webnovel

Audisi "Midsummer Night's Dream"

Hari itu ada kegiatan besar di aula. Anak-anak kelas 3C akan menghadapi audisi dan casting untuk pemilihan peran dalam drama yang akan diperlombakan pada festival Shakespeare. Katerina sudah membicarakan hal ini pada Bu Amelia dan beliau memandangnya sebagai sesuatu yang positif.

Banyak orang yang tertarik melihat audisi hari ini dan Katerina mempersilahkan mereka masuk sekaligus untuk menjadikannya latihan mental bagi para penampil agar nanti tidak mengalami demam panggung. Banyak sekali pemeran yang dibutuhkan untuk drama ini dan audisi diperkirakan akan berlangsung cukup lama.

"Bagaimana dengan musiknya?" tanya Katerina pada Sara. Anak perempuan itu mengangguk. Ia mengajak Katerina ke arah piano lalu duduk di sana.

"Saya sudah menemukan lagu yang pas untuk pembukaan drama... Yang lainnya masih dipelajari, tapi yang satu ini cukup menarik." Ia mengeluarkan beberapa lembar partitur lalu menaruhnya di atas piano dan mulai memainkan suatu alunan musik yang unik. Nadanya melonjak-lonjak dan terdengar jenaka.

Gambar-gambar mulai melintas di kepala Katerina tentang adegan yang tepat untuk diiringi musik ini. Semua orang yang ada di aula juga terpesona. Mereka diam mendengarkan sampai musik selesai dan kemudian bertepuk tangan.

Wajah Sara tampak memerah saat ia berdiri dan membungkuk.

"Terima-kasih..."

"Itu bagus sekali..." puji Katerina.

"Seminggu ini saya dengarkan terus komposisi konser A Midsummer Night's Dream dan mengamati polanya... lalu saya coba untuk menggubah beberapa karya klasik..."

Katerina terpana mendengarnya. Sara memang benar-benar berbakat. "Kamu sunggguh hebat...!"

Sara hanya tersenyum.

Katerina mengedarkan daftar panggil pada semua muridnya yang akan ikut audisi, setelah terisi ia mulai dengan memanggil mereka satu persatu ke atas panggung sesuai urutan daftar itu.

"Denny!"

Denny maju ke atas dengan membawa skrip. Tampaknya ia mengisi daftar duluan untuk membuat Sara terkesan.

"Iya, Miss."

"Kamu menginginkan peran Puck, ya? Bagaimana karakter Puck menurut kamu?"

"Menurut saya, Puck itu lucu."

"Itu saja? Baik...coba kamu perankan Act 2 scene 1 saat Puck pertama memasuki ruangan.. Lawan mainnya adalah First Fairy... coba Nita jadi First Fairy."

Nita naik ke panggung dan membantu Denny untuk memerankan Puck di adegan itu. Berturut-turut kemudian disusul Andy, Nicky, Tanto, Tri, dan anak-anak lainnya.

"Neill tidak mengincar peran Puck?" tanya Katerina pada Neill yang duduk selonjoran di lantai.

"Mmh..." Neill mengangkat wajah dan tersenyum. "Boleh, deh..."

"Menurutmu bagaimana karakter Puck itu?"

"Gimana, ya... Puck adalah Puck. Dia adalah dirinya sendiri, cuek, ringan... dan kadang-kadang baik hati." Neill tersenyum sendiri. "Dia hanya seorang peri biasa..."

"Bagaimana kalau kamu coba memainkannya?"

"Peran Puck memang menarik... tapi saya lebih senang memainkan Bottom..."

Katerina tertegun. Baginya sampai sekarang Neill adalah orang yang tidak bisa dimengerti. Akhirnya ia membiarkan saja, segala hal yang tidak bisa dimengerti tidak bisa dipaksakan untuk dimengerti...

Audisi kembali dilanjutkan dengan peran-peran baru.

Kebanyakan anak perempuan mengincar peran Hermia, gadis cantik yang melarikan diri ke hutan bersama Lysander, kekasihnya, agar tidak dinikahkan dengan Demetrius, atau pun peran Titania, sang ratu di negeri peri.

Katerina merasa capek sekali setelah selesai audisi. Ia sangat senang karena antusiasme murid-muridnya atas drama ini. Rio menjemputnya ke sekolah sekaligus mengantar pulang. Waktu ia masuk ke aula anak-anak seketika riuh menyoraki Katerina.

"Miss, pangerannya datang, tuh...!" seru Hendry.

Katerina tertawa saja menanggapi seruan-seruan mereka. Ia segera menghampiri Rio dan pulang bersamanya.

"Bagaimana audisinya?"

"Baik. Aku harus mulai menentukan peran-peran yang cocok untuk mereka."

"Mau makan?"

"Nggak, ah...Chris pasti udah nunggu di rumah."

"Bagaimana kesehatannya hari ini?"

"Baik. Tapi aku tetap saja khawatir." Katerina menggigit bibirnya menahan kesedihan. "Aku nggak mau kehilangan anak ini, Yo...aku sayang banget sama dia..."

"Aku mengerti." Rio mengangguk. Matanya pun tampak menanggung beban yang sama.

Chris check up seminggu sekali dan setiap hari mereka terpaksa memberinya banyak sekali obat untuk menolong daya tahan tubuhnya. Katerina sebenarnya tidak tega...tapi apa boleh buat.

***

Balasan surat Mike diterimanya melalui e-mail malam itu. Mike mengirim satu khusus untuknya dan satu lagi untuk teman-temannya di kelas.

-------

Aku sangat terkejut mendengar bahwa anak itu ternyata menderita penyakit AIDS... I'm sorry to hear that. Bahkan di sini pun belum ditemukan penyembuhannya. Aku cuma bisa bantu mendoakan dari sini.

Bagaimana kabarmu yang lain? Maksudku tentang sekolah dan lain-lain. Hasil audisinya bagus tidak? Kabari aku perkembangan dramanya, dong...jangan pelit. Oh, ya...anak-anak baru yang masuk di kelas 3C kayanya aneh-aneh, ya? I mean, are you sure that Nicky had lost both his parents? Kamu terlalu sering membuat dugaan sendiri, menurutku kalau ingin tahu tentang keadaan seseorang tanyakan saja langsung...

Sara mungkin memiliki masalah yang lebih rumit dari dugaanmu. Aku akan menulis khusus untuknya (karena nggak tahu alamat rumahnya, aku akan pakai alamat sekolah), dan coba membicarakan hal itu, sementara ini..jangan terlalu memaksa.

Persiapan pernikahanmu lancar? I wish I could come, but I can't. Thinking that you've known him for almost your entire life making me feel that you're safe with him. I wish you both all the best.

Listen...I've past the summer school and I'm going to start the new term tomorrow. I already have some friends here and they're quite fun. I have a new hobby now, hanging out with them on skateboards. I almost broke my leg at first, but now I think I'm quite good at it...

Kepada teman-temannya Mike banyak menceritakan pengalamannya di New York. Tempat-tempat nongkrong remaja dan kegiatannya selama di sana. Ia juga menulis komentar pribadi sesuai daftar absen pada mereka masing-masing.

-----------

Katerina sedikit heran karena Mike tidak banyak menulis untuk Laura, demikian pula sebaliknya, padahal setahunya mereka berdua berteman cukup dekat. Setidaknya di akhir semester lalu, Mike yang kesepian seperti halnya Laura telah saling mengerti satu sama lain dan bersahabat baik.

***

"Baiklah...daftar nama hasil audisi sudah keluar dan akan Miss tempel di papan pengumuman. Kalian boleh membacanya setelah saya selesai mengajar. Pulang sekolah, kita akan mengadakan pertemuan di aula."

Mereka sangat antusias membaca pengumumannya dan segera berebutan melihat papan pengumuman setelah Katerina keluar kelas.

Theseus, pangeran penguasa kota : Tri

Egeus, ayah Hermia : Indra

Lysander, kekasih Hermia : Andy

Demetrius, mencintai Hermia : Denny

Philostrate, sekretaris Theseus : Johan

Quince, tukang kayu : Bakti

Snug, tukang kuda : Andri

Bottom, tukang cukur : Neill

Flute, pandai besi : Aditya

Snout, pelayan saloon/bar : Iko

Starveling, penjahit : Ferry

Hypolita, Ratu Amazon : Tania

Hermia, kekasih Lysander : Laura

Helena, mencintai Demetrius : Desty

Oberon, kepala suku : Hendry

Titania, isteri kepala suku : Nita

Puck, atau Robin Goodfellow : Nikita

Peaseblossom : Riri

Cobweb : Nana

Moth : Ami

Mustardseed : Karin

Pelayan-pelayan Oberon : Indra, Denny, Adi

Pelayan-pelayan Titania : Riri, Ami, Dian, Andri

Banyak orang yang keheranan dengan hasil audisi itu. Nicky sendiri tidak merasa diaudisi untuk peran Puck... Ia hanya ingin peran yang tidak banyak muncul dan tenang, tapi Katerina memilihnya untuk menjadi seorang anak Indian nakal yang lincah dan jahil. Orang sangat sulit mencocokkan gambaran itu dengan sikapnya yang sangat serius.

Desty, yang semester lalu berperan cukup baik sebagai nenek penyihir jahat, kini diberi peran sebagai Helena yang cantik dan sepenuh hati mencintai Demetrius (Denny) yang tidak pernah mempedulikannya. Hendry protes atas perannya yang cukup besar sebagai Oberon, padahal ia merasa kemampuan aktingnya minim sekali.

Mereka mengajukan keberatan masing-masing pada Katerina saat mereka berkumpul di aula untuk mendiskusikan jadwal latihan. Tetapi Katerina tidak mau mengubah susunan pemainnya.

"Kalian mungkin belum bisa melihat seperti yang Miss lihat selama ini, bahwa masing-masing kalian berpotensi untuk melakukannya. Seorang aktor harus bisa memerankan karakter apa pun. Nicky mungkin bertipe serius tetapi ia bisa belajar untuk memerankan karakter yang ceria dan ia memiliki kemampuan untuk itu, apalagi fisiknya beda sendiri dari kalian semua. Ia akan menjadi tokoh sentral yang jelas.

"Sementara Desty dan Laura cocok dengan perannya masing-masing. Dalam hal ini postur tubuh menentukan perannya. Laura memerankan Hermia yang bertubuh kecil, sedangkan Desty yang jangkung tepat sebagai Helena. Nita memiliki keanggunan seorang ratu, apalagi rambutnya yang panjang sekali cocok sebagai Titania.

Hendry mungkin merasa keberatan dengan peran Oberon yang cukup banyak, tapi sebenarnya itu tidak sulit. Oberon adalah seorang raja yang sangat tahu kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Ia harus mendapatkan apa saja yang menjadi keinginannya. Minimal sebagai KM selama dua tahun berturut-turut, Hendry memiliki bakat alami sebagai seorang pemimpin..."

Ia terus menjelaskan semua pertimbangannya dan pelan-pelan mereka bisa menerima. Sara sendiri yang menangani musik sudah mulai berdiskusi dengan Tri, Iko dan Hery tentang komposisi-komposisi lagu yang tepat untuk drama itu.

.

Siguiente capítulo