webnovel

Ramalan Cuaca

Aku kembali kekamar ku lebih malam dari pada biasa nya, menarik kasur lipat dan membereskan nya agar aku bisa segera merebah kan tubuh sambil merengang kan otot perut ku yang tadi berkontraksi,ku rebah kan tubuh di kasur menikmati sensasi tubuh ini di atas kasur

"Kau habis dari mana?" Tanya Aeychan yang berada di samping ku

"Aku dari..." Belum sempat aku menyelesaikan perkataan ku di potong oleh Aeychan

"Apa kau juga sakit perut?"

"Tidak.. tidak..sakit"

"Bagus lah" Menarik selimut dan tidur

Dia mengkhawatir kan ku.. takut aku juga sakit perut , tentu saja aku tidak boleh jujur. Takut dia lebih mengkhawatirkan ku , dia mirip dengan Albert mengkhawatirkan seseorang dengan diam-diam ... manis sekali

Pagi ini aku merasakan rasa aneh di perut ku, entah lah.., apa ini karena tadi malam? Diri nya berjalan kearah dapur ingin mengambil minum sambil mengelus-elus perut nya agar terasa nyaman, namun ia sama sekali tidak merasakan nyaman dengan elusan nya sendiri, mata melirik beberapa potong kue dan apel yang ada di dapur, hanya mengambil dikit tidak apa-apa kan, tangan nya bergerak mengambil sepotong kue dan mengigit nya.

" Hmmm .. enak" ternyata aksi nya tidak sebatas mengambil kue.. namun menular ke mie cup yang tersusun rapi di sudut ruangan, enak... perut ku juga jadi enak kan, seperti nya aku lapar, masukan lebih banyak mie cup kebalik jaket yang di gunakan nya, Sendy pasti juga mau.

"Ketahuan ya.. kau mengambil makanan"

Jeclyn terdiam sejenak seperti patung saat suara itu muncul dan apel yang di makan nya terjatuh karena kaget. Dia merencenakan akan meminta maaf dan membalikan badan untuk meminta maaf atas apa yang di lakukan nya

"Maa.., Albert? Kau menganget kan ku"

"Kenapa? Kau takut orang lain yang menangkap mu di sini"

"Tadi nya hanya ingin minum tapi melihat kue dan apel jadi ingin makan setelah memakan nya perut ku jadi enakan" Mengelus perut sendiri

"Nona besar sekali!!! Kalau kau tidak cepat menyembunyikan nya nanti ketahuan yang lain"

"Kau mau?" Benar juga,seperti nya dia lebih hebat dalam hal ini, tapi tidak ada salah nya berbagi kan

"Aku? Ha..ha.. ha. Aku sudah selesai" Berjalan meninggal kan Jeclyn

Sudah selesai? Apa maksudnya? Dia sudah selesai maling-maling makan? Kalau ke dapur tentu saja makan? Ternyata dia mendahului ku ... dan berani nya malah menuduh ku yang maling, dia kan juga melakukan nya , ini baru yang nama nya maling teriak maling

"Ah.. akhir nya aku menemukan mu... cepat beres kan barang mu. Kata nya cuaca memburuk jadi kita harus pulang sebelum malam" Lanjut nya Sendy

"Bukan kah kita masih seminggu disini?"

"Sudah lah..,cepat beres kan barang mu. Dalam perjalanan saja kita sudah memakan waktu berjam-jam ,kita harus kumpul di lapangan pukul 10.00"

Kenapa cuaca tiba-tiba mendadak berubah, kalau harus pulang berarti cuaca akan sangat memburuk hingga tempat ini pun tidak bisa melindungi kami semua, angin puyu kah? Tornado? Putting beliung"

"Kenapa mendadak sekali aku kan masih ingin di sini bersama kak Albert lebih lama.

Iyakan Jeclyn" Tanya Aeychan sambil mengeluh

"Aku? Aku ingin berlama-lama dengan Sendy" Kenapa bertanya pada ku? Aku kan tidak ada hubungan nya dengan Albert ,aku juga tidak ingin berlama-lama dengan kalian berdua, namun mata ini tetap menyari-nyari keberadaan nya. Tidak ada.., kemana dia pergi?

Nada dering di hp ku berbunyi , siapa ini? Aku lagi asyik membereskan barang- barang bawakan ku tapi tetap ku membuka sms yang masuk ke inbox ku. Cepat keluar, bawa barang mu..., i...ini pasti Albert. Mendapat kabar dari nya membuat perasaan ku kesal sekaligus lega. Dengan buru-buru aku memasukan barang-barang ku dan langsung menemui nya

"Kau sudah mendengar nya? Ayo pulang" Kata nya sambil menarik tangan ku

"Tunggu .... Aku naik bus saja" Tentu saja aku sudah mendegar nya, ini kan yang dari tadi di bicarakan dengan mereka dan barusan juga ada yang berlari-lari di sekitar kita sambil berteriak

"Pergi dengan ku , pulang dengan ku" Menatap tajam kearah ku tapi ada yang aneh tidak seperti biasa nya, aku menatap kembali ada kerutan di antara ke dua mata nya, terlihat menahan sesuatu ,apa dia sakit? Lebih lama ku tatap mencari tau apa yang tersembunyi di kerutan nya. Ekspresi ini mirip saat aku....

"Ah..,kau sesak mau ke toilet kan?" Pasti tepat dugaan ku sambil menunjuk Albert

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kau tampak menahan sesuatu jadi aku mengira kau ingin ke toilet"

"Kenapa pikiran mu dangkal sekali, kau bisa bawa mobil?"

"Ya..bisa" Jujur saja aku tidak pernah lulus uji sim tapi salah sendiri kau tidak Tanya tentang sim ku hahahah, aku bisa membawa mobil asyik..

"Aku ikut!!!" Suara lain yang bukan dari Albert dan Jeclyn

"Aeychan?" Kapan dia berada di antara kami?

"Tentu nya aku juga"

"Kau juga Maurer?" Tanya ku

"Sendy juga ikut"

Entah sejak kapan mereka semua berada di antara kami berdua tanpa kami sadari sama sekali, apa mereka juga mendengarkan pembicaraan kami? Mobil terpakir di tempat terbuka kami semua memasuki mobil itu tanpa ragu walau aku lah yang akan menjadi supir nya. Nyawa mereka semua ada di tangan ku sekarang

"Aku yang akan mengemudi kan?" Dengan mata berbinar-binar

"Kenapa kau senang sekali?" Tanya Albert

"Baik lah..., aku yang mengemudi"

Memutar kunci mobil saja sudah membuat ku senang sekali, aku tidak sabar untuk mendengar suara gas brm.. brm.. yang membuat ku merasa senang dan jantung ini bergetar kesenangan, tangan dan kaki ini sudah tidak sabar untuk bergerak sesuai dengan irama jalanan, dencitan mobil yang ku nantikan. Aku menaikan gas dengan cepat 90 km/jam

"Jeclyn tenang lah, kita akan sampai pada tempat nya kok. Tempat nya gak lari, jadi tolong turun kan kecepatan mu" Kata Maurer yang cukup merasa cemas

"Ya.., aku senang sekali seperti ini"

"Di dalam tingkungan jangan gila!!! Kau tidak menurun kan kecepatan sama sekali apa kau mau mobil ini terbalik" Teriak Aeychan yang juga sangat panik

"Kau punya sim? Jangan bilang kau tidak memiliki nya!!!" Tanya Albert

"Hm... hampir hahahahah.... Tapi aku selalu gagal test karena selalu mengebut.. sudah lama aku tidak mengemudi begini..."

"Berapa kali kau gagal" Tanya Albert "Lima belas kali" Jawab Sendy

"Sebanyak itu kah?" Kaget akan jumah kegagalan sendiri

"Kau begitu bodoh sampai lima belas kali gagal,itu bukan hal yang patut di banggakan"Kata Aeychan

Ciit.... Mobil berbelok 1800 dengan ban berdencit saat roda ban bertolak belakang dengan arah yang akan di lalui, Jeclyn menginjak rem sambil memutar kemudi dan mobil berhenti dengan percikan api di roda ban. Semua kaget dan tubuh mereka miring ke arah kanan ,mobil melintang sempurna menutupi jalan

"Aku mau turun saja, tau begini lebih baik aku naik bus saja" Tanggis Sendy meledak , tubuh nya sedikit gemetar karena takut

"Ada apa?" Tanya Albert yang lebih peka terhadap apa yang terjadi, sepertinya ia menangkap ada sesuatu yang aneh dari cara bawa mobil Jeclyn, selepas ia gagal mendapatkan sim.

"Angin nya kuat sekali berlawanan dengan arah kita , saat aku sedikit menginjak rem. seperti ada tolakan dari depan karena takut terbalik aku memutar kemudi untuk sedikit mempertahan kan keseimbangan"

"Seperti nya cuaca memburuk" Kata Maurer yang berbicara secara logika

"ramalan cuaca bilang malam nanti puncak nya"Aeychan Menanggapi Perkataan Maurer

"Seperti nya kita tidak akan sampai ditempat tujuan " Jawab Albert dari semua ke gundahan malah di tambah gundah yang lebih parah

"Seperti nya cuaca berubah dengna cepat. Tunggu ... kita lihat ramalan cuaca selanjut nya" Sendy menekan tombol di mobil Albert membuat tv di langit-langit turun dan menyala seperti nya Sendy sudah pernah menaiki mobil mewah sebelum nya.

"Bukan hanya itu.., kita di daerah penggunungan dan bukit. Kita di daerah tinggi di antara bukit.. di hari biasa angin di sini cukup kencang di tambah lagi hari memburuk. Angin di sini tidak dapat di terka" Semua berlomba-lomba mengeluarkan pendapat tapi pendapat Albert yang kali ini cukup masuk akal

"Aku sendiri tidak tau apa bisa mengemudi nya karena angin di depan cukup kencang.kalian tadi bisa merasakan sendiri goncongan nya kan"

"Sudah jangan banyak bicara lagi ... cepa kita cari pengginapan terdekat" Kata Aeychan yang terlihat cemas

"Albert..." Maurer dan Albert saling menatap. Albert diam cukup lama sambil memgerutkan alis seperti berpikir

"Baik lah.., Jeclyn kau pindah tempat aku yang akan mengemudi"

Albert melaju dengan perlahan dengan sekali-sekali menginjak rem saat angin di depan menerjang , pasir-pasir berterbangan , daun-daun jatuh berterbangan menutupi kaca depan mobil, perjalanan ini memakan waktu setengah jam ke tempat tujuan yang hanya di ketehaui oleh Albert dan Maurer.

Siguiente capítulo