webnovel

Cangkang

"Kenapa cemberut begitu?" aku bertanya pada Astro sambil mengusap rambut yang masih basah dengan handuk.

Sekarang sudah malam, dia baru sempat menghubungiku melalui video call ke laptop setelah mengerjakan proyeknya yang entah apa dan entah berada di mana. Aku sudah beberapa kali mencoba memberinya panggilan video call tadi sore, tapi sepertinya dia masih sibuk.

"Kamu ga bisa nolak kalau tangan kamu dipegang laki-laki lain?"

Aah, kurasa aku tahu apa maksudnya.

"Aku megang tangan beberapa orang hari ini. Om Hanum, Om Hubert ..."

"Kamu tau maksudku, Honey." Astro memotong ucapanku. Sepertinya dia marah. Bahkan kurasa tatapan matanya yang tajam mampu membuat seorang anak kecil menangis hanya dengan melihatnya.

"Zen cuma bantu aku ngusir pengganggu."

"Kan ga harus pegang tangan kamu."

"Coba aja kamu bilang gitu ke Zen. Kan dia yang pegang tanganku, bukan aku yang pegang tangan dia duluan."

Astro terdiam. Apakah aku keterlaluan?

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo