Harry sudah menegurnya.
"Kau sebaiknya makan pelan-pelan jika tidak ingin tersedak kembali," ucap Harry memberikan peringatannya yang lembut.
Kelima sekawan yang lain nampak menatap dengan ekspresi yang datar dan juga bodoh.
"Aku jadi ingin punya kekasih secepatnya dan menikah jika kekasihku seperti pria bodoh ini," Steven meruntuk dengan kesal ketika melihat kemesraan sepasang suami istri ini yang menggelitik naluriah percintaannya.
Arthur sudah meledeknya dengan sarkas.
"Bukankah kau sudah memiliki kekasih?"
Steven sudah membalasnya dengan malas.
"Aku sudah bilang, aku sudah putus dengannya ketika aku kembali ke kota ini. Apa kau tidak bisa mengingat hal itu?
Arthur sudah membalasnya dengan pasti.
"Karena biasanya kau sering menggonta-ganti pasanganmu, aku pikir kau sudah memiliki seseorang kekasih baru. Apa kau melakukan cuti dadakan?"
Steven kemudian seolah berpikir dengan serius.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com