Mu Yuchen dan Ah Mo pun menaiki lantai atas dengan Sis Wang yang membuatkan teh.
"Biar aku saja. Sis Wang istirahatlah," kata Xi Xiaye pada Sis Wang.
"Tapi, Nyonya…"
"Tak apa-apa. Kau tidak harus menunggu sampai jam segini. Besok masih harus bekerja, 'kan?" Xi Xiaye tersenyum sambil mengambil nampan itu dan menyusuli mereka.
Di dalam ruang studi, Mu Yuchen memberikan pulpen pada Ah Mo. "Hadiah khusus seperti ini pasti akan selalu dikenang. Cari tahu ini dari siapa. Kudengar dari Ayah, kalau Bibi tidak suka belajar. Dia lumayan bandel untuk kelas-kelas soal budaya. Kalau dia punya pilihan, dia mungkin tidak menginginkan Lingtian menjadi seorang yang akademis."
"Maksud Tuan, ini hadiah Bibi untuk Lingtian? Tapi, bagaimana mungkin…?" Ah Mo terbelalak.
"Nenek pernah bilang, kalau Bibi sangat menjaga pulpen ini, begitu juga Lingtian. Aku tidak ingin membuat banyak asumsi lagi. Kapan kita mendapatkan hasil tes DNA-nya?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com