webnovel

Chapter 285 - Perempat Final

Arena pertarungan Ostia, di babak perempat final.

[Peserta Nagi yang begitu ramai dibicarakan menekan lawan dengan sihir fantastisnya! Dan Peserta Kojiro malah hanya diam dan mengawasi dari salah satu sudut arena!]

Negi saat ini sedang sibuk menghindari serangan dari dua orang peserta yang berasal dari ras manusia laba-laba. Satu peserta lelaki yang bertubuh bagian bawah laba-laba menyerang Negi yang menggunakan sihir petir, sedangkan peserta wanita yang memiliki tubuh manusia tapi memiliki enam mata dan enam lengan menyerang menggunakan pedang berukuran sedang.

Sihir petir yang diarahkan kepada Negi bisa dihindari dengan mudah, karena Negi bisa memprediksi arah dari petir tersebut sebagai pengguna sihir petir yang jauh lebih hebat dari musuhnya.

Sedangkan ketika ia berhadapan satu lawan satu melawan wanita berlengan enam yang memakai pakaian maid, Negi memperkuat tubuhnya menggunakan Magecraft yang lebih mudah digunakan daripada sihir penguat tubuh yang digunakan oleh penyihir kebanyakan.

Dari segi dasar kekuatan fisik wanita berlengan enam itu lebih kuat dari Negi. Tapi Negi yang lebih unggul dari penggunaaan tehnik sihir dan kuantitas energi sihir dengan mudahnya bisa mengungguli wanita laba-laba itu.

Keenam pedang milik wanita berlengan enam itu langsung patah dan hancur berkeping-keping ketika ditebaskan ke tubuh Negi yang sudah diperkuat sampai ke level maksimum. Meski keenam pedangnya sudah hancur, wanita berlengan enam itu tidak menyerah dan memukul tubuh Negi menggunakan keenam lengannya dengan pukulan yang cepat dan bertubi-tubi.

Pukulan yang bertubi-tubi itu membuat Negi berada dalam posisi bertahan, karena ia sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk menyerang. Dan yang bisa Negi lakukan saat ini menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang si wanita berlengan enam.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Wanita berlengan enam yang menyerang Negi secara bertubi-tubi akhirnya mulai memperlambat ritme dari serangannya. Karena serangan yang ia lakukan bisa dengan mudah membuat lengannya merasa pegal dan serangan semacam itu juga menghabiskan banyak stamina. Dan Negi yang unggul dalam stamina karena selama ini ia hanya perlu bertahan, mulai bisa membaca ritme dari serangan musuhnya itu dan ketika wanita berlengan enam itu memperlihatkan celah dalam pertahanannya.

Negi menggunakan Raika Houken yang merupakan jurus andalannya dan pukulannya itu mendorong tubuh wanita berlengan enam itu sampai membentur dinding arena dan membuat dinding arena itu retak.

lelaki yang tubuh bagian bawahnya adalah laba-laba menyerang Negi menggunakan sihir air tepat setelah Negi berhasil memukul wanita berlengan enam menggunakan Raika Houken. Dan sihir air bertekanan tinggi itu, tepat mengenai tubuh Negi.

Untungnya Negi masih sempat menggunakan Magia Erebea di saat yang tepat, karena kalau tidak meskipun ia menggunakan sihir penguatan tubuh sekalipun tubuh akan mendapatkan luka yang cukup parah.

***

"Hmm, jadi dia menggunakan Jovis Tempestas Fulguriens sebagai suplemen untuk memperkuat tubuhnya dengan Magia Erebea. Dia benar-benar nekat melawan dua orang sekaligus meskipun ia tahu kedua musuhnya cukup kuat," Kata Kotarou sambil menghela nafasnya. "Ditambah lagi sepertinya ia mulai terbiasa menggunakan Magia Erebea, seakan-akan ia ingin bisa setara dengan Shirou-Nii-san secepat mungkin. Meskipun otaknya brilian Negi terkadang tidak bisa membedakan hal yang mungkin dan tidak mungkin. Apa dia sama sekali tidak paham juga kalau tidak mungkin bagi dirinya atau diriku untuk menyaingi Shirou-Nii-san dalam segi kekuatan tempur apapun yang terjadi."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dengan tubuh yang sudah diperkuat menggunakan menggunakan sihir badai petir, Negi bergerak dengan sangat cepat ke arah lelaki dengan bagian tubuh bawah laba-laba. Dan menghancurkan dinding sihir air yang melindungi lelaki itu. Tubuh lelaki itu terlempar ke udara dan akhirnya ia pingsan ketika tubuhnya terjatuh ke lantai arena.

[Dengan pingsannya kedua pesertayang menjadi lawan dari Nagi dan Kojiro, maka babak perempat final bagian pertama sudah selesai! Kita nantikan babak perempat final bagian kedua dalam waktu satu jam]

***

"Fuh bocah itu memang tidak seberbakat ayah dan kakak laki-lakinya, tapi hebat juga dia bisa menjadi sekuat ini hanya dalam waktu beberapa minggu," Kata Rakan yang menonton pertandingan dari area VIP. "Dan lagi dia kan sudah menang harusnya dia senyum dong, bukannya mencoba untuk terlihat keren seperti aku!"

"Hentikan kata-katamu itu Jack, ucapanmu itu terdengar menjijikkan tahu!" Kata Theodora istri dari Rakan yang masuk ke dalam area VIP ditemani kedua orang pengawalnya. "Dan lagi arena pertandingan ini adalah usaha milikmu, seharusnya sebagai pemilik arena sekaligus investor bayangan dari Nagi Grandprix kau harus lebih sering menunjukkan dirimu."

"Ah, istriku Theodora yang sifatnya seperti kuda liar akhirnya kamu datang juga," Kata Rakan yang senang ketika melihat kedatangan istrinya.

"Hei! Meskipun Theodora-Hime-Sama adalah istrimu tidak pantas bagimu untuk mengucapkan hal semacam itu kepada Theodora-Hime-Sama! Jangan ucapanmu dasar orang rendahan!"

Salah satu dari dua orang pengawal Theodora yang protes terhadap Rakan, tiba-tiba saja tubuhnya terlempar ke belakang karena pukulan dari Theodora yang saat ini terlihat sangat marah.

"Rakan adalah suamiku, dan dia dan diriku sudah terbiasa mengucapkan hal seperti di saat kami berduaan! Kau hanyalah pengawalku tahu! Dan Rakan adalah suamiku dan ayah dari putraku! Jaga kelakuanmu dasar pengawal tidak tahu diri!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Setelah Theodora mengusir kedua pengawalnya keluar dari ruang VIP. Theodora memeluk erat tubuh suaminya itu dan berkata;

"Jack! Aku sangat merindukanmu! Sangat merindukanmu! Kenapa sih kau tidak mau tinggal di istana bersamaku dan memilih tinggal di reruntuhan antah berantah!"

"Oi, Oi Theodora, jangan memelukku seerat itu, aku jadi susah bernafas tahu," Kata Rakan dengan wajah yang memerah. "Lagipula bukannya aku nggak mau tinggal denganmu dan Jack kecil di istana. Kau tahu kan kalau kedua orang tuamu dan saudaramu nggak suka denganku. Bahkan pernikahan kita saja nggak akan mungkin bisa terjadi kalau bukan karena prestasi yang kuraih di perang yang terjadi dua puluh tahun yang lalu."

"Hmmph kau tidak usah pedulikan mereka semua! Karena yang terpenting adalah kebahagiaan dari keluarga kita!" Kata Theodora sambil menggembungkan pipinya.

"Kelakuanmu nggak seperti perempuan berumur tiga puluh tahunan kalau kau manyun seperti itu," Kata Rakan sambil tersenyum ketika ia melihat istrinya merajuk. "Harusnya kau mulai bersikap seperti umurmu Theo-chan."

"Ras Hellas itu bisa hidup sampai ribuan tahun tahu! Jadi umur tiga puluhan masih bisa dibilang anak-anak!" Kata Theodora. "Kau juga sudah hidup ratusan tahun bukan! Tapi kelakuanmu terkadang juga lebih kekanak-kanakan dariku!"

"Ahahaha kalian berdua memang pasangan suami istri yang terlihat lengket," Kata Seras sang sekertaris jenderal dari Ariadne. "Aku jadi iri, mengingat suamiku sudah lama meninggal dan aku hanya memiliki satu orang putri."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Salah satu pahlawan perang dan putri tomboy dari kerajaan Hellas menikah menjadi suami istri dan memiliki anak," Kata Ricardo anggota senat dari Megalomesembria dan salah satu petinggi Megalomesembria yang memihak Ala Rubra. "Benar-benar sulit untuk dipercaya."

"Ooh Seras dan Ricardo rupanya, apa yang kalian berdua lakukan di tempat ini? Bukannya akan berbahaya bagi kalian berdua kalau kalian ketahuan akrab denganku?" Tanya Rakan yang sedang memeluk balik Theodora.

"Kami berdua datang kemari dengan menyamar jadi kau nggak usah kuatir, ditambah lagi aku juga sudah melakukan sesuatu supaya nggak ketahuan," Jawab Seras. "Karena kesibukan kami sulit sekali bagi kita untuk bertemu bukan? Jadi kurasa di waktu festival seperti ini adalah waktu yang paling tepat bagi kita untuk berkumpul."

"Kedatangan kalian mengganggu waktu berkualitas yang ingin kuhabiskan dengan suamiku tahu!" Protes Theodora sambil manyun. "Kenapa sih kalian berdua harus datang kemari!"

"Ah, itu karena kami berdua penasaran dengan peserta turnamen yang mirip dengan Nagi," Kata Ricardo. "Dia sangat mirip dengan Nagi sampai-sampai aku menyangka kalau dia adalah putranya Nagi."

"Oh, dia itu memang putranya Nagi, kok," Kata Rakan dengan santai. "Malah sebelumnya putra pertamanya Nagi dari hubungan satu malam dengan Mikoto Emiya juga ikut Nagi Grandprix, tapi ia memilih untuk berhenti di perdelapan final untuk memberi kesempatan pada adiknya."

"Apaaaa!"

Ucapan Rakan membuat Ricardo, Seras dan juga Theodora menganga mulutnya. Ditambah lagi setelahnya mereka bertiga berteriak keras sebagai reaksi dari kekagetan yang muncul mendengar sebuah berita tidak terduga dari Rakan. Nagi yang dikenal setia kepada satu orang wanita bisa memiliki anak dari wanita lain selain Arika adalah sesuatu yang mengagetkan untuk mereka bertiga.

Siguiente capítulo