webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Suasan dirumah ibu Ratih terasa sangat hangat dan ramai.Kedatangan Riki dan Tesa membawa kebahagiaan tersendiri untuk ibu Ratih dan pak Adi yang melihat anaknya berkumpul walaupun tidak semua.Karna Raka yang memilih tinggal diluar negeri.Ya kakak Reno yang tertua memilih untuk tinggal di Inggris,karna istrinya berasal dari sana.

"Tante mau buah..."rengek Angga manja kepada Lina.

"Mau buah apa sayang..."Lina terlihat senang karna Angga yang terus menempel padanya.Ya Lina senang akan anak kecil.

"Aku juga mau donk..."timpal Reno yang disambut dengan tatapan sinis sang ponakan.

"Nih,paman kan sedang dihukum jadi gak boleh deket deket sama tante Lina nya aku..."Angga memberi Reno buah salak dengan wajah yang dibuat buat serius.

Tingkah Angga yang sedari tadi sangat sinis akan Reno,disambut gelak tawa oleh semua anggota keluarga yang ada.

Tapi tidak dengan Reno yang terlihat sangat frustasi karna Angga tak membiarkannya untuk dekat dekat dengan Lina. Angga selalu menempel pada Lina,bahkan Lina mandi pun Angga tungguin didalam kamar dan mengunci pintunya dari dalam.

Dan sekarang disaat makan malam yang duduk disamping Lina bukanlah dirinya melainkan Angga yang ada ditengah tengah mereka.

"Tante nanti bacain Angga dongeng ya..."rengek Angga lagi sambil memasukan sepotong buah melon kedalam mulutnya.

"Sama nenek aja ya sayang tidurnya,nanti nenek ceritain cerita yang pasti kamu suka..."Ibu Ratih menawarkan diri untuk tidur bersama sang cucu,karna dia tau anak bungsunya sedang cemburu melihat istrinya yang selalu didekati oleh Angga.

"Gak mau,aku maunyasama tante.Nenek gak tau ya aku ini lagi rindu sama tante..."tolak Angga yang membuat Riki tertawa puas.Karna anak nya berhasil membuat Adiknya menekuk wajahnya karna tak kebagian sang istri.

"Terus Angga gak kangen donk sama nenek..."ucap Ibu Ratih dengan nada sedihnya.

"Angga kangen kok sama nenek..."Angga berdiri dan berlari kearah sang nenek dan memeluknya erat.

"Kalo sama kakek kangen gak..."tanya pak Adi yang duduk tepat disamping sang istri.

"Iya donk Angga kangen sama nenek dan kakek..."kali ini Angga berganti memeluk kakeknya.

"Kalo sama paman Reno,Angga kangen gak..."tanya pak Adi memancing sang cucu yang memang terlihat lucu ketika ia menggoda sang paman.

"Kangen,tapi paman Reno udah ambil tante Lina nya Angga.Jadi kangennya batal deh..."Lagi lagi jawaban yang Angga membuat semua yang ada disana tertawa.Apalagi Riki yang tak habis pikir sang Adik bisa sangat cemburu hanya pada seorang anak kecil.

* * *

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam,dan anggota keluarga lain sudah memasuki kamar mereka masing-masing untuk istirahat,hanya menyisakan adik kakak yang terlihat masih menikmati kopinya dihalaman belakang.

"Kayaknya hubungan kalian berjalan lancar ya..."Riki membuka obrolan diantara meraka.

"Ya,semenjak kita pindah rumah dan tinggal satu atap beberapa bulan ini.Membuat aku memutuskan untuk mencoba lebih serius menjalani hubungan ini tanpa harus terikat kontrak..."jawab Reno jujur.

Riki memang mengetahui hubungan yang dibangun Lina dan Reno hanya sebatas kontrak,dan dia pula yang sudah memberikan saran untuk Reno menjalankan pernikahan kontrak ini.

"Tapi sepertinya berkembang lebih pesat,kamu bisa segitu cemburunya walau sama anak kecil."tebak Riki yang membuat Reno membulatkan matanya tak percaya akan kata kata yang ia dengar dari sang kaka.Ya walaupun memang dia masih kesal karna Angga yang tak membiarkannya untuk dekat dekat dengan Lina.

"Apa cemburu.Hahaha gak lah masa aku gitu..."Reno menjawab dengan tawa garing yang ia buat,membuat Riki menyunggingkan senyum dibibirnya.

"Udah aku bilangkan,Lina itu wanita yang baik.Dia tidak sama seperti mereka yang kau sebut cewek matre..."kata kata Riki terasa tidak asing ditelinganya karna ia mendengar itu hampir setiap hari dari sahabatnya Leo.

"Ya aku tau.Kakak benar aku tidak salah memilih calon istriku..."Reno mengingat kembali bagaimana dulu ia sangat frustasi mencari calon istri yang tepat untuknya.Lebih tepatnya untuk sang ibu.

Sudah belasan cewek yang Riki kenalkan untuk Reno untuk menjadi calon istrinya,tapi selalu berakhir dengan penolakan ibunya.

Yang memang Ibu Ratih sangat pemilih untuk urusan pendamping hidup anak anaknya, walaupun ibu Ratih membebaskan mereka untuk memilih,tapi bu Ratih selalu mencari yang terbaik dari yang baik.

Tapi dulu ketika Reno menunjukan foto Lina,ibunya langsung suka tanpa penolakan apa apa.Walaupun saat itu Reno belum bisa memastikan Lina mau atau tidaknya menikah dengan dirinya.

"Apa rencanamu kedepannya..."tanya Riki tentang masa depan hubungan Reno dan Lina.

"Aku belum tau,yang aku tau sekarang aku sedang berusaha bersikap lebih baik kepada dia..."jawab Reno jujur,memang dia sangat terbuka kepada kakaknya satu ini,mungkin karna perbedaan umur mereka yang tak terpaut jauh.Hanya 6 tahun saja jarak usia di antara mereka.

"Kalo aku boleh kasih saran,sebaiknya kamu bisa dengan segera menjadikan Lina seutuhnya menjadi istri mu,menjadi milik mu yang sebenarnya..."Terlihat Riki sangat mendukung hubungan sang adik dengan istri kontraknya.

"Kamu ngertikan apa yang kakak maksud.Ibu bapak tuh sudah pengen banget dapet cucu dari kamu tau,mungkin aja kamu bisa ngasih cucu perempuan buat mereka..."Permintaan Riki yang terdengar sama seperti orang tuanya membuat Reno menyunggingkan senyum diwajahnya.

"Akan ku usahakan segera keponakan kecil untuk Angga..."tak terasa kata kata itu meluncur mulus dari mulut Reno.

"Ya udah bikin sana..."ucap Riki dengan kodenya.

"Gimana mau bikin kalo berandal kecil kakak terus nempel sama istri aku..."Reno kini jujur dengan ketidak sukaannya dengan sikap anak sang kakak.

"Dia tidak tidur sama Lina kok,dia tidur dikamar sama Tesa..."mendengar itu Reno terperanjat senang.

"Kenapa kakak gak bilang dari tadi..."Reno langsung beranjak dari sana dan menuju kamar, begitu mendengar apa yang diucapkan sang kaka.

Melihat itu Riki tersenyum senang karna terlihat adiknya sudah banyak berubah.Riki senang Reno bisa bahagia dengan seorang wanita yang baik seperti Lina.

Krieet...

Reno memasuki kamarnya perlahan,dia takut sang kakak hanya sedang menggodanya.Reno memasuki kamar yang terlihat gelap karna lampu yang dimatikan.

Pertama dia mencari saklar untuk menghidupkan lampu untuk memastikan tak ada Angga yang ikut tidur dengan sang istri.

Setelah Reno memastikan tak ada berandal kecil Angga di ranjangnya,Reno kembali mematikan lampu kamarnya dan mulai beranjak menaiki ranjang.

Seperti biasa Reno memposisikan tubuhnya dibelakang tubuh Lina yang tidur menyamping.Reno memeluk tubuh sang istri seperti biasa,hanya saja kali ini Reno terasa semakin lebih menempel pada Lina.

Tangannya diperut Lina semakin ia eratkan dan kakinya dibawah sana menjadikan kaki Lina seakan bantal guling.Dia sengaja melakukan itu supaya Lina terbangun dan dia bisa mengobrol sebentar dengan Lina.

Usaha Reno tak sia sia,perlahan lahan ia merasakan tubuh Lina yang sedikit mulai ada pergerakan,terasa Lina menggenggam tangan Reno yang berada diperutnya.

"Kak Reno..."Lina terbangun dan sadar ada sang suami dibelakang nya.

"Angga kemana kak..."tanya Lina karna tak menemukan Angga yang ada Reno yang menempel padanya.

"Gak tau..."jawab Reno dengan nada malas dia sebal karna Lina lebih peduli dengan keponakannya.

"Tadi kan aku tidur sama dia kak..."Lina mencoba bangkit dari tidur tapi Reno tahan.

"Angganya udah dipindahin sama mas Riki dan mba Tesa ke kamar mereka..."tebak Reno dengan tepat.

Ya setelah Angga dan Lina terlelap tidur,Tesa dan Riki memindahkan Angga dari kamar Reno kekamar mereka,karna mereka mengerti Reno yang sedang terlihat ingin bermanja dengan Lina harus terganggu oleh anak mereka.

"Kayaknya kamu lebih senang tidur sama Angga ketimbang sama aku..."protes Reno kini tengah menyembunyikan wajahnya tepat dibawah ketiak Lina.

"Ikha masa sama anak kecil aja ngiri..."celetuk Lina yang benar benar tak percaya jika Reno sangat kekanak-kanakan.

"Abisnya,aku tuh sengaja pulang cepet karna mau ketemu kamu,eh yang ada malah aku dicuekin."protes Reno lagi masih dalam keadaan yang sama.

"Ya maaf,lagian tetap aja masa sama anak kecil aja cemburu..."kata Lina yang kini tengah mengusap rambut Reno lembut.

"Ok aku maafkan tapi..."Reno kini bangun dari posisinya.Dan...

Cupp...

Lagi Reno mengecup bibir Lina berkali membuat Lina tak mampu menolak atau merespon karna Reno yang melakukannya dengan tiba tiba.

"Yuk tidur..."Reno menyudahi kecupannya disaat ia merasa cukup.Dan kembali ketempatnya semula.Reno pikir untuk saat ini dengan Lina tidak menolak ciuman darinya itu sudah membuatnya senang,karna ia tau Lina pasti masih terasa asing dengan keadaan yang sekarang.

Reno menyembunyikan wajahnya dibawah ketiak Lina dengan tangan kaki yang memeluk Lina erat.

Siguiente capítulo