webnovel

Isi Kontrak Pernikahan 14

Lina membuka matanya tepat pukul empat pagi.Karna merasa hawa dingin yang menusuk tulangnya.

"Akh sepertinya aku tertidur disini sepanjang malam."Lina melihat kesekeliling yang terlihat sepi.Terdapat dua boks besar disana yang belum sempat Lina rapihkan.

"Dasar pria tak berperasaan,suami macam apa yang membiarkan istrinya mengemas dan merapihkan semuanya sendiri.Suami istri haha.Badanku pegal pegal sekali." Lina terkekeh begitu menyadari kata katanya yang dianggapnya tak pantas ia ucapkan.Suami istri bukanlah kata yang pantas untuk hubungan mereka menurut Lina.

"Aku berharap manusia itu tidak pulang setahun ini kesini."ucap Lina pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju kamar untuk mengechek Reno pulang atau tidaknya.

"Brengsek.Dia tidur dikamar dengan nyaman tanpa membangunkan aku yang tidur kedinginan disana.Entah pria macam apa yang aku nikahi ini."umpat Lina begitu menemukan Reno yang sedang tertidur pulas diatas kasur empuknya.Ingin sekali saat ini Lina mencaci dan memaki suaminya itu yang tak berperasaan.

Lina langsung menyambar handuk dan beberapa potong pakaian untuk ia bawa kekamar mandi.Ya Lina terbiasa mandi dipagi hari seperti sekarang.

Sekitar tiga puluh menit Lina menghabiskan waktunya dikamar mandi,dia mandi air hangat untuk menghilangkan rasa pegalnya.Biasanya saat masih tinggal dirumah lamanya,begitu dia merasa kurang enak badan Lina akan pergi untuk dipijat keseorang dukun beranak yang tinggal tak jauh dari kompleks perumahannya.

"Aku kangen tepung terigu dan telur haaaa."ungkap Lina begitu melihat dapurnya.

"Aku kangen mixer,kangen loyang kue dan..akh bisa gila aku hidup tanpa membuat kue selama setahun ini."ucap Lina meracau membayangkan akan kehidupannya setahun mendatang.

"Teh hangat dulu deh,masak juga aku gak punya apa apa didapur."Lina memang belum belanja keperluan dapur mengingat kemarin dia sangat sibuk sendiri menata setiap barang bawaannya dari rumah lamanya.

"Aku akuin sih pemandangan dari sini tuh bagus,tapi tetap aja aku rindu kehidupan bebasku disana."Lina terduduk dikursi kerja Reno.Saat ini dia ada ruang kerja untuk menikmati suasan pagi kota jakarta.Dikamarnya juga bisa sih tapi sungguh ia tak mau satu ruangan dengan Reno yang menyebalkan itu.

* * *

"Ka bangun,temenin aku kedepan untuk belanja,ka..." Lina tengah mencoba membangunkan Reno dengan mencubitnya dengan kasar karna cara halus tidak berhasil.

"Lina sakit akhh,kamu apa apaan sih."gerutu Reno karna cara Lina membangunkannya tak selembut biasanya.

"Abisnya tidurnya kayak kebo sih.Aku udah bangunin kaka dari setengah jam yang lalu tau."

"Iya ada apa emang,ini juga baru jam Enam kali.Masih pagi..."Reno mencoba bangun dan terduduk dipinggir ranjangnya dengan mengusap usap tangannya yang terasa panas karna ulah Lina tadi.

"Anter aku belanja,sekalian cari sarapan aku lapar.Didapur gak ada apapun untuk dimasak."Ucap Lina dengan menyilangkan tangan didadanya.

"Iya ayo,tunggu aku cuci muka dulu." Reno meloyor pergi meningalkan Lina yang berdiri mematung didepannya.

* * *

Reno dan Lina kini tengah menikmati sarapannya.Mereka tengah menikmati ketoprak dipinggir jalan disebuah pasar.

Awalnya Reno menolak ajakan Lina yang mengajaknya berbelanja kesebuah pasar bukan kesebuah supermarket.Tapi entah mengapa mendengar Lina yang merengek seperti anak kecil membuat Reno menurutinya.Bahkan ia ikut masuk kedalam pasar mengikuti Lina berbelanja sayur.

"Aku udah,ayo cepetan makannya."Reno menyelesaikan makannya dengan cepat karna merasa tak nyaman akan tempatnya,walaupun ia tak menyangkal rasanya ketopraknya memang enak.

"Bentar bentar..."Lina mempercepat makannya sampai disuapan terakhir ..

Uhhukk uhuukkk...

Lina keselek..

"Nih minum,pelan pelan aja makannya udah kayak orang kelaperan aja."sungut Reno sambil menyerahkan segelas air putih.

"Aku belum makan dari kemarin siang tau.Wajar kalo aku kelaparan."ucap Lina jujur.

Mendengar itu Reno terdiam pikirannya kembali melayang kekejadian semalam ketika menemukan Lina yang tertidur dengan pakaian seksinya.Memang terlihat dengan jelas jika tubuh Lina sangat kecil mungkin bisa dibilang kurus.

"Yuk aku udah selesai."Lina membuyarkan lamunan Reno.

"Yuk pulang,udah kenyangkan."Reno menenteng semua belanjaan dapur Lina menuju mobil.

Sepanjang perjalanan pulang keadaan mobil sama seperti biasa.Sepi senyap yang terdengar hanya ada suara deru mesin mobil yang teedengar.

Lina memilih melemparkan pandanganya keluar jendela melihat gedung gedung yang menjulang tinggi.Sedangkan Reno mencoba berkonsentrasi dengan setirnya,tapi tetap saja dia selalu mencuri pandang akan istri yang tengah disampingnya itu.Entahlah walaupun pikirannya menyuruhnya berkata untuk tidak melakukan itu,tapi tidak dengan bisikan hatinya yang terus saja ingin melakukan hal itu.

Untung perjalanan mereka sebentar karna jalan yang tak macet,hanya butuh waktu setengah jam dan kini mereka sudah sampai diapartemen.

Begitu sampai, Remajano langsung bergegas kekamar untuk mandi dan kekantor,sedangkan Lina menuju dapur untuk membereskan belanjaannya.Keadaan rumah kembali seperti biasa sepi senyap sama dengan suasana tadi didalam mobil.

"Aku berangkat dulu,aku akan pulang kesini walaupun malam.Dan aku baru akan menghubungimu kalau aku tidak akan pulang."ucap Reno sebelum dia menghilang keluar dibalik pintu.

"Apa apaan itu,aku malah berharap jika kamu tak pulang tau."ucap Lina kesal begitu Reno pergi kerja.

* * *

Sudah seminggu Lina menempati tempat tinggal barunya.Tak ada perubahan yang berarti diantara Reno dan Lina.Reno yang selalu pulang larut malam,dan tak mempunyai waktu banyak untuk Lina.

Tak seperti mertuanya seminggi ini sudah tiga kali mengunjunginya bahkan mengajaknya Lina jalan jalan.Seperti hari ini Lina baru pulang begitu magrib tiba,ibu Ratih mengajaknya kesalon untuk perawatan rambut.Awalnya Lina hanya menemani tapi ujung ujungnya dia pun ikut ikutan mertuanya.Lina memotong rambut panjangnya menjadi pendek diatas pundak.

Cklek...

Suara pintu terbuka dari luar menandakan Reno pulang dari kantornya.

Lina kini tengah memasak didapur tak menyadari kepulangan Reno yang lebih awal dari biasanya.

"Masak apa..."tanya Reno menghampiri Lina kedapur untuk mengambil minum.

"Kaka kapan pulang,aku lagi masak capcay sama telor.Tumben pulang cepat."jawab Lina tanpa menengok,dia tetap terus fokus akan masakannya.

Lina tak menyadari Reno terus memperhatikannya dari belakang,dengan senyum dan tatapan yang entah apa artinya.

Siguiente capítulo