucat.maria tidak tidur selama satu malam.membuatnya kehilangan banyak energi.

"mister,terapi raja pagi ini telah usai,ramuanpun telah raja minum.tolong bantu raja membersihkan diri" ucap maria lirih.

"dokter terlihat pucat,apakah dokter sakit" tanya ludwiq cemas.

"aku tidak tidur satu malam ini " jawab maria.

"aku beristirahat dulu,nanti siang aku akan kembali kemari untuk memberikan raja obat obatan" lanjut maria.

"baik dokter,silahkan beristirahat,semoga anda cepat pulih" jawab ludwiq pada maria lalu berlalu meninggalkan ludwiq.

**

verto telah usai membersihkan diri.berbalut setelan jas buatan tangan berwarna abu abu tua terlihat tampan sempurna,hatinya begitu bahagia dengan senyum dibibirnya yang selalu mengembang.mematut dirinya didepan cermin dengan tatapan puas.

pernikahannya dengan maria saat fajar tadi di gereja kecil membuatnya melambung tinggi ke awan.dengan bersiul verto keluar dari kamar menemui raja.raja terlihat lebih segar dan wajahnya mulai memerah,duduk dikursi roda menikmati hidangan pagi.

"ayahanda" sapa verto dengan riang lalu mencium tangan dan pipi raja.

raja terheran menatap keceriaan putranya pagi ini.verto lalu duduk disebelah raja,meraih setangkap roti lalu melahapnya habis.raja semakin terheran.

"apakah ayah melewati sesuatu hal yang indah" tanya raja pada putranya.

"tidak ayah" jawab verto ringan lalu meraih gelas susu dan kembali meminumnya habis.

"pelan pelan tidak ada yang akan merebut makananmu" ucap raja sambil menepuk pundak verto berkali kali.

"bagaimana dengan kesehatan ayahanda" tanya verto.

"luar biasa,dua kali terapi dan pengobatan,tubuh ayah yang lumpuh mulai ayah rasakan denyutnya" jelas raja dengan tersenyum.ludwiq yang berdiri disisi raja ikut tersenyum bahagia.

perbincangan antara ayah dan anak berlangsung tidak lama,terlihat verto mencium tangan dan pipi raja lalu beranjak pergi meninggalkan kamar raja.

verto berjalan menuju kamar maria,dengan perlahan membuka pintu kamar maria lalu menghampiri maria yang sedang terlelap dalam tidurnya.

verto duduk disisi maria yang terlelap ,merapikan rambut panjangnya yang terjuntai menutup wajah cantik maria.

"aku adalah pria paling beruntung didunia ini"gumam verto lirih lalu mencium kening maria dengan lembut.

"tidurlah sayang,tunggu aku malam ini" bisik verto lembut ditelinga maria lalu meraih tangan maria dan menciumnya dengan lembut.verto berdiri membenahi selimut maria lalu beranjak pergi keluar dari kamar maria.

**

"tock...tock...tock" bunyi pintu diketuk.

maria meletakkan buku yang sedang dibacanya lalu berdiri berjalan membuka pintu.

"hallo dokter" sapa veria riang.

"hallo juga putri " jawab maria tersenyum.

"apakah dokter sibuk?" tanya veria sambil berjalan memasuki kamar maria.

"tidak" jawab maria singkat.

"maukah dokter menemaniku ke butik membeli hadiah" tanya veria lagi.

maria terdiam sejenak lalu mengangguk.

veria tersenyum dengan binar dimatanya.

"kita berangkat sekarang ya" ucap veria riang.lalu mengandeng maria keluar dari kamar.veria dam maria pergi di antar supir kerajaan.

diwaktu yang sama diruangn kerja,verto sedang meluruskan punggungnya yang terasa letih pada sandaran kursi.

"pangeran,apakah bersiap untuk pulang " tanya fian.fian menatap jam di pergelangan tangannya waktu menunjukkan pukul 6.

verto lalu berdiri berjalan meninggalkan meja kerjanya.

"ayo kita pulang" ucap verto dengan riang.hari ini fian dan seluruh staff di kantor terheran dengan sikap riang verto.hal yang mustahil mendapati pangeran mereka yang dingin dan acuh berubah riang.

saat didalam mobil verto memahami rasa heran yang tergambar dari wajah fian.

"jangan bertanya karena aku tidak akan menjawabnya" ucap verto dengan mata tertutup bersandar pada sandaran jok dalam mobil.bibirnya tersenyum membayangkan wajah cantik maria yang sekarang sepenuhnya menjadi miliknya.

***

"selamat datang" sambut pelayan butik pada veria dan maria.veria dan maria tersenyum mengangguk .

"tunjukkan padaku semua gaun terbaru" ucap veria ,pelayan mengangguk patuh lalu berlalu pergi.

veria menarik tangan maria menuju rak berisi tas tas.

"ini bagus untukmu" ucap veria menunjukkan tas kulit buatan tangan berwarna hijau tua.

maria tersenyum menanggapi ucapan veria,maria menatap tas tas mewah yang berjajar rapi namun hatinya tidak tertarik sedikitpun.

"tuan putri,pakaian pakaian yang anda minta sudah kami kumpulkan,silahkan bila tuan putri ingin mencobanya" ucap pelayan pada veria.

" dokter. tunggu sini ya" ucap veria lalu meninggalkan maria menuju kamar pas.maria menatap veria masuk dalam kmr pas.

"bruk.." terdengar benda terjatuh usai dua tubuh bertabrakan.

maria terhuyung bersandar pada rak tas.

"apakah kamu buta?!" tanya gadis cantik dengan nada tinggi (sisi).

maria hanya tersenyum menaggapi dengan acuh.seketika sisi meradang menyaksikan sikap acuh maria.

sisi menatap jijik pada maria yang menggunakan jeans koyak di paha dan lututnya atasan kaos putih dengan berlapis cardigan berwarna putih tulang.flatshoes kulit polos warna kulit

membungkus kaki cantik maria.

"putri sisi apa afa yang bisa kami bantu" sapa pelayan pada sisi.

"usir keluar perempuan miskin ini" ucap sisi dengan arogan.

"siapa yang ingin kamu usir" tanya veria dari belakang sisi.

sisi menoleh menatap kebelakag, seketika kepalanya berdenyut menyadari veria dibelakangnya.

"perempuan ini" jawab sisi sembari menunjuk pada maria.

veria tersenyum pada sisi.

"apakah dia melukaimu " tanya veria pura pura cemas sambil memeriksa seluruh tubuh sisi.wajah sisi menjadi merah karena malu.

"perempuan miskin ini tidak pantas berad dalam butik mewah ini" ucap sisi geram memandang tajam maria.maria hanya tersenyum sinis lalu berjalan pergi meninggalkan veria dan sisi.

"dengan siapa kamu ke mari" tanya sisi mencoba mengalihkan suasana.veria terlihat sibuk memilih pakaian pakaian yang tergantung dihadapannya.

"dengan perempuan yang membuatmu marah tadi" jawab veria acuh tampa memandang sisi.

seketika sisi pucat mendengar jawaban veria.

"kamu terlalu lunak pada pelayanmu,sikapnya begitu kurang ajar" ujar sisi sambil pura pura ikut memilih pakaian.

veria kembali tidak menanggapi ucapan sisi. matanya berbinar menatap sebuah gaun sutra cantik berwarna kuning gading dengan,simple namun elegan.

"miss,tolong panggilkan dokter maria yang tadi datang bersamaku" ucap veria pada pelayan.pelayan mengangguk hormat lalu pergi meninggalkan veria.

sisi terkejut mendengar ucapan veria,wajahnya memerah seakan mendapat tamparan pada wajahnya.

"dokter maria adalah dokter pribadi ayahanda,bersikaplah hormat padanya bila kamu tidak ingin mendapat masalah dikemudian hari" ucap veria lembut dengan tersenyum sinis.sekstika wajah sisi kembali pucat.

veria tidak menyukai sisi karena sikap arogan sisi dan juga rasa tidak tahu malunya yang selalu mengejar kakaknya verto.veria beranjak pergi meninggalkan sisi dengan membawa tiga gaun ditangannya.

Siguiente capítulo