webnovel

Seperti Itu : Bagian 4

Namun kami mengambil arah yang berbeda, Nee sama kembali ke tempat utama, sedangkan aku menuju kearah lain.

Sepanjang perjalanan aku hanya terus berjalan lurus, sekalinya ada jalan berbelok, aku tetap lurus. Tentu saja karena aku tidak mau tersesat.

Aku mendapat informasi dari nee sama sebelumnya, mungkin Fredella sedang berada di bagian atas istana ini. tapi aku sama sekali tidak diberitahu posisi pastinya.

Selama aku melihat ada anak tangga mungkin itu akan menuju kearah atas, dan Nee sama hanya memberitahuku kalau menuju ketempat itu jalannya tinggal lurus saja.

Karena itulah, aku terus berjalan lurus.

Aku melihat sedikit penjaga di sekitar sini, mungkin memang bagian ini memang tidak perlu pengawasan ketat.

Tapi ini cukup hebat, dinding istana ini berisi banyak sihir pertahanan. Kurasa yang merancang tempat ini sudah mengantisipasi kalau ada insiden penculikan keluarga kekaisaran mereka akan segera tertangkap dengan puluhan lapis sihir perangkap yang cukup banyak jumlahnya.

Tapi, kurasa mereka masih kurang hebat untuk menjebol tempat ini. pertahanan yang bagus akan meringankan pekerjaanku. Aku suka ini.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya aku menemukan anak tangga yang menuju ke suatu tempat unutk ke atas.

" apa mungkin disini lokasi balkon atas ?. "

Aku mengucapkan hal itu dengan santainya.

Situasi beralih kearah Fredella sama, saat ini dia tampaknya sedang bingung memikirkan sesuatu.

" ano, Fredella sama. Apa sebaiknya kita tidak kembali saja. "

Aku mencoba membujuknya.

" jangan sekarang Pastrea, aku tidak tahu harus berkata apa ketika didepannya. "

Selalu seperti ini, ketika Fredella sama sedang bimbang. Dia pasti akan pergi menyendiri dan banyak meminum anggur agar pikirannya tetap tenang.

Meski begitu, aku sudah bisa menebak alasan kebimbangan beliau kali ini.

" tapi Fredella sama, bukankah anda telah menyiapkan banyak makanan lezat pada Raven sama. Jika tidak segera anda berikan mungkin dia akan kembali ke mansion utama bangsawan Romanova. "

" biar saja, dia juga tidak pernah jujur padaku. "

Beliau mengatakan hal itu dengan wajah yang terlihat cemberut.

" meski anda putri kekaisaran, ternyata anda bisa ngambek juga ya. "

Aku mencoba sedikit menghiburnya.

" aku juga masihlah seorang wanita Pastrea, harusnya dia lebih peka atau setidaknya tidak menyembunyikan sesuatu padaku, dasar lelaki tak peka. "

Entah kenapa dia tampak marah pada Raven sama.

" kenapa anda tidak langsung marah saja di depan beliau, bukankah hal itu sering anda lakukan langsung pada beliau. "

" aku tidak mau, habisnya….. "

Beliau tampak ragu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.

" malu kah…. "

Aku meneruskannya begitu saja.

" hmmm… "

Tampaknya Fredella sama memang benar dalam masa jatuh cinta.

" meski begitu, sebaiknya anda tidak boleh bersikap seperti ini terlalu lama, nanti Raven sama akan dibawa oleh wanita lain lagi… "

" biar saja, aku tidak peduli dengannya…. Hufft "

Lalu Fredella sama mengacungkan gelasnya padaku.

Dengan segera ku isi kembali minumannya.

" Fredella sama, saya akan pergi sebentar untuk mengambil minuman. Mohon tunggu sebentar. "

" hmmm… tapi jangan lama-lama. "

" saya pamit dulu. "

Aku segera berjalan untuk menuruni tempat ini.

Selama melayani Fredella sama, aku telah mengetahui banyak sisi lain dari beliau. Tapi pada intinya, beliau itu memanglah seperti gadis normal pada umumnya.

Jadi, sebagai bawahan beliau. Setidaknya aku ingin melihat beliau bahagia, kurasa sebaiknya aku menemui Raven sama terlebih dahulu sebelum kembali.

Baru saja menuruni beberapa puluh anak tangga, aku mendengar suara langkah kaki yang menuju ke atas.

Ada seseorang yang menuju kearah sini, aku segera berhenti untuk melihat orang itu, setidaknya aku harus bisa mengusirnya agar sisi imut milik Fredella sama tidak bisa dilihat oleh sembarang orang.

Beberapa lama kemudian, aku melihatnya mulai muncul dari arah bawah, sesosok lelaki yang memakai pakaian hitam pekat. cukup aneh juga beliau tidak memakai zirah tebal sebagai seorang petinggi.

Tanpa dicari pun, beliau sudah disini. Ini adalah kebetulan yang sangat bagus.

Beliau menatapku sebentar sambil terlihat memikirkan sesuatu.

Sebuah ucapan mulai keluar dari mulut beliau.

" ano, apa disini arah balkon atas?. aku tidak tahu arahnya. "

" tidak, arah ini menuju taman atas milik Fredella sama. "

" taman ya, kurasa aku telah salah arah. Terima kasih atas informasinya. "

Beliau segera berbalik. Tapi cukup aneh dia berterima kasih padaku yang merupakan pelayan biasa.

" ano, Ichibei Raven Romanova sama. Apa anda sedang mencari sesuatu. "

Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

" ya, aku sedang mencari Fredella Hime. Apa kau melihatnya ?. "

" saya tahu keberadaan beliau Ichibei Raven Romanova sama. "

" panggil Raven saja, itu terlalu panjang bukan. "

Dia tampak dengan mudahnya mengatakan hal itu padaku.

" itu tidak sopan bagi saya untuk bersikap kepada anda. "

" begitu ya, kalau begitu tambahi panggilan sopan menurutku sudah cukup. Meski aku masih belum terbiasa untuk dipanggil seperti itu sih, hehehe. "

Beliau tertawa dengan begitu mudahnya, apa beliau ini memang benar-benar bangsawan tingkat satu. Sifat beliau benar-benar sangat berbeda.

" kalau diperbolehkan, mulai sekarang saya akan memanggil anda Raven sama. Jika ingin menemui Fredella sama, mohon ikuti saya. Tapi saya punya permintaan pada anda. "

" boleh saja, katakan. "

" sesampainya diatas anda tidak boleh berbicara dulu sebelum saya memanggil nama anda, bolehkah saya meminta hal itu ? "

Meski dengan status bangsawannya, beliau bisa dengan mudah mengingkari permintaanku.

" oke, sekali lagi aku berterima kasih padamu. Aku jadi tidak perlu repot-repot mencari lagi ke termpat lain. "

Aku hanya mengangguk mendengar ucapan terima kasih dari Raven sama.

" kalau begitu, mohon ikuti saya. "

" oke. "

Kami berdua pun kembali menuju ke atas.

Dalam pandanganku, kurasa aku pernah melihat maid ini sebelumnya. Kurasa, dia orang yang Bersama Fredella saat itu.

" ano, bolehkah aku tahu siapa namamu ? "

" nama saya, Pastrea. Frester Pastrea. "

" kurasa aku pernah melihatmu bersama Fredella, apa kau teman nya ? "

Aku bertanya tanpa pikir panjang.

" eh, teman. Kenapa anda berpikiran seperti itu kepada saya. "

" entahlah, kurasa hubungan kalian cukup dekat. "

" bukan begitu Raven sama, saya hanya pelayan beliau. "

" begitu ya. "

" sesaat lagi kita akan sampai, dimohon untuk mengikuti instruksi saya Raven sama. "

" ryoukai senchou. "

Aku keceplosan mengatakan hal itu

Siguiente capítulo