Jason terus berpikir dan pada akhirnya ia tidak punya pilihan lain selain menuruti saja perkataan dua manusia yang setengah dewa itu. Setelah lama menunggu, Jason pun memasuki pesawat dan duduk dengan tenang di dalam sana.
Tetapi saat matanya melihat ke arah tiga kursi ke belakang dari kursinya, Jason sudah tidak ingin lagi berada di dalam pesawat. Mengutuk sekali kenapa bisa ia satu pesawat dengan orang itu.
'Brengsek! Kita satu pesawat sekarang?' Batin Jason.
Bagaimana jika Jason melewatkan jam terbang ini dan memilih untuk terbang di penerbangan besok? Demi tuhan pria berkacamata idiot yang terlihat sangat sibuk itu teman sekelasnya semasa ia bersekolah di Swedia. Ia tidak ingin satu orang pun mengenalinya sekarang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com