Ucapan dan ekspresi Rune yang demikian serius membuat Rose sungguh keheranan sampai ia mengerutkan kening. Apa lagi dengan keheningan yang ada di sekitar mereka, sampai suara dedaunan pohon yang tertiup angin terdengar jelas, membuat suara Rune semakin terasa tegas auranya.
Tangan Rose yang bebas mulai mencengkeram kemeja di dada yang dibalut oleh jaket panjang cokelatnya. Namun, tatapan mata sang gadis tidak bisa lepas dari wajah Rune yang belum sedikit pun mengubah ekspresi.
Rose lalu mulai berpikir secara logika berapa lama waktu akan habis jika lelaki itu bersedia menunggu lama? Apa jadinya jika mereka justru menikah pada usia yang sangat tua? Tetapi untuk membayangkan hal itu, Rose perlu tahu secara detail kapan Rune lahir.
Setelah diingat-ingat lagi, sebagai kekasih Rune, gadis itu belum mengetahui tanggal berapa ulang tahun sang lelaki. Akhirnya Rose bertanya, "Omong-omong... Rune, aku ingin tahu tanggal berapa kau lahir?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com