webnovel

tangisan Elif

Saat Elif menunggu bus yang akan lewat, ada mobil sedan warna hitam berhenti di depan Elif dia tak menghiraukan, dia terlalu sakit mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, Elif sangat mencintai Jnas sangat mencintainya sampai ia rela melepas Jnas demi keluarganya.

pria tinggi memakai jaket hitam turun dari mobil dan menghampiri Elif.

" Haaiii apakah kamu Elif " sapa pria itu.

Elif mendongak untuk melihat pria itu dengan acuh tak acuh.

" ya ampun kamu benar-benar Elif, kamu masih mengingat ku " ucap peria itu sekali lagi.

Elif hanya diam tak menjawab sapaan pria itu, fikirannya terlalu penuh untuk mengingat Jnas.

" Elif apakah kamu sudah mendengar kabar tentang Jnas " kata pria itu sambil memancing reaksi gadis didepanya, dengan cepat Elif mendongak sekali lagi dan ia langsung menangis saat melihat pria di depannya adalah kenan sepupu Jnas dari ibunya.

" Looohh Elif ada apa, apakah kamu sudah mendengarnya ?"tanya nya sekali lagi.

" semuanya sudah berakhir sekarang " ucap Elif lirih

" Aku juga baru dengar kemarin sewaktu aku ke rumah Jnas, untuk menjenguk bibiku dia sakit "

" ya kenan dia sakit ?" ucapnya lirih.

" Elif, aku turut prihatin dengan dirimu dan Jnas "

" terima kasih kenan, sekarang semuanya sudah berakhir dan aku berharap ini adalah mimpi "

" Jnas sangat mencintai mu Elif tapi dia tidak mempunyai pilihan lagi, kemarin sewaktu aku mengunjungi bibi yang sakit, aku melihatnya dia bertengkar dengan seluruh keluarganya Jnas mengamuk, dan akhirnya membuat bibi pingsan sedikit lama, karena itulah Jnas menerima perjodohannya kembali " ucap kenan sambil melihat gadis di hadapannya ini.

" cukup kenan jangan katakan tentang Jnas kembali, aku akan melupakannya dan akan segera pulang ke Indonesia " ucap Elif sambil terisak menangis.

" Yuk aku anterin kamu ke rumahmu, jam segini tidak akan ada bus, dan juga tidak baik seorang wanita sendrian seperti ini "

" apakah Jnas yang menyuruh mu kesini " tanya Elif.

" Iya karena kamu tidak mau di antar olehnya "

***

di Mobil kenan, Elif terdiam sambil terisak-isak menangis, Dari balik kaca mobil tatapannya menerawang ke jalan, awan berubah mendung, tiba-tiba gerimis.

kenan menatap lurus ke jalanan tampa sepatah kata pun keluar dari mulutnya, Dia tidak berani melihat Elif yang sejak tadi mengeluarkan air matanya, Dia tidak tega!

tepat di depan halaman rumah paman Abdullah mobil kenan berhenti, Elif turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada kenan, ia melangkah tergesa-gesa ke dalam rumah, dia mendapati ruqia sendang duduk santai di ruang keluarga, Elif berlari dan berhambur ke dalam pelukan ruqia membuat gadis itu bingung.

" Elif ada apa ?" kata ruqia sambil menepuk punggung Elif lembut.

" Jnas ruqia !" Ucap Elif terisak.

" iya kenapa dengan Jnas, bukankah kalian bersama tadi ?"

" sekarang semuanya sudah berakhir huuhuuhuu....!"

Elif melepaskan pelukannya dan menatap ruqia dan tangisnya semakin menjadi-jadi.

" Elif apakah Jnas meninggalkan dirimu ?" kata ruqia penasaran dan sedikit marah.

" iya ruqia tapi dia terpaksa melakukan itu "

" jangan ceritakan sekarang aku tidak tega melihat mu menangis seperti ini Elif "

Ruqia diam sambil memeluk sahabatnya yang saat ini Elif menangis semakin kencang.

" apa yang harus aku lakukan ruqia, aku sangat mencintai Jnas, peganglah dadaku, aku merasa sangat sesak saat ini sakit banget rasanya" Elif meraih tangan ruqia untuk memegang dadanya, ia terus menangis dan menangis membuat ruqia tak tega melihat Elif seperti ini.

" Elif tenanglah, jika dia jodohmu Jnas mu pasti akan kembali "hibur ruqia

" aku tidak kuat, aku tak bisa menahannya, aku terlalu mencintainya ruqia, dua tahun aku mencintainya, aku merasa tak sanggup hidup tampanya, aku seperti akan mati "

" Elif jangan katakan seperti itu lagi, aku tahu Elif ku sangat kuat" Elif terus menangis begitu juga ruqia, hati ruqia sangat pedih saat melihat sahabatnya seperti ini, ia tak tahu harus berbuat apa untuk Elif, dia merasa kasihan dan tidak tega melihat Elif seperti ini, ruqia hanya bisa memeluk Elif dan menemaninya, terlalu berat yang Elif hadapi apalagi di negara orang.

" aku akan segera pulang ke Indonesia ruqia "

" Elif bersabarlah, aku akan selalu bersama mu cinta tidak semua harus memiliki kan "ucap ruqia

Elif hanya terdiam Air matanya terus menetes, hati Elif sangat hancur, Dunia terasa gelap tampa harapan.

Siguiente capítulo