webnovel

Chapter 118 - Akira Ookouchi

Karena pemandian air panas di kediaman Emiya sedang dibersihkan, Shirou dan Negi memutuskan menggunakan pemandian air panas yang ada di perguruan. Semua gadis yang ada di kediaman Emiya sudah mandi terlebih dahulu sebelum pemandian dibersihkan makanya para gadis tidak ikut pergi. Dan karena keduanya tidak mau dituduh mengintip di pemandian, keduanya berusaha mencari tempat yang cukup tertutup dan jarang di pakai di pemandian agar tidak ketahuan oleh para gadis, soalnya saat ini mereka berdua sedang mandi di pemandian untuk wanita.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Akira Okochi baru saja selesai menyelesaikan aktivitasnya di klub renang, dan karena kebetulan gelanggang renang berada tepat di sebelah pemandian air panas. Akira memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia kembali ke apartemennya.

Melihat pemandian air panas yang kosong dan tidak ada orang lain di pemandian itu selain dirinya, Akira memutuskan untuk berenang di pemandian air panas itu. Karena merasa itu adalah sebuah kesempatan yang langka untuk berenang di pemandian air panas.

'Berenang di ofuro sesekali boleh juga.' Itulah yang ada saat ini ia pikirkan. Tapi karena Akira terlalu asyik berenang ia sama sekali tidak menyadari keberadaan dari Shirou dan Negi yang baru saja akan keluar dari ofuro.

Kepala Akira menyentuh perut dari Shirou yang baru saja akan berdiri, untuk keluar dari ofuro.

Wajah Shirou memerah sedikit, ia sama sekali tidak tahu kalau Akira sedang berenang di Ofuro. Tapi hal yang berbeda terjadi pada Akira, begitu ia sadar kalau kepalanya menyentuh perut dari pria yang amat ia sukai. Wajah Akira memerah, asap keluar dari kepalanya dan tak lama kemudian Akira tenggelam karena ia sama sekali tidak menyangka bisa berada satu ofuro dengan pria yang menjadi pujaan hatinya.

Negi panik luar biasa dan Shirou dengan sigap langsung mengambil handuk miliknya menutupi tubuhnya Akira sambil mengangkat dari dalam ofuro. Ia lalu menggendong tubuh Akira dan mencium bibirnya untuk memberikan nafas buatan. Usaha Shirou berhasil, semenit kemudian Akira membuka matanya ia terbangun kembali. Tapi masalah tidak selesai sampai disitu saja, begitu Akira sadar kalau Shirou saat ini sedang mencium bibirnya. Kepala Akira memanas sekali lagi dan ia pingsan untuk kedua kalinya dengan sukses.

Karena hal sudah diluar kendali, Shirou memutuskan untuk membawa Akira kembali ke apartemennya tentu saja setelah ia mendapatkan informasi dimana Akira tinggal.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Akira Pov

Aku baru saja mengalami mimpi yang sangat indah dan memalukan, ketika aku berenang di ofuro pada sore hari. Kepalaku menyentuh tubuh dari pria yang kukagumi tanpa sengaja, aku tidak tahu kenapa dia bisa muncul di mimpiku. Tapi kemunculannya di ofuro dalam keadaan setengah telanjang membuatku merasa amat malu dan setelah itu aku langsung kehilangan kesadaranku! Kehilangan kesadaran di dalam sebuah mimpi? Apakah hal itu mungkin? Tapi ketika aku sadar kembali di dalam mimpi itu aku sudar berada dalam pelukan Shirou-kun dan bibirku sudah dicium olehnya. Sekali lagi aku pingsan dan ketika aku terbangun aku sudah berada di kamarku. Dari situ aku yakin kalau hal indah seperti dicium oleh Shirou-kun yang kualami hanyalah mimpi.

Tetapi betapa salahnya dugaanku ketika aku keluar dari kamarku melihat wajah Yuuna teman sekamarku yang cemberut dan terlihat marah padaku bahkan ketika kami berdua sarapan ia tidak mau berbicara kepadaku. Setelah aku terus-terusan memaksanya untuk memberitahuku kenapa dia terlihat begitu marah kepadaku, Yuuna lalu berkata kalau semalam aku dibawa pulang oleh Shirou-kun ketika aku pingsan di ofuro. Yuuna bahkan bilang kalau aku digendong layaknya seorang putri, dan hal itulah yang membuat dirinya merasa cemburu padaku.

Aku merasa wajahku jadi merah padam, hal yang kusangka mimpi ternyata benar-benar terjadi! Aku dicium oleh Shirou-kun! Uuuh bagaimana reaksiku nanti kalau bertemu dengan Shirou-kun di kelas!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Untunglah hari itu Shirou-kun sedang absen, aku benar-benar tidak tahu harus bereaksi bagaimana kalau harus bertemu Shirou-kun saat ini. Sampai rasa malu yang kurasakan menghilang akan lebih baik bagiku untuk tidak bertemu dulu dengan Shirou-kun!

Ketika aku sedang melakukan aktivitas di klub renang, aku bisa melihat Negi-Sensei sedang terlihat depresi. Negi-Sensei terus-menerus melihat ke bawah, sepertinya dia sedang mencari sesuatu.

Selesai eskul, aku melihat Negi-Sensei yang masih terlihat depresi sedang terduduk di lesu di taman. Karena aku merasa cemas dengan keadaan Sensei, aku mencoba menghiburnya dengan membelikan minuman dingin untuknya. Ia terkejut dengan kemunculanku, tapi akhirnya ia terlihat tenang dan menerima minuman yang kutawarkan padanya.

Aku bertanya kepada Sensei kenapa ia terlihat begitu depresi, lalu ia bercerita kalau kemarin ia kehilangan cincin penting yang didapatkannya dari Mc Dowell-san. Aku menjahilinya sedikit dengan bertanya apakah Mc Dowell-san itu tunangannya, Sensei dengan panik menjawab kalau Mc Dowell-san adalah guru beladirinya dan cincin itu diberikan kepada Sensei sebagai pengakuan kalau Sensei adalah muridnya Mc Dowell-san. Aku tidak tahu kenapa Mc Dowell-san mengajari Sensei beladiri, itu bukanlah hakku untuk mencari tahu. Tugasku saat ini ialah membantu Sensei mencari cincin miliknya.

Sensei berkata padaku kalau ia kehilangan cincin miliknya setelah ia pulang dari ofuro bersama dengan Shirou-kun kemarin. Uuh ooh aku sama sekali nggak sadar kalau Shirou-kun datang bersama dengan Negi-Sensei kemarin. Karena itu aku dan Sensei memutuskan untuk mencari cincin itu di ofuro besar. Aku memakai pakaian renangku tentunya, aku tidak mau telanjang bulat atau hanya memakai handuk ketika membantu Sensei! Itu akan sangat memalukan.

Kami mencari cincin itu selama beberapa jam di ofuro besar, tapi sama sekali tidak ketemu. Negi-Sensei tubuhnya sampai kepanasan karena terlalu lama berada di dalam ofuro.

Aku dan Sensei akhirnya memilih untuk beristirahat dulu, agar rasa panas yang kami rasakan karena terlalu lama berada di ofuro.

Tak lama setelah aku dan Sensei beristirahat, teman-teman sekelasku datang untuk mandi dan berendam di ofuro.

Mereka semua bertanya apa yang kami berdua lakukan di ofuro. Sensei lalu menjawab kalau ia sedang mencari cincin miliknya, Yuuna lalu mengeluarkan sebuah cincin berwarna perak dari ember kecil tempat ia menyimpan sabun, shampoo dan handuk miliknya. Yuuna bilang ia menemukan cincin itu berada di ember peralatan mandiku. Sepertinya cincin milik Sensei terselip ke peralatan mandiku ketika ia panik pada saat aku pingsan kemarin.

Sensei lalu meminta Yuuna mengembalikan cincin miliknya, tapi Yuuna malah mempermainkan Sensei dan menolak untuk mengembalikan cincin itu. Sensei berusaha untuk mengambil cincin itu dari tangan Yuna, tapi karena tubuhnya lebih pendek Sensei mengalami kesulitan untuk menjangkau cincin miliknya. Untuk membuat Sensei lebih susah mendapatkan cincin miliknya Yuuna melempar cincin itu kepada Haruna. Haruna melemparnya kepada Fuuka lalu Fuuka melemparnya pada Misa, kemudian Misa melemparnya pada Madoka, dan Madoka melemparnya pada Sakurako. Negi-Sensei berusaha merebut cincin miliknya dari mereka semua tapi pada akhirnya gagal juga.

Cincin itu lalu berpindah ke tangan Fumika dan Fumika melemparnya ke tangan Zazie lalu Zazie melemparnya ke tangan Misora. Misora yang berasal dari klub lari langsung melesat cepat menghindari Sensei yang berlari ke arahnya.

Sensei berlari dengan kecepatan yang tidak kusangka akan bisa dimiliki oleh anak berumur 10 tahun. Ia bisa menandingi kecepatan Misora yang berasal dari klub lari, kecepatan Sensei yang mengejutkan membuat Misora serius dan berlari lebih cepat lagi. Hingga Sensei tidak bisa mengejarnya, aku yang sudah tidak tahan melihat Sensei dibully oleh teman sekelasku akhirnya memutuskan untuk bertindak. Aku berlari ke arah Misora menggenggam kepalanya dari belakang menggunakan iron grip yang kupelajari dari ayahku yang seorang pegulat profesional lalu membantingnya ke dalam ofuro, begitu juga dengan Misa, Madoka, Sakurako, Fuuka, Fumika, Zazie, Haruna, dan Yuuna. Aku membanting lalu dan melempar mereka semua masuk le dalam ofuro.

Membully seseorang adalah hal yang salah! Ayah dan ibuku selalu mengajariku untuk tidak membully orang lain walaupun aku memiliki kemampuan bergulat yang lumayan karena diajari oleh ayahku. Aku paling tidak suka melihat kalau ada seseorang dibully!

Setelah itu aku menceramahi teman sekelasku yang sudah keterlaluan pada Sensei sampai mereka semua mengatakan kepadaku sudah menyesal dengan apa yang mereka lakukan. Mereka semua meminta maaf pada Sensei dan berjanji tidak akan iseng lagi. Aku mengembalikan cincin milik Sensei lalu mengelus kepalanya, aaah Sensei benar-benar terlihat imut ketika aku mengembalikan cincin miliknya.

Esoknya Shirou-kun sudah kembali ke kelas dan ketika aku berpapasan dengannya aku pingsan karena mengingat kembali ciuman yang ia berikan padaku. Uuh aku benar-benar payah! Aku belum sempat mengucapkan terimakasih kepadanya karena sudah menolongku di ofuro! Kalau aku terus-terusan pingsan ketika melihat dirinya bagaimana aku bisa mengucapkan rasa terimakasihku! Aku harus segera menyingkirkan rasa malu yang melekat terlalu dalam ini! Kalau tidak bisa-bisa aku tidak akan bisa belajar di dalam kelas!

Author Note: Selanjutnya adalah penutup dari volume 18

Siguiente capítulo