"Aku yakin kau tahu letaknya, jika kau yang menyelipkannya. Kenapa tidak memberitahuku secara langsung?," mata itu mencoba mengamati dengan lamat, meminta jawaban.
Diam beberapa saat seolah mengumpulkan keberanian, Aruna mengatakan, "aku ingin kau mencarinya,"
Mahendra awalnya sekedar menduga, namun kali ini lelaki tersebut paham bahwa istrinya benar-benar sedang berkecamuk hebat.
Menanggalkan makan sebab kehilangan selera, Mahendra merapikan makanan di hadapannya, "Aku harus bekerja," Aruna membuat anggukan ringan kala mendengarkan kalimat ini, "Aku berharap istriku kembali ke hotel dan istirahat,"
"Aku akan menunggumu," Mahendra spontan menghentikan gerakannya. Waktu seolah berhenti beberapa detik untuknya. Lalu, sebuah desahan kembali keluar dari bibirnya kala perempuan itu kembali berujar, "Apakah aku tak boleh menunggumu disini?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com