webnovel

Apa Maksudnya?

"Ayah, apakah kamu pulang cepat hari ini? Aku ingin menunjukkan sesuatu untukmu" kata Syifa sambil memegang bajuku dengan tangannya yang mungil itu.

"Baiklah, aku akan pulang cepat. Sebaiknya kau menungguku" kugendong ia agar lebih nyaman untuknya.

"Hei, ada apa bukankah tadi ibu bilang agar tidak memberitahukannya terlebih dahulu" kata Lia dan menatap Syifa baik baik.

"Kalau Syifa tidak bilang ayah mungkin akan pulang terlambat bu" dengan wajah polosnya ia berkata seperti itu.

"Pintar sekali kau, sudah kuduga kau sudah merencanakannya dari awal" sungguh menggemaskan sekali lalu ku tekan hidungnya itu.

"Ayahmu kan bekerja jadi bukankah tidak apa? Yasudah, untuk kali ini saja ya. Lain kali tidak perlu banyak meminta" katanya sambil mengelus kepalanya.

"Bukankah kau sendiri juga ingin aku pulang cepat?" kataku menggodanya.

"Apa sih? Yasudah cepatlah berangkat atau kau akan terlambat nanti. Berhati hatilah" Lia terlihat malu dan membawa Syifa masuk kekamar.

"Baiklah aku berangkat. Sampaikan pada Wati dan anaknya ya" karena terburu buru aku langsung keluar.

"Eh tunggu sebentar kau melupakan bekal mu!" Wati keluar dari dalam rumah segera.

Ini pertama kalinya, mumpung aku belum berangkat.

"Terima kasih, tumben sekali kau. Yasudah aku berangkat dulu"

Hari sudah hampir sore. Aku bersiap pulang dari kantor. Saat dijalan aku bertemu dengan kenalan Lia, Riska. Aku menyapanya dan ia lari begitu saja. Ada apa dengannya, padahal aku tidak melakukan suatu hal yang membuatnya takut.

Aku melanjutkan perjalananku pulang. Setelah beberapa lama aku sadar ada yang membuntutiku, "Siapa kau? Tunjukkan dirimu sekarang!" keluar seseorang dari balik tembok kebetulan saat itu ada tikungan.

Aku tidak paham apa keinginannya sehingga mengikutiku daritadi.

"Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau mengikutiku?" ucapku heran.

Dia seorang kenalan Lia.

"Maaf!" Riska pergi begitu saja. Ada apa dengannya daritadi sangat aneh. Siapa peduli?Oh iya putriku kan memintaku agar pulang cepat kalau seperti ini bisa terlambat.

"Aku pulang! Siapapun tolong bukakan pintunya" sambil mengetuk pintu rumah.

"Iya aku datang" terdengar suara gadis manis dari dalam.

"Wah, anak pandai! Terima kasih telah menyambutku! Wendi? Kau juga menyambutku? Kalian anak yang pandai. Ayok cepat masuk. Coba tunjukkan apa yang kalian ingin tunjukkan padaku? Aku tidak sabar!" kugandeng tangan mereka dan masuk kedalam aku tau pasti istriku yang menyuruh mereka.

Aku salah mereka membuatkanku hidangan makan malam. Tidak kusangka Wendi bisa memasak juga pasti ulah ibunya. Tentu saja aku bangga pada mereka. Kelak mereka akan menggantikanku nanti. Hhha, sudah seperti orang tua saja aku. Umurku masih 29 tahun, aku masih muda.

Masakan Syifa benar benar masakan pemula.

"Ini enak! Syifa bukannya masakanmu tidak enak. Namun, kau harus berusaha lebih keras agar bisa mengalahkan rasa masakan buatan adikmu itu!" saat itu aku sambil mengunyah masakan buatan Wendi tidak kusangka seperti seorang ahli aku curiga pada Wati. Namun, aku tidak bisa bertanya langsung karena masih ada anak anak.

"Terima kasih makanannya, lain kali aku yang akan membuatkan makanan untuk kalian! Ayah ingin istirahat sekarang sebaiknya kalian juga"

Mereka terlihat senang dan kembali kekamarnya.

Siguiente capítulo