webnovel

Neuron Melompat Kacau

"Sayang buka mata mu.. sebentar saja". Aruna hanya menggeliat, tangan besar menyikap wajahnya mengharap dirinya segera menyapa pagi. 

Mendung di kepala sudah menghilang kini tinggal rasa malas untuk terbangun. Tapi dia terus saja mengganggu, mengusap dan mengharap matanya terbuka. Aruna mencoba mengerjapkan mata, melihat sekeliling dan dibuat terpana.

_ini masih jam 6 pagi, bagaimana bisa Hendra sudah begitu rapi dan siap untuk pergi?_ sekretarisnya bahkan sudah berdiri tepat di belakang sembari menunggu tuannya mencoba membangunkan istrinya.

"Hendra mau ke mana?". Gelisah gadis ini.

"Pekerjaan ku sudah menanti, jadi berikan aku kecupan mu supaya aku bisa berangkat dengan hati senang hehe". Dan dia mendekat mengendus lalu melumat bibir istrinya. Kebiasaan yang semakin lama semakin berani saja. Aruna bahkan belum menemukan kesadaran secara penuh. Tapi dia sudah menerima perlakuan Hendra yang makin menjadi. 

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo