webnovel

Benar

Mama Denada memelukku lama sekali dan mengelus bahuku setelah melonggarkan pelukannya. Sepertinya mama Denada baru selesai menangis karena wajahnya masih sembab dan basah. Tatapannya sendu dan terlihat sangat merasa bersalah.

Aku mengelap kedua pipi mama Denada dengan kedua tanganku sambil berusaha tersenyum, "Mama udah sarapan?"

Mama Denada menggeleng dan hampir tertawa, "Mana bisa Mama sarapan kalau Denada ga mau makan udah berhari-hari?"

"Maafin Faza ya, Ma. Denada jadi begitu gara-gara Faza."

"Bukan. Denada bersikap begitu karena ga ngerti kalau niat Faza baik." ujar mama Denada dengan tatapan mantap sambil mengajakku masuk. "Denada baru aja tidur satu jam yang lalu, jadi kalian nunggu Denada bangun dulu. Ga pa-pa kan? Mama pikir kalian datengnya siang. Mama ga tau kalau kalian dateng sepagi ini."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo