Perasaan Qi Lei kacau. Dia tampak memijati dahinya dengan sorot matanya yang meredup. Beberapa saat kemudian, dia mengangguk, berkata, "Ya sudah. Kau duluan saja. Jangan lupa kirimkan Shasha bunga, ya."
"Eh, Tuan Qi tidak menjenguk Nona Gu hari ini? Tadi dia menelepon saya, bertanya," lapor Yang Sheng lagi.
Qi Lei tertunduk saja menyembunyikan perasaannya. "Tidak, aku masih sedikit sibuk sampai beberapa hari ke depan. Bilang saja padanya, supaya cepat sembuh."
"Baiklah kalau begitu, Tuan! Hari ini juga ulang tahun Tuan Yi. Tuan mau…"
"Sudah, sudah, tinggal siapkan saja hadiah, kirimkan. Beres. Lain kali yang begituan tidak perlu dibicarakan lagi denganku, ya. Sudah, silakan pergi. Terima kasih."
Menyela saran itu, Qi Lei sontak merasa begitu terlilit dan frustasi. Dilemparkannya begitu saja pensil di tangannya dengan sorot mata yang berubah dingin, membuat asistennya ketakutan. Membungkuk dengan hormat, Yang Sheng pun meninggalkan ruangan itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com