"Lalu kenapa kau menggunakan piama menyerupai istriku, Apa kau juga berpikir dia yang sudah merebut tempatmu? Atau kau ingin menemaniku tidur" Ucap Hendra dalam senyum menyeringai penuh tanda tanya.
Ada dada berdetak kencang menerima ucapan mata biru. Nana disindir secara nyata bahwa dia bukan apa-apa di banding istri Mahendra yang bahkan sudah mengisi malam malamnya. Jelas maksud pria ini tempat gadis biasa saja bernama Aruna lebih kuat.
"Jika kamu mau tidak masalah untukku" Nana hanya menjawab pertanyaan terakhir. Entah apa isi otak gadis ini yang secara nyata menjatuhkan harga dirinya.
"heh.. hhehe" Kekeh Mahendra mendengarkan jawaban Nana. Dia menertawakan gadis yang tadinya sempat membuat pernyataan bahwa Aruna yang merebut tempatnya dan kini dalam sekejap dia berbalik ingin mengisi tempat istrinya.
"Keluarlah kau membuat perutku geli.." kembali Mahendra bersuara seiring caranya meneguk lemon tie hangat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com