Suasana yang tadinya hangat, mendadak berubah tegang dan dingin. Erick terdiam sebentar, dia memandangi wajah cantik kekasihnya yang sekarang sudah resmi jadi calon istrinya itu. Gadis itu terlihat cemas dan takut ada selisih paham yang bisa berujung pada keributan. Erick berpikir sejenak, mengingat semua usaha dirinya, terutama beberapa minggu terakhir, untuk bisa mendapatkan restu Ayah Luna untuk meminang Luna. Dia mengingat percakapannya dengan Luna beberapa waktu lalu mengenai masalah ini, masalah harga diri yang selalu Erick bilang. Erick sadar, hari ini adalah saatnya dia untuk mengalah. Dia tersenyum dengan manisnya.
"Tidak Yah, saya sangat senang karena Ayah sudah membantu kami untuk acara pernikahan nanti, hanya untuk acara bulan madu, apa boleh saya dan Luna yang memilih tempatnya?" ucap Erick akhirnya sengaja berkilah. Ayah tersenyum dan mengangguk setuju.
"Tentu saja, itu terserah kalian" jawab Ayah. Luna dan semua orang lainnya tersenyum lega.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com