"Beraninya kau berperilaku di luar aturan! Siapa yang memberimu perintah?!" tangan pria dengan dagu dipenuhi jenggot tebal tengah mencengkeram kuat-kuat kerah baju ajudan di hadapannya.
"Maaf," suara ini bergetar. Detik berikutnya, hantaman merobek bibir ajudan tersebut. Untuk ketiga kalinya, pria tinggi besar berkulit hitam itu mendekat dengan langkah lambat seolah memberi waktu supaya pemuda tersebut mengaku.
Herry yang berdiri di pojok ruangan hanya bisa memejamkan matanya melihat sahabat sekaligus rekan kerjanya kembali mendapatkan cengkeraman pada leher, "Kau masih beruntung, tuan muda sedang keluar kota," sekali lagi, pria yang dagunya dipenuhi rambut tebal mengangkat tubuh tak berdaya Jav.
"Sial!," Herry mengumpat, suara bernada rendah tersebut masih bisa di dengar yang lain, "Tuan datang," pemuda yang menjadi ajudan paling erat dengan tuannya ini baru saja menurunkan handphonenya dari pandangan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com