webnovel

Hanya "?"

Fei merasa lega melihat karang menerima catatannya dan membacanya. rasa lega berubah menjadi senang saat melihat Karang mengambil pena, mungkinkah dia akan membalas. walau bagaimanapun Fei tidak mengharapkan balasan mengingat betapa hemat kata orang yang didepannya ini.

tak sampai dua detik menegang pena karang menyerahkan lagi catatan itu pada Fei. segitu cepatkah dia menulis?

saat Fei melihat jawabannya, Fei berusaha menahan tawa. pantas saja cepat, tak ku sangka dia juga hemat kata saat menulis. yang Fei lihat balasannya hanya "?". ok, kendalikan diri, tapi apa maksudnya jawaban seperti ini? apa dia mengizinkanku untuk bertanya atau dia tidak memahami apa yang aku tulis? untuk kemungkinan kedua jelas tidak mungkin. walau tulisanku jelek, tapi masih bisa di baca. tapi dari pada salah sangka mending di perjelas aja.

Fei memegang penanya dan menulis, kali ini tak sepanjang sebelumnya, " '?' maksudnya gimana?apa aku boleh bertanya?" Fei mempertegas pertanyaannya. Fei menyerahkan lagi catatan itu. kali ini apa jawabannya, diam diam Fei menantikan jawaban yang akan di berikan dari karang.

Karang mengambil catatan itu untuk kedua kalinya dan melihat apa yang Fei tulis.

apa dia tidak paham kalau dia bisa mulai bertanya? tapi ini juga pertanyaan, ok aku perjelas, " y, silakan." semoga ini cukup jelas baginya. aku ingin ini segera berakhir dan lanjut baca lagi. lagi pula tidak enak saling bertukar catatan seperti ini, apa lagi kalau kelihatan orang, rasanya pasti malu.

Fei membaca balasan itu, wah ni orang benar benar hemat kata, ya. kalau aku mau mengorek informasi aku harus mencari cara agar dia bisa menuliskan lebih banyak kata, bukan hanya tanda baca dan beberapa huruf saja. apa kira kira pertanyaan yang mampu membuatnya memberi panjang.

selagi berpikir pertanyaan yang akan di ajukan tangannya memainkan pena di atas catatan itu. melihat Fei yang tak kunjung menyerahkan catatan berikutnya, membuat Karang tidak sabar. karang putuskan kembali membaca bukunya sambil menunggu Fei membuat pertanyaan.

tapi ada perasaan bersalah saat karang membaca bukunya kembali, karang merasa tidak sopan meninggalkan lawan bicaranya seperti ini. karena memikirkan ini, karang tersadar bahwa Ai menepati janjinya, untuk tidak menceritakan kalau dirinya sudah tahu kalau dia di ikuti bahkan sejak hari pertama. senyum terbit untuk kedua kalinya di bibir karang karena apa yang di lakukan Ai.

rasanya dia ingin segera menyelesaikan ini dan pergi ke kantin untuk minum kopi. saat karang akan menulis kalimat pamit di kertasnya yang akan diserahkan pada Fei, Fei lebih dahulu menyerahkan catatan yang berisi pertanyaannya. itu membuat karang mengurungkan keinginannya untuk pamit. dilihatnya tiga baris kata pertanyaan. mungkin dia butuh kalimat yang lebih panjang agar bisa berhenti bertanya. kalau begitu, akan aku usahakan menjawab dengan panjang. gumam Karang setelah membaca pertanyaan itu.

"aku dengar kakak juga pernah memainkan drama, peran apa yang kakak mainkan?kenapa sekarang kakak malah terlibat dalam pembuatan background bukan melatih akting?

Siguiente capítulo