webnovel

Sebuah Butik

Pagi harinya Elif selalu terbangun lebih awal dari Jnas, ia mendapati dirinya sudah berpindah ke tempat tidur, mungkin Jnas yang telah memindahkan dirinya. Elif melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

tok tok tok

" Elif cepat lah " teriak Jnas di luar kamar mandi.

" aku masih belum selesai mandinya ada apa ?"

" aku mau buang air kecil cepat !"

" iiiihhhh... jorok banget sih lima menit lagi selesai sayang "

" Tidak bisa, sekarang aku dobrak pintunya oke " teriak Jnas, Elif keluar dari kamar mandi sambil tertawa melihat jnas yang meringkuk di tepi tempat tidur.

" sayang sekalian kamu mandi ya " ucap Elif

Jnas tak menjawab ia langsung berlari ke kamar mandi.

Setelah berpakaian Elif melangkah ke dapur membuat nasi goreng dengan lauk khas makanan Indonesia, ia menyiapkan sarapan pagi lalu membawanya ke meja makan, setelah setengah jam Cansu datang di susul Ozan di belakangnya.

" waaahhh masakan apa ini girl ?" ucap Cansu sambil mencium aroma nasi goreng di piringnya.

" nasi goreng khas Indonesia " ucap Elif bangga.

" huuuuuffff pasti enak nih " seru Ozan lalu ia celingukan mencari seseorang " dimana kekasih mu Elif ?"

" Emmmmm di kamar mandi mungkin sudah selesai mandinya "

" bagus.. bagaimana apakah kamu nyaman tinggal di sini Elif ?" tanya Ozan

" sangat nyaman sekali, terima kasih banyak Ozan"

" hahaaaa tidak usah seformal itu lah Elif, Jnas sahabat ku "

" ehem... sepertinya ada yang membicarakan ku" ucap Jnas yang datang tiba tiba ia mencium Elif dari belakang " selamat pagi sayang" bisik Jnas di telinga Elif.

" hahaaaa kami tidak membicarakan mu "ucap Ozan.

" hallo Cansu selamat pagi " sapa Jnas pada Cansu yang fokus makan masakan Elif.

" Haaaii pagi juga "

" Hmmm sepertinya ini masakan farosyah ku " Jnas menyantap makanannya.

" Ozan apakah kamu akan pergi ke pastanya omer ?" Tanya Jnas.

" Tentu ..!"

" Pesta ??" tanya Cansu penasaran.

" iya omer mengundang kami semua, kamu ikut saja dengan Elif " kata Ozan kemudian

" Tidakkk ..!!" ucap Elif spontan.

semua menoleh ke arah Elif, Jnas memegang tangannya.

" kenapa sayang ?" kata Jnas.

" aku malu "

" Hahahhaaaaa santai saja Elif " kata ozan tertawa

" girl ... aku juga ikut santai saja jangan malu ada aku kok !" ucap Cansu mengibaskan rambutnya.

" sayang kenapa harus malu, kamu temani aku disana "

" Tapi aku malu Jnas "

" Baiklah jika kamu tidak ikut, awas aku di culik gadis gadis di sana ya " ucapnya sambil menggoda Elif.

" baiklah aku ikut tapi aku tak bawa baju pesta "

" masalah baju tenang saja girl, aku punya banyak " ucap Cansu

" Terima kasih Cansu kamu sangat baik sekali, Tapi setelah ini aku akan mengajak Elif keluar untuk mencari beberapa kebutuhan kami selama di turki sekalian beli baju pesta untuknya " Sela Jnas

" Heemmm baiklah itu lebih bagus " ucap Cansu.

Setelah mereka menghabiskan sarapannya Jnas mengajak Elif ke mall, Ozan dan Cansu juga ikut mereka untuk membeli beberapa kebutuhan mereka juga.

***

Kota Izmir adalah kota terbesar nomor tiga di turki setelah istambul dan Ankara , Orang orang berseliweran di jalan yang cukup sibuk, kata pepatah di turki Waktu adalah uang tak heran turki termasuk negara maju di dunia, samping jalanan penuh dengan toko-toko, kafe serta restoran mewah yang berbaris rapi tidak seperti di Indonesia, hihihiii

Elif melihat pemandangan dari balik jendela mobil Ozan dengan perasaan gembira. ia duduk di kursi belakang bersama Jnas.

" turki sangat indah ya ?" gumamnya, sambil membandingkan Indonesia yang selalu macet di pagi hari.

Jnas mengambil tangan Elif dan menciumnya, " jika kamu ingin, suatu hari nanti kita bisa tinggal di sini setelah menikah " Jnas menoleh pada Elif di sampingnya dan menatapnya tajam, Elif tersenyum menunduk, ia merasa tatapan Jnas membuat debar jantungnya meningkat ketika ia menatap mata Jnas langsung.

Elif diam dengan tangan di genggam Jnas, mobil mereka memasuki kawasan pinggiran yang jauh lebih sepi, ia mengalihkan topik pembicaraan ke arah lain " sayang kita mau ke mana ?"

" entahlah Ozan akan membawa kita ke mana, tapi sepertinya ini jalan menuju butik terkenal di kota Izmir" ucap Jnas sambil melihat arah jalanan kota.

Elif gugup ia menyesal tidak ganti baju seperti yang di sarankan Cansu, dengan pakaiannya yang terlalu sederhana. Mobil Ozen berhenti di depan toko eksklusif yang tertutup. isi toko itu tidak tampak dari depan kecuali sebuah manekin berbalut kain tipis berwarna merah mencolok yang di desain artistik.

" Ozan bukankah ini butik " tanya Jnas pada Ozan.

" Ya langganan keluarga ku, bukankah kamu pernah ku ajak kesini dulu"

" Iya aku sedikit lupa, ini sangat kebetulan sekali untuk cari gaun untuk Elif "

" hahaaaa tentu, para gadis akan memilih baju - baju sebentar lagi " ucapnya tertawa.

" kamu tahu Elif baju-baju disini di impor langsung dari luar Negri dan rancangan desain turki yang terkenal, jadi masalah model tidak akan sama dengan orang lain, maksudnya di toko biasa " ucap cansu bersemangat

" Tidak pasaran begitu " komentar Elif asal.

"yups... betul sekali girl "

Mereka turun dari mobil Ozen, Cansu melihat penampilan Elif yang sangat sederhana dari atas hingga ke bawah sambil tersenyum geli.

" Oh girl... pasti sekarang kamu menyesal tidak mendengarkan aku, dengan berdandan seperti ini " ucap Cansu.

Elif menunduk dan melihat pakaiannya, blus katun dan celana jeans pendek serta sepatu kets putih, ia berpakaian bebas karena cuaca turki yang lagi panas terik dan ia tidak tahu akan pergi ke sebuah butik bukan mall.

" huuuuuffff kamu benar sekali Cansu, pacar mu jahat dia tidak bilang akan ke butik " ucap Elif sambil melotot ke arah Ozan

Ozan Cansu dan Jnas tertawa bersamaan, Jnas menyentuh pipi Elif dan menggandeng tangannya.

" tidak apa-apa ... lagi pula Elif ku tetap cantik " Jnas menarik tangan Elif dan mengajaknya masuk ke dalam butik. Butik itu sangat eksklusif dan bergengsi Elif pernah ke toko butik dulu bersama mamanya tapi tidak sebesar dan semewah butik di sini. seorang pramuniaga yang cantik dan sexi mempersilahkan mereka duduk di sofa merah yang terletak di tengah ruangan.

" Marhaban... selamat siang dan selamat datang tuan Ozan " sapa pramuniaga itu, Ozan mengangguk dan tersenyum kepada gadis itu, sepertinya karyawan di sini sudah mengenal Ozan dengan baik.

Ozan mengajak mereka untuk duduk di sofa di ruangan itu. Tak lama kemudian wanita cantik berusia tiga puluh lebih keluar menyambut mereka.

" Hallo Ozan ! sudah lama tidak kemari oh hai Cansu sayang " dia mendekati Ozan dan menempelkan pipinya ke pipi Ozan juga kepada Cansu. Walau di kalangan tertentu " salam tempel pipi " sudah terbiasa tapi Elif dan Jnas merasa sedikit jengah.

" Hallo ... apakah kalian teman-teman Ozan juga ?" sapanya kepada Jnas dan Elif. ia menempelkan pipinya ke pipi Elif tapi Jnas menghindarinya berpura-pura main handphone nya. sepertinya dia wanita yang cukup kenal baik dengan Ozan dan Cansu.

Siguiente capítulo