webnovel

Jelaskan Padaku Bag 1

Yang benar adalah Alvin tidak pernah menganggapnya ada, cuman dia saja yang sering mencuri perhatian Alvin karena dia ingin sesumbar ke satu sekolah kalau dia dekat dengan Alvin.

"Wahhh... Luar biasa, ya sudah Vin, sekarang bawa Putri keluar jalan-jalan". seru Tuan Zapran.

Mendengar perintah ayahnya wajah Alvin berubah gelap, dia hampir gila ketika mendengar perjodohan, sekarang di minta jalan bersama wanita yang sama sekali tidak pernah dicintainya, dia melirik ke arah Ibu nya, dan melihat Ibu nya mengedipkan matanya dan dia langsung mengerti.

Alvin bangun dari tempat duduknya dan melihat Putri. "Ayo berangkat!".

Putri kaget karena Alvin setuju membawanya keluar, hatinya yang tadi cemas ketika memikirkan penolakan Alvin sekarang berubah menjadi suka cita. Dia bergegas keluar mengikuti Alvin, Alvin membukakannya pintu belakang mobil, ekspresi Putri menjadi rumit dia berharap duduk di samping Alvin malah di minta duduk di belakang.

"Saya tidak nyaman duduk di samping perempuan". kata Alvin sambil membantu Putri menutup pintu mobil.

Karena dia sudah mencintai Alvin sejak pertama dia bertemu di SMP dia tidak akan keberatan asal dia bisa bersamanya dia rela melakukan apa saja, dia mencoba tersenyum untuk menyembunyikan rasa kesalnya.

Di salah satu Mall di Jakarta.

"Terimakasih sudah mengajak saya jalan-jalan. " Putri berusaha memecah kecanggungan diantara dia dan Alvin.

"Mmm". jawab Alvin tanpa ekspresi, kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya.

Mendengar jawaban Alvin, Putri langsung kehilangan kata-kata dan kesal. Dia merasa sedang berjalan bersama patung hidup.

Tepat saat mereka berjalan menikmati suasana Mall, mereka tidak sengaja bertemu dengan Aldi dan Violin kebetulan Aldi adalah rekan bisnis Putri.

"Hallo ... Nona Putri senang bisa bertemu denganmu!". sapa Aldi dengan sangat lembut.

Sedang Violin yang berada di samping Aldi merasa tersihir dengan keindahan yang ada di depannya.

"Ya ampun, tampan banget, tubuh tinggi, kulit cerah, bibir tipis, mata jernih dan kehadiran yang kuat dia adalah bintang yang menyilaukan pandanganku, tapi siapa ini? oh Tuhan rasanya aku ingin berlari memeluknya". Batin Violin seraya menatap Alvin tanpa berkedip.

"Sayang". panggil Aldi menyadarkan Violin dari lamunannya.

Putri yang menyadari Violin menatap Alvin dengan buas merasa kesal dan jijik.

"Ahhh ya, Maaf, saya Violin pacarnya Aldi". sapa violin sambil mengulurkan tangannya pada Putri

Putri tidak menjabat tangan Violin malah dia menengok ke arah Aldi dengan wajah penasaran.

"Pacar?? Loh bukannya kamu sudah menikah, dan maaf karena kemarin tidak sempat datang ke pesta pernikahanmu, dan seingatku nama calon istrimu bukan Violin tapi Ana kan?". Tanya putri.

Mendengar nama Ana, Alvin langsung bereaksi menatap ke arah Aldi dan Violin tapi tak mengatakan apapun.

"Ana akan menikah dengan lelaki ini?". Batin ALvin seraya memperhatikan Aldi dari atas sampai ke bawah.

"Ohhh itu ... Mmmm itu cuman masa lalu, pernikahanku dengannya gagal karena ada sedikit masalah, jadi yang sekarang ini Violin, mmm ngomong-ngomong Nona Putri lagi sama siapa?". tanya Aldi.

Mendengar jawaban Aldi, Alvin kembali merasa lega. Violin merasa senang dengan pertanyaan Aldi, karena dia juga ingin sekali tau siapa lelaki itu.

Namun tiba-tiba pandangan Alvin tidak sengaja mengarah pada seorang gadis berkerudung hitam berjalan tidak jauh dari tempat dia berdiri, belum sempat Putri menjawab pertanyaan Aldi, Alvin langsung berkata.

"Saya permisi dulu!".

Setelah pamit Alvin langsung berbalik dan meninggalkan mereka, Putri hanya mengangguk dan menatap kosong ke arah Alvin. Alvin terus berjalan menelusuri Mall mencari jejak seseorang yang sangat akrab menurutnya, setelah lama mencari, Alvin melihat sosok itu duduk sendiri di KFC yang ada di Mall itu sambil memainkan ponselnya.

Langsung saja Alvin masuk dan dengan perlahan dia menyapa sosok itu, "Fida.?".

Mendengar seseorang memanggil namanya, sosok itu mendongak dan menghentikan makannya, melihat sosok yang berdiri di depannya membuat Fida terkejut, dia tidak percaya bahwa itu Alvin, sudah 8 tahun tapi dia masih mengenal betul wajahnya.

"Ya Allah apakah dia Alvin? tapi bukankah dia ada di luar negeri?". Batin Fida.

"Boleh saya duduk?". tanya Alvin.

Setelah memastikan itu Alvin, Fida langsung mengabaikannya, Fida kembali menyantap makanan nya dengan acuh tak acuh seolah dia tidak melihat Alvin, namun yang mengejutkannya meskipun dia tidak merespon, Alvin malah duduk di depannya.

"berikan saya 10 menit!". pinta Alvin.

Fida mendongak dengan wajah gelap. "Apa yang kamu mau?".

"Aku ingin tau tentang Ana". balas Alvin.

"Untuk apa kamu ingin tau tentang dia?". tanya Fida dengan nada ketus.

"Aku ingin kembali padanya". jawab Alvin.

Fida menatap Alvin dengan tatapan tajam dan senyum masam sambil berkata, "Kembali? saya pikir kamu sudah terlambat, seharusnya kamu muncul beberapa tahun lalu, jadi jangan harap kamu bisa kembali dengan Ana. Lebih baik kamu jauhi Ana, dia sudah cukup menderita karena mu jadi jangan tambah lagi saya mohon!".

"Penderitaan seperti apa? ceritakan padaku!". Alvin dengan patah hati mendengar Fida mengatakan penderitaan Ana.

Fida adalah salah satu sahabat Ana waktu dia tinggal dan sekolah di pesantren yang ada di kota A, Fida orang yang ceplas ceplos kalau bicara, sehingga kalau dia kesal dia bukan orang yang pandai mengendalikannya dia berbeda dengan syifa yang kalem dan tegas serta sangat menjaga tutur kata nya sebagai seorang wanita.

Siguiente capítulo