Ayraa menangis lirih tidak ingin Danish mendengar suara tangisnya.
Hati Ayraa terasa sesak, bagaimana bisa Chello laki-laki yang dia sangat sayangi begitu tega bicara seperti itu pada calon istrinya.
"Tega sekali kamu berpikir seperti padaku Chell? aku kira kamu benar-benar sahabatku yang terbaik, tapi ternyata tidak. Aku harap kita tidak akan bertemu lagi." ucap Ayraa dalam hati seraya mengusap air matanya.
Setelah melepas semua rasa sesak di dadanya, Ayraa memasak untuk Danish yang pasti sudah menunggu lama.
Tanpa bisa melepas rasa kesedihannya Ayraa menyelesaikan masakannya kemudian membawanya ke atas ke kamar Danish.
"Lama sekali kamu memasak Ayraa?" tanya Danish masih duduk di kursi rodanya menunggu dengan cemas kembalinya Ayraa.
"Ada yang tidak ada untuk bumbu dasarnya Kak. Jadi terpaksa beli di toko depan." jawab Ayraa seraya meletakkan makanannya di atas meja kursi roda tanpa melihat ke arah Danish yang menatapnya tak berkedip.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com