Suzy memantapkan langkahnya ketika menatap sekolahnya yang teramat indah ini. Dalam pandangan, murid-murid disini begitu terlihat ramah, bahagia dan menyenangkan. Namun, siapa sangka sekolah ini menyimpan banyak kebencian dan semua yang berlebihan.
Suzy melihat sosok RM yang sedang berdiri didepan pintu masuk. Membuat beberapa anak perempuan sibuk mencuri pandang maupun cari perhatian untuk lelaki tinggi itu.
Suzy berdebar ketika RM melangkah menghampirinya.
"good morning girl", sapa RM dengan sopan.
Suzy merasakan hawa buruk dari sekelilingnya, ia berusaha membalas senyum untuk RM. Mereka pun berjalan berdampingan.
Sepanjang jalan RM berusaha mencairkan suasana namun wajah Suzy kentara sekali bahwa ia risih diperhatikan semua orang ketika mereka berjalan. Namun orang-orang tersebut tidak ada yang berani secara terang-terangan menunjuk Suzy karena ada RM yang berjalan dengannya.
"See you Lee Suzy", pamit RM ketika mereka sudah sampai didepan kelas Suzy.
"thankyou RM", Suzy masuk kedalam kelas. Ia sangat hati-hati ketika membuka pintu kelas. Tidak ada jebakan apapun, namun ia mendapat sorakan dari orang-orang dikelas. Ada pula yang melempar dirinya dengan kertas.
V tiba-tiba muncul dan menggenggam tangan Suzy. Seketika semua orang terkesima dengan pemandangan itu dan menghentikan aktifitas mereka. V duduk bersampingan dengan Suzy yang berusaha menutupi rasa malunya.
Suzy merasa pagi ini ia sangat aman menjalani semuanya hingga jam istirahat pertama dimulai. Ia bisa mengikuti pelajaran seperti biasa.
"nanti aku tidak bisa menemanimu karena ada yang harus ku urus. Kau bisa menemui Suga yang ada di.....", V berfikir karena ia lupa dimana tempat biasa Suga menyendiri.
"atap?", tanya Suzy.
V mengangguk dengan cepat, "kau bisa kesana sendirikan?", tanyanya sangat khawatir. Ia tahu seperti apa permainan murid Shinhwa ketika ada yang mendapatkan mawar dari mereka.
Suzy mengangguk dengan mantap, "jangan khawatir. Lagipula tidak ada yang tahu dimana Suga bukan?".
"ah benar juga. baiklah. ayo kita keluar bersama dan berpisah di lift", ajak V lalu menarik tangan Suzy lagi.
V meninggalkan Suzy di lift yang langsung membawanya ke lantai paling atas namun ia tetap harus menaiki tangga untuk ke atap.
Suzy sampai di balkon dimana kemarin mereka bertemu dalam keadaan Suzy sangat kacau. Suzy mencari Suga yang ternyata berada dipojok dibawah tangga. Suga sedang tertidur disana dengan wajah ditutupi bucket hat hitam yang waktu itu Suzy lihat di ruangan Bangtan Flowers.
Suzy duduk dibawah kaki Suga. Ia tidak ingin mengganggu tidur Suga.
Suga merasa ada yang memperhatikannya. Ia bangun dari tidurnya dan mendapati Suzy yang sedang duduk dan melamun.
Suzy menyadari Suga sudah duduk dan melihat kearahnya, Ia sedikit terperanjat, "myeone. aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu", suara Suzy sangat kikuk. Entah kenapa ia selalu kaku ketika berbicara dengan Suga. Rasanya berbeda saat bicara dengan yang lain.
Suga mengangguk pelan, "apa V lupa kalau urusan kantin itu urusan Jin?", gumamnya lalu ia meraih handphonenya dan menghubungi Jin.
"cepatlah kemari. inikan urusanmu", gumamnya lagi tanpa memandang ke arah Suzy yang bingung mengapa Suga berbicara sangat pelan. Ia bahkan tidak melihat bibir Suga bergerak.
"Suga mengapa kau selalu disini?", tanya Suzy penasaran. Karena disini begitu panas dan tidak nyaman seperti bagian sekolah lainnya, apalagi ia memiliki Bangtan Room.
"Disini tenang. Tidak berisik", jawabnya singkat.
"tapi disini panas dan tidak senyaman diruangan privatemu".
"aku tidak suka berisik saat aku butuh tidur. Dan kau sekarang berisik, aku tidak bisa tidur".
"kenapa kau sekarang berbeda dari saat itu?", gumam Suzy untuk dirinya sendiri walaupun sebenarnya Suga dapat mendengar tetapi ia tidak ingin menjawab.
Itulah Suga. Ia memahami dirinya tidak suka kebisingan kecuali bersama teman-temannya karena sudah terbiasa sejak kecil. Namun ada saat dimana Suga akan menjadi lembut dan juga riang yaitu ketika ia bertemu dengan alat musik dan juga seseorang.
Hanya Suzy yang berani masuk kedalam ruangan ketika Suga sedang bermain piano kala itu. Suzy tidak peduli lagi apakah ia akan dimarahi namun sebaliknya. Yang ia dapati Suga mengajaknya untuk duduk disampingnya dan mengajari beberapa cara dasar untuk bermain piano.
Suaranya selembut tatapannya. Tidak seperti sekarang, ia hanya bergumam maupun mengatakan hal pedas untuk Suzy.
"lebih baik kau keluar. Jin tidak suka panas jadi ia menunggu didekat lift", kata Suga memecahkan lamunan Suzy, "dan jangan menghampiriku disaat aku disini", ujarnya mengingatkan. Suzy hanya menghela nafas.
Jin membawa Suzy kemeja makannya dikantin dan Suzy terkejut karena meja itu banyak makanan lezat.
"makanlah apapun yang kau mau. hari ini aku yang traktir", ujarnya dengan riang dan ia langsung kembali menyantap makanannya.
Semua orang semakin kesal dengan Suzy yang sekarang asyik makan dan satu meja dengan Jin. Mereka sudah mencari cara untuk membully namun hari ini mereka gagal karena anehnya malah Bangtan Flowers selalu ada disekeliling Suzy.
Park Ji Min akhirnya mengetahui hal tersebut. Ia merasa sangat kesal. Saat semua orang akhirnya berkumpul di Bangtan room secara tidak sengaja, ia mulai menginterogasi mereka.
"apa-apaan sih kalian? kenapa kalian melindungi Suzy hari ini?", bentaknya membuat semuany terdiam sesaat namun tidak ada yang menjawab dan melanjutkan aktivitasnya.
V dan Jung Kook main game. Suga sedang mendengarkan lagu, RM sedang membaca dan Jin sedang menggerecoki V. Mereka tidak ingin meladeni Jimin. Karena ia tahu lelaki itu sekeras apa dan kali ini mereka tidak setuju dengannya.
"apa kalian tidak menghargaiku? Suzy sudah keterlaluan".
"ku fikir kau yang kerterlalu Jimin", ujar V yang tidak tahan. RM menghentikan bacaannya dan melempar pandangan kepada V untuk berhenti, "Suzy perempuan yang baik. Bahkan dia tidak mengganggu kita. Kalau memang kau tidak suka dengannya, itu bukan karena kita tapi karena dirimu sendiri. Kau merasa diacuhkan oleh Suzy".
"apa maksudmu?", nada Jimin semakin tinggi, Jin langsung berdiri disampingnya.
"sebaiknya kau hentikan permainan anak-anak ini sebelum kau menyesalinya".
"apa yang aku sesali? dia tidak baik denganku bahkan kalian melihat dia membantingku didepan semua orang".
RM merangkul Jimin, "sebaiknya kau harus bertanya kepadanya bukan malah menyiksanya".
Jimin melepaskan diri dengan kasar, "sudahlah kalian memang sudah tidak satu visi misi denganku. Kalau kalian memang menyukai Suzy silahkan kalian berpacaran dengannya dan jangan berteman denganku".
"oh ya? menurutmu begitu? Baiklah. tapi jangan menyesalinya!", bentak V dan ia langsung keluar.
Suga menatap kearah Jimin, "kau memang menyukai perempuan itu kan Jimin?", akhirnya ia buka suara setelah sekian hari mereka berdebat, "berusahalah, sebelum kau menyesal kalau Suzy tidak menjadi milikmu", ia menyusul ke arah V pergi.
Ruangan itu langsung senyap. Jimin duduk dengan sangat kesal. Ia kesal dengan teman-temannya yang menuduh ia menyukai Suzy. Mana mungkin lelaki setampannya dan sudah sukses diusia dini dengan modelingnya maupun sekolahnya bisa menyukai perempuan biasa dan galak seperti Suzy.
Ia hanya ingin Suzy bersikap baik kepadanya. Jimin terbiasa menerima perlakuan baik. Sikap Suzy terlalu menyakiti harga diri Jimin. Namun Jimin tidak menyadari, ia memiliki rindu akan perhatian Suzy walaupun hanya sebatas asisten.
Jimin yakin ia tidak akan menyukai Suzy sampai kapanpun.
V menghampiri Suzy yang sedang lompat-lompat untuk mengambil tasnya yang digantungkan dipohon. Karena Suzy selalu menempel dengan bangtan, sangat sulit untuk mengerjai Suzy secara langsung.
V meraih tasnya dengan mudah dan memberikan kepada Suzy yang langsung mengucapkan terima kasih. V merasa tidak tega dengan Suzy.
"Aku mau bicara denganmu. Maukah kau membolos untuk satu pelajaran saja? Aku akan bertanggung jawab".
Suzy bingung mengapa tiba-tiba V memintanya untuk bolos tetapi ia mengiyakan karena raut wajah V terlihat serius.
V membawa Suzy ke tempat yang lebih sepi disalah satu sudut sekolah. Mereka duduk dikursi taman, dibawah pohon yang rindang.
"ada apa V? sepertinya sangat serius", Suzy sudah penasaran.
"bagaimana tidak serius kalau keselamatanmu di sekolah ini dipertaruhkan. Tetapi sejujurnya seperti yang sudah kami ceritakan, kami tidak ada yang setuju", V menghela nafas, "sebenarnya kenapa kau mengacuhkan Jimin?".
Suzy terkejut dengan pertanyaan V, ia tidak mengerti, "aku mengacuhkannya? maksudmu? aku tidak merasa begitu".
"apa kau ingat saat hari pertamamu sekolah Jimin sangat senang bertemumu dan kau menyeretnya? Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?".
Suzy teringat hal itu, "memang aku memintanya menjauhiku karena aku bukan siapa-siapa disekolah ini dan dia adalah majikanku. Mana mungkin aku bisa berteman dengannya", suara Suzy melunak mengingat ia bicara seperti itu kepada Jimin.
"dan setelah itu apa benar kau selalu bersikap kasar kepadanya?".
"apa aku harus jujur padamu? apa yang aku akan dapatkan? kau hanya akan membuatku tidak bisa apa-apa disekolah ini juga?".
V menggeleng, "tidak. aku hanya ingin kedamaian lagi di sekolah ini. terutama, aku tidak ingin kau disakiti oleh anak-anak disini", ujar V dengan sungguh-sungguh. Ia menaruh perhatian akan Suzy karena Suzy berbeda dari perempuan lain. Biasanya perempuan lain akan memuji maupun mencari cara untuk dekat dengan V namun Suzy melakukan itu secara alami.
"baiklah", Suzy menggenggam tangannya sendiri, ia takut keluar batas, tapi V sudah meyakinkannya, "aku terkejut ketika melihat Jimin bersikap kasar kepada perempuan. Ia bisa mendorong, membuang barang yang diberikan untuknya, membentak dan lain lagi. Dia sangat berbeda dengan Jimin yang aku kenal saat dirumah. Ia manis, imut, menggemaskan walaupun terkadang menyebalkan karena dia selalu menyusahkanku tapi aku tidak pernah membencinya. Ketika melihat dia menyakiti perempuan lain, aku sangat kecewa dengannya", Suzy tidak mengerti kenapa ia sangat sedih dan mencoba menahan air matanya.
"Kau tahu V? saat aku menolaknya, itu karena aku sangat menghargainya sebagai majikanku dan pada saat itu aku memang tidak menyukai sekolah ini dan dia lebih membuatku benci karena sikapnya yang angkuh. Maaf, aku berlebihan", Suzy mengalihkan pandangannya karena sekarang air matanya jatuh.
"aku selalu mengurusnya, membantunya bahkan untuk hal sepele karena dia sangat menggemaskan. Tetapi melihat dia seperti itu membuat pandanganku terhadapnya hancur. Aku sangat kecewa".
V mengusap bahu Suzy, "mengapa tidak kau bicarakan padanya?".
Suzy tersenyum, "siapa aku? berhak menasehati majikanku sendiri? aku tidak punya hak itu", Suzy mengusap air matanya, "bahkan saat dirumah, aku semakin membencinya karena dia meminta ini itu. Dahulu aku sangat senang apabila dia memintaku melakukan sesuatu tetapi semenjak aku tahu bagaimana perangai Jimin di sekolah. aku membencinya tapi aku tidak bisa melakukan apapun untuk merubahnya", tangis Suzy pecah, "aku tidak ingin dia seperti devil untuk perempuan-perempuan yang sangat tulus padanya", suaranya sangat tulus.
V hanya dapat memberikan usapan lembut dipundak Suzy. Ia merasakan ketulusan dari penjelasan Suzy. Ia tidak berfikir akan ada seseorang yang benar-benar perhatian sangat dalam kepada Jimin. Ia akan mendiskusikan hal ini kepada teman-temannya nanti. Sementara ini, ia hanya ingin melindungi Suzy dari permainan sekolah karena mereka yang membuat peraturan itu. Ia akan bertanggung jawab sekalipun harus bertengkar dengan Jimin.