webnovel

Bab 3. Berusaha Kabur

Earl tidak bisa lagi berkata-kata. Ia terlalu syok dan tidak dapat berpikir jernih lagi. Ia sudah tertangkap basah dan entah bagaimana ia bisa kabur dari situasi ini. Melarikan diri agar selamat malah masuk ke dalam kandang macan.

Sungguh Earl hanya bisa pasrah jika ia harus mati hari ini. Ia bahkan lupa memberi makan Ronald si burung beo kesayangannya di kantor pusat. Pantas saja ia sial hari ini.

"Baiklah, baiklah. Cukup omong kosongnya. Jika ingin membunuhku maka segerakanlah, aku tidak suka berbasa-basi." Ujar Earl yang masih sempat mengatur ekspresinya walaupun kedua tangannya sudah berkeringat dingin.

Jawaban Earl terdengar pasrah saja, namun tidak sinkron dengan ekspresi menyebalkannya. Masih dengan nada sombong luar biasa. Seperti tidak bisa menempatkan kesombongan di waktu yang tepat.

Earl bisa merasakan alunan nafas Arthur begitu teratur menerpa wajahnya. Bahkan dengan jelas mencium aroma tubuh Arthur yang membuat otaknya beku tidak bisa berpikir. Jangan salahkan Earl karena indra penciumannya yang tajam.

Ia memang tidak bisa memungkiri jika Arthur memiliki aroma mendominan yang begitu kuat hingga membuat Earl pusing seketika. Ketika ia menatap ke dalam mata itu, ia langsung terdiam tidak memberontak.

Jauh di dalam mata hitam pekat itu, Earl seolah-olah terseret masuk. Seperti terhipnotis dan terjatuh ke dalam lubang tanpa dasar. Cengkraman di tangannya perlahan mengendur dan memberi kesempatan bagi Earl untuk memberontak. Ia berguling ke samping dengan bodohnya hingga menabrak meja dan menumpahkan anggur ke tubuhnya.

Suasana mendadak awkward sekali.

"Kau mempunyai feromon yang unik. Tingkah bodohmu terlalu membuatku tertarik." Arthur melipat kakinya dan menatap Earl yang berdiri waspada. "Aku rasa kita cocok satu sama lain. Bagaimana jika kita menikah saja?" Ujarnya masih belum bisa membuat Earl tersadar.

Earl sudah tidak bisa mendengar perkataan Arthur dengan jelas karena di otaknya terus berkata untuk kabur. Yang benar saja! Di depan matanya sendiri Arthur meninggikan dagunya dengan angkuh. Kriminal yang selama ini ia cari.

Earl menatap Arthur sudah seperti tikus yang memasuki lubang ular. Ia benar-benar terpojok.

"Kaburlah sejauh mungkin Earl... aku akan tetap mampu menangkapmu." Arthur berkata pelan dengan nada penuh ancaman. 

Ia tersenyum kecil ketika Earl langsung melompat keluar melalui jendela dan berlari menjauh. Lari seperti pencuri yang berlari dari kejaran polisi. Arthur berdiri dan berjalan santai ke arah jendela untuk menyaksikan Earl berlari ketakutan dari rumah putih misterius itu.

Arthur kemudian tertawa geli ketika Earl sudah tidak lagi terlihat oleh matanya.

"Sial, sial, sial, sial!" Earl memekik keras sambil memaki nasibnya yang buruk.

Demi apapun juga Earl terus memaki dan memaki sepanjang kakinya berlari menjauhi rumah laknat itu. Oh? Pria Slenderman yang membiarkannya kabur bak kelinci kecil berlari dari lubang singa. Pantas saja instingnya berteriak agar segera pergi dari rumah itu.

Dan bodohnya Earl bukannya langsung kabur, malah dengan bodohnya duduk dan menemani si Slenderman minum anggur. Sungguh anugerah yang membuat Earl ingin menangis. Ia malu sekali rasanya dan yakin jika Arthur sekarang sedang menertawakannya. 

Persetan dengan nafasnya yang sudah diujung tanduk. Earl sangat paham jika Arthur bukanlah pria baik hati yang membiarkan seseorang kabur setelah bertemu dengannya secara langsung. Tidak ada yang tahu seperti apa wajah Arthur selama ini. Dan mungkin, mungkin saja hanya Earl satu-satunya yang pernah melihat seperti apa wajah pria laknat itu.

Postur tubuhnya atau bahkan siluetnya tidak ada yang tahu. Ia si bajingan yang meresahkan negara yang damai ini. Earl telah bersumpah telah melihat dengan jelas dari jarak hampir dua puluh senti dari wajah Arthur. Untung saja Earl benar-benar memperhatikannya dengan detail wajah itu. Earl akan mengingatnya sampai mati.

Tepat ketika kakinya berhenti dan menyelinap diantara beberapa bak sampah untuk mengambil nafas panjangnya. Earl memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya. Pikirannya benar-benar buyar setelah bertemu Arthur. Dunia seperti terbalik. Earl berpikir bahwa ia akan bertemu malaikat yang akan menjemputnya akibat perbuatan mengejutkan tadi.

Earl kembali menenangkan pikirannya. Mike tidak tahu ada dimana. Entah sudah tertangkap oleh anak buah Arthur atau ia berhasil sembunyi seperti dirinya. Atau dia cukup sial juga mengikuti arah Earl berlari dan berakhir bertemu Arthur. Siapa yang tahu bukan? Earl mengatur nafasnya dan kemudian berpikir cepat.

Ia tidak dibekali senjata apapun. Satu-satunya yang ia punya hanya pistol yang ia berikan pada Mike dan pisau pinjaman yang ia tinggalkan di sofa tadi. Sungguh sial. Bahkan sekedar komunikasi untuk menghubungi pusat pun ia tidak bisa. Padahal ia sudah berada hampir mendekati perbatasan kota.

Rencananya, setelah ia menghalang salah satu pengemudi, ia akan mencuri mobilnya dan pergi ke pusat. Tetapi hal tersialnya lagi adalah Mike entah dimana saat ini. Earl berpindah posisi dan memasuki gorong-gorong untuk bersembunyi. Sambil menunggu keadaan kembali tenang dan mencari tanda-tanda keberadaan Mike.

Sebagai prajurit bergelar perwira menengah, Earl adalah satu-satunya wanita yang sukses merambah dunia kemiliteran. Ia pasukan khusus yang dibentuk pada awal masa pengangkatan dirinya sebagai perwira menengah. Sejujurnya Earl adalah salah satu tokoh wanita yang berdedikasi tinggi untuk negaranya. Tidak peduli ia akan mati, ia harus tetap membela negara. Sungguh perwira yang fanatik.

Earl kembali menunggu. Sungguh tidak ada hal lain yang lebih baik dilakukan saat ini saat sejak lima belas menit ia berjongkok di gorong-gorong besar bersama tikus dan binatang kecil lainnya. Di otaknya hanya terlintas untuk kabur sekarang juga.

Menunggu tidak akan membuahkan hasil. Dan Earl juga tahu, Mike adalah perwira terlatih sama sepertinya. Hanya saja Mike tidak seperti Earl. Ia mampu berpikir kritis disaat genting dan bertindak. Earl berharap Mike selamat dalam misi kali ini.

"Sialan kau Slenderman. Kau membuat hariku yang indah ini menjadi seperti neraka." Earl bergumam mengutuk Arthur yang di dalam imajinasinya sedang tertawa merendahkannya.

Earl pun memutuskan untuk pergi lebih dulu ke kantor pusat dan segera memberikan informasi ini pada timnya. Ia tidak mau mengambil resiko keberadaannya terendus jika memakai telepon umum di kota ini. Itu sama saja menggali lubang kuburannya sendiri. Karena segala bentuk komunikasi sudah pasti telah di sadap.

Earl tidak sengaja melihat gedung club yang ditempat parkirnya ada berbagai macam mobil yang berjajar. Suara musik dan teriakan yang seharusnya teredam oleh peredam ruangan gagal menahan suara itu. Earl dengan cekatan memasuki salah satu mobil dan dengan segala tindakan kriminal yang ia lakukan secara mendesak ini.

Earl berharap ia akan selamat sampai ke kantor pusat. Tidak, sekalipun ia tidak selamat, setidaknya inforamasi ini harus sampai kesana. Earl membawa mobil curiannya di jalan malam yang sepi. Jarang ada orang yang berpergian tengah malam melewati jalan untuk menyebrang antar kota.

Mobil merah hasil rampasannya terdapat berbagai macam aksesoris aneh yang terasa sangat mengganggu sekali. Earl berusaha menoleh ke kursi penumpang untuk mencari minuman agar dahaganya bisa terpuaskan. Karena pelarian yang panjang ini membuatnya dehidrasi setengah mati.

Tapi berharap menemukan satu, Earl harus dihantam kenyataan bahwa mobil ini adalah mobil seorang pemabuk karena botol-botol minuman keras yang berhamburan di bawah kursi. Earl kehabisan akal dan memilih untuk menyetel radio saja.

"Malam yang menyenangkan bukan? Berniat untuk bersenang-senang lagi?" 

Earl hampir melompat keluar dari mobil ketika suara musik radio yang terputar menjadi suara bariton Arthur. Ia trauma sungguh. Jantungnya hampir lompat keluar ketika mendengar suara Arthur. Dunia seperti akan jungkir balik saat ini. Earl tetap memacu mobilnya meninggalkan kota tersial ini.

"Wah wah. Perhatian sekali dirimu mengajakku bersenang-senang lagi Arthur. Sebaiknya kau bayangkan itu dalam mimpimu!" Ucap Earl kesal setengah mati.

Earl memutar matanya malas ketika keisengan Arthur memperingatkannya. Demi apapun juga agenda untuk menyelidiki distrik K masuk kategori rate SS saat ini. Earl bahkan tidak ada keraguan lagi untuk meninggalkan distrik K karena peringatan dari Arthur.

Terima kasih sudah memperingatkan dan memberi kode untuk Mike bahwa dirinya sudah pergi lebih dulu dari kota itu. Earl bisa sedikit bernafas lega sekarang.

Siguiente capítulo