webnovel

Mood yang buruk

Pagi ini langkah kaki Ariani begitu berat ketika memasuki kantor nya. Dia ingat kejadian kemarin, dia malas untuk bertemu atau berhadapan dengana Adrian hari ini, dan ya tentu omongan orang orang di kantor, walau dia ingin tidak peduli tapi tidak mungkin kan dia tidak mendengar nya.

Ariani masuk dan melihat bahwa memang orang orang mulai menatap nya, tapi dia berusaha tenang dan berjalan ke arah lift. Karena memang di pagi hari pasti lift akan penuh, namun ntah mengapa hari ini lift tersa sangat sesak baginya dan untuk mencapai lantai Ruangan nya terasa begitu lama bagi nya , Ariani merasa begini karena tatapan orang orang di dalam lift dan bisikan bisikan mereka , 'dia memang sangat cantik, wajar jika pak Adrian tertarik padanya', 'tapi tetap saja nona Aura lebih di banding dia' , 'tapi kejadian kemarin seolah mereka sepasang kekasih' 'tapi mereka belum tentu kan'. Seperti itu lah bisik bisikan mereka, dan membuat Ariani merasa gerah.

------------_------------

"Pagi nona" ucap Karina ketika melihat Ariani tiba di depan ruangan nya. "Karina ke ruangan saya". ucap Ariani tanpa membalas sapaam Karina. Dan berlalu bke ruangannya. "Seperti nya pertengkaran ini akan panjang" gerutu Karina.

"Karina cari tau jadwal Tuan Adrian, jika dia full di kantor hari ini, maka jadwalkan semua pekerjaan ku hari ini untuk di luar kantor" perintah Ariani ke Karina". Melihat ekspresi atasannya saat ini Karina tak ingin banyak bicara, dia pun segera keluar dan mengerjakan perintah dari atasannya itu.

--------------_-------------

"maaa, Adrian mau kekantor jangan bahas hal ini lagi" , suara Adrian menggema di ruang makan yang mewah tepatnya di ruang makan rumah milik orang tuanya. "Adrian dengar mama dulu" itu suara mama Adrian. "maa, dari dulu hingga sekarang dan sampai kapan pun Claudia tetap lah hanya seorang adik bagi Adrian tidak lebih" jawab Adrian tegas dan meninggalkan sarapan nya "Claudia hamil Adrian" ucapan mama nya membuat langkah Adrian terhenti. "siapa yang telah melakukan itu padanya maa" ucap Adrian emosi, "dia tidak tahu,, itu terjadi sebulan yang lalu saat dia menyusul mu ke Bali" ucap mama nya. "aku akan mencari baji**an itu" ucap Adrian, biar bagaimanapun Claudia telah dia anggap sebagai adik, dia akan melindungi Claudia kayaknya seorang kakak. "tidak, jika kamu melakukan itu maka nama baik keluarga dan reputasinya akan hancur Adrian" sahut mama nya, "kita akan berangkat ke Hongkong malam ini, dia mencoba bunuh diri, dan hanya kehadiran mu yang bisa membuat nya tenang." ucap mamanya. Mendengar ucapan Mama nya ekpresi Adrian semakin dingin dan terlihat suram dia pun meninggalkan mama nya tanpa sepatah kata pun.

-------_--------

"Nona, pagi ini tuan Adrian belum ada di ruangan nya, itu artinya dia tidak memiliki jadwal meeting dan pertemuan apapun semua pekerjaannya dia limpahkan ke Ferdinand dan beberapa direktur lainnya." jelas Karina

"apa jadwal ku hari ini?" tanya Ariani "anda hanya akan ada pertemuan dengan Group Alfian setelah makan siang terkait penandatanganan Kontrak Produk yang Nona kerjakan legalitasnya." Jelas Karina "Maju kan 1 jam dari sekarang di tempat yang sama, saya mau jawabannya dalam 10 menit" sahut Ariani , *baik nona" ucap Karina , Dia mengetahui bahwa atasannya itu dalam keadaan mood yang buruk membantah hanya akan mempersulit nya, walau selama ini Ariani tak pernah bersikap seperti ini.

"ada apa kenapa kau bolak balik ruangan Ariani, dan melihat wajah mu, apa ada yang tidak beres?" serbu Nina yang memperhatikan Karina dari meja kerjanya. "sepertinya nona Ariani dalam mood yang jelek, sekarang aku harus merubah jadwal pertemuan nya dengan Group Alfian, aduhh apa ini mungkin?" jawab Karina dengan nada memelas.

------------_----------

"Nona , saya sudah menghubungi pihak Group Alfian, mereka tidak bisa melakukannya, tapi jika anda bersedia , mereka bisa jika dilaksanakan sekarang, karena dalam waktu satu jam mereka ada rapat penting." jelas Karina,"Baik sekarang saya langsung kesana, segera kabari mereka". Tanpa menunggu jawaban Karina, Ariani pun mengambil tasnya dan beberapa dokumen dan bergegas meninggalkan ruangan nya.

Siguiente capítulo