Mata Mu Xiaoxiao langsung berbinar-binar. "Iya!" Dengan tergesa-gesa dan tanpa ragu-ragu sama sekali, dia mengangguk.
Dia tidak ingin kembali ke kelas dan dia juga tidak ingin melihat Yin Shaojie.
"Kalau begitu ayo pergi. Aku akan membawamu keluar dari sini," kata Lu Yichen. Dia berbalik dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan.
Mu Xiaoxiao bingung. Itu bukan jalan menuju gerbang sekolah. Karena penasaran, dia bertanya, "Apakah kita tidak keluar dari gerbang sekolah?"
"Tentu saja tidak. Ada yang menjaga disana. Itu tidak aman," jawab Lu Yichen.
Penglihatan Lu Yichen cukup tajam. Saat melihat seorang guru dari kejauhan, ia langsung menarik tangan Xiaoxiao.
Reflek Mu Xiaoxiao sedikit lambat, tetapi dia masih berhasil bersembunyi di koridor terdekat sebelum wali kelasnya berjalan melewati mereka.
Dia menepuk dadanya dengan khawatir dan berbisik padanya, "Itu wali kelasku."
Karena dia hampir tertangkap, jantungnya masih berdetak kencang.
Dia tertawa tanpa terkontrol dan berkata, "Ini sangat menyenangkan!"
Lu Yichen melirik Xiaoxiao dan menyadari bahwa dia masih menggenggam tangannya. Perlahan ia melepaskan genggamannya. Dia berpura-pura tidak ada yang terjadi dan berkata padanya, "Ayo kita pergi sekarang, hati-hati."
"Baik!" Jiwa petualang Mu Xiaoxiao merasuk dalam dirinya dan seluruh hatinya dipenuhi dengan kegembiraan.
Kemudian, Lu Yichen membawanya ke sebuah bangunan kecil yang terpisah dari sekolah.
"Kita berada dimana?" dia bertanya.
"Ruang peralatan olahraga," jawab Lu Yichen lalu menuntunnya menuju pintu belakang. Ada sebuah lorong di sana yang menuju ke sebuah dinding.
Mu Xiaoxiao kemudian menyadarinya. Ia terkejut dan bertanya, "Apakah di balik tembok ini adalah bagian luar sekolah?"
"Ya. Dinding di sini lebih pendek dan jika tidak ada pelajaran olahraga, tidak akan ada banyak orang di sekitar sini," Lu Yichen menjelaskan sambil menarik tangga dari sudut terdekat.
Sambil memegangi tangga itu, dia memberitahu bahwa Xiaxiao harus memanjat.
"Bagaimana kamu mengetahui tentang tempat ini?" tanya Mu Xiaoxiao saat dia menaiki tangga.
Dia terkejut bahwa seseorang seperti Lu Yichen yang terlihat seperti murid baik - baik akan membolos.
Lu Yichen menyeringai. "Aku anggota tim basket dan ini adalah jalan rahasia kita."
"Woah, kau di tim basket?" Mu Xiaoxiao mulai melihat pemandangan di luar.
Melihat Xiaoxiao sudah sampai di ujung tembok, dia berkata, "Jangan bergerak, tetaplah disana, dan tunggu aku."
"Baik!" Mu Xiaoxiao menjawab dengan patuh saat dia duduk di pinggiran tembok yang sempit dan mengayunkan kakinya yang kurus.
Lu Yichen sangat lincah dan memanjat tangga dengan dua atau tiga gerakan. Mu Xiaoxiao melihat ke kiri dan ke kanan saat dia duduk di sana sambil melihat pemandangan, bertanya-tanya di mana tempat ini.
Lu Yichen mengayunkan dirinya menuruni dinding dengan cepat. Dari bawah, dia berkata pada Xiaoxiao "Turunlah. Aku akan menangkapmu. Jangan takut, ini tidak tinggi, jadi kamu tidak akan jatuh."
Bahkan jika dia terjatuh, ada sebidang rumput di bawahnya, dan itu tidak akan sakit.
Mu Xiaoxiao sebenarnya tidak takut sama sekali. Dia sudah terbiasa memanjat naik dan turun seperti laki - laki. Tetapi disaat seperti ini, ketika berhadapan dengan seorang pria tampan, bukankah sebaiknya dia terlihat sedikit lebih pasif?
"Kalau begitu ... aku akan melompat sekarang!" Dia melompat segera setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Tunggu!" Dia menyuruhnya turun, bukan melompat!
Lu Yichen tidak bisa menghentikannya tepat waktu dan badannya yang lentur sudah melompat ke bawah. Lu Yichen maju untuk menangkapnya dengan terburu – buru.
Untungnya tembok di sini lebih pendek sehingga Mu Xiaoxiao tidak terluka, hanya kehilangan keseimbangannya. Xiaoxiao pun akhirnya meluncur ke dadanya dan memeluknya.
Sekarang mereka berdiri berdekatan, dada bertemu dengan dada. Namun, hanya setengah detik berlalu sebelum Xiaoxiao merona lalu mendorong Yichen.