Tiba di jakarta sore hari. Adam langsung menuju kantor dimana ayahnya sudah menunggu disana.
"Selamat sore pak".
Sederet orang yang berpakaian rapih selayaknya pegawai kantoran di perkotaan. Stelan jas untuk pegawai laki-laki dan rok-rok mini untuk stelan wanitanya.
Mereka tampak rapih berderet di lorong menuju ruangan yang akan adam datangi.
"Sore,,,, sedang apa kalian berdiri disini? apa pekerjaan kalian sudah selesai semua????".
Adam dengan pakaiannya yang santai, sepatu kets, celana jeans, dan kemeja dengan lengan pendek dan tidak lupa tas ransel di punggungnya menjadi pilihannya hari itu berjalan sambil menjawab salam semua karyawan disana tanpa mengerti formalitas yang sedang dilakukan semua orang untuk menyambut kedatangannya ke kantor itu. Dimana dia akan menjadi pimpinan disana.
Ayahnya telah menginstruksikan adam untuk mengenakan pakaian serapih mungkin. Bahkan ajudannya telah di titipkan stelan rapih untuk dikenakan adam. Namun adam menolak mengenakan baju itu.
"Selamat sore pak, silahkan duduk".
Seorang perempuan berambut panjang di ikat rapih, mengenakan rok pendek dan kemeja berbahan satin menuntun adam untuk duduk dikursi yang telah ia siapkan.
"Banyak sekali yang mengucapkan salam untukku sore ini, dan kamu... tidak perlu seformal itu denganku. Jika melihat penampilanmu yang seperti ini sepertinya kamu seorang sekretaris seperti yang di drama-drama televisi".
Adam berbicara dengan gadis yang mempersilahkan ia untuk duduk dimana ia adalah sekretaris yang dipilihkan ayahnya untuk membantu adam mengerjakan tugas-tugas kantor sekaligus mengajarinya.
Tak lama ayah adam masuk ke ruangan itu.
Adam segera bangun dari duduknya dan memberikan salam.
"Selamat sore pak".
Adam menggoda ayahnya dengan memanggil dia "pak".
"Aku sangat kaget ketika semua orang disini memanggilku dengan sebutan "Pak Adam". Apa ayah tidak memberitahu mereka bahwa calon pemimpinnya disini lelaki muda dan berkharisma berusia 20an".
Adam mengatakan hal yang tidak penting yang membuat ayahnya sedikit mengerenyitkan bibirnya dan duduk dikursi utama ruangan itu.
"Hentikan bersikap seperti anak muda berandalan. Kenapa kamu mengenakan baju seperti itu. Sudah ayah bilang kenakan baju yang pantas. Kamu bukan datang ke bioskop atau tempat nongkrong anak-anak muda. Kamu datang ke sini untuk bekerja di kantor, ini perkantoran,,,,, kamu harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan semestinya disini".
Ayahnya langsung memberikan wejangan-wejangan yang sudah diantisipasi oleh adam karena itu pasti akan terjadi.
"Kenapa ayah baru menjemputku sore hari, kenapa tidak sedari pagi. Jadi di jam begini mungkin semua formalitas yang aku jalani sekaranh sudah selesai".
Adam tidak memperdulikan wejangan ayahnya. Dia langsung mengalihkan topik pembicaraan.
"Kamu pikir ayah tidak bekerja dulu di kantor pemerintahan. Banyak urusan yang harus ayah selesaikan. Jadi kamu harus betul-betul dengan tugas yang ayah berikan padamu".
"Mulai besok kamu harus bisa tiba di kantor paling lambat jam 9.00 pagi. Jika ayah mendengar kamu tiba lebih dari jam yang sudah ayah tentukan maka kamu akan mendapatkan akibatnya. Jam 9 itu sudah sangat ayah sesuaikan dengan kebiasaanmu, keringanan yang sangat ringan. Ke depannya kamu harus mulai terbiasa tiba jam 8 tepat di kantor".
"Sekretaris yang ayah tugaskan mendampingimu di setiap pertemuan dengan klien ataupun rekan bisnis kita sudah sangat berpengalaman dan dia tahu tugas-tugas yang akan kamu emban disini. Dia sudah ayah berikan tanggungjawab untuk bisa mengajarkanmu semua tentang perusahaan ini. Namanya Klara. Dia lulusan luar negri sepertimu. Dia juga fasih berbahasa inggris jadi kamu bisa saling membantu jika kita ada pertemuan dengan klien dari luar negri".
Ayahnya menjelaskan secara umum apa yang harus di lakukan putranya di kantor itu dan peraturan-peraturan yang harus adam tepati setelah mulai bekerja.
Perusahaan itu cukup besar dan masih terhitung baru bahkan sebenarnya belum ada peresmian secara khusus dari pihak kantor pusatnya yang berada di Singapura.
Rencananya dalam hitungan beberapa minggu lagi pihak kantor pusat akan mengadakan peresmian kantor dimana adam menjabat sebagai pimpinannya disana.
Ayah adam yang bernama Pak Gunawan merupakan seorang pengusaha yang terkenal hingga luar negri yang juga melebarkan sayapnya dalam bidang politik.
Ia menjabat sebagai ketua umum sebuah partai baru di indonesia yang sekarang-sekarang ini sedang naik daun.
Dia bekerja sama dengan seorang pengusaha yang tidak kalah lebih terkenalnya dari dia dan jauh lebih kaya raya darinya, karena faktanya hampir semua usaha yang digerakan oleh pak gunawan di indonesia pemegang saham terbesarnya adalah orang berkebangsaan Singapura.
"Baiklah, terserah peraturan apapun yang ayah inginkan silahkan. Mustahil bagiku bilang tidak, ayah hanya akan mempersulitku dikemudian hari. Tapi ayah harus ingat dengan syarat yang ku buat kemarin. Jangan pernah mengirim orang untuk terus mengikutiku kemanapun aku pergi. Hentikan mencampuri urusan pribadiku".
Adam cukup mengatakan "iya" dengan semua peraturan ayahnya. Tapi dia tidak lupa untuk menekankan dengan syarat yang ia inginkan sebelum setuju dengan tugasnya yang memang sudah ditakdirkan untuknya.
Adam sadar betul bahwa dia tidak akan bisa menolak sampai kapanpun untuk menjadi seorang pewaris dari semua usaha yang sudah di jalani ayahnya selama ini.
Adam anak satu-satunya dari seorang pengusaha yang memiliki cabang dimana-mana. Ini baru salah satu usaha saja yang ayahnya tugaskan padanya.
Ini baru permulaan untuk adam memulai karirnya di dunia bisnis.
"Kerjakan dulu yang ayah minta, lakukan sesuai peraturan disini, jangan seenaknya, dan hentikan berpakaian seperti hari ini atau kamu tidak akan memiliki wibawa di deoan bawahanmu yang akan menggunjingmu di belakang".
Ayahnya tidak menyatakan setuju secara langsung atas syarat adam. Namun adam yakin ayahnya lelaki sejati yang pasti akan menepati janjinya. Seperti adam yang menepati janjinya dulu untuk pergi kuliah ke luar negri tanpa membuat keributan sama sekali selama empat tahun dan menyelesaikan semuanya dengan damai hingga lulus kuliah.
Ayah adam beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Namun sesaat sebelum ia di bukakan pintu oleh sekretaris adam yang bernama Klara, adam memanggilnya.
"Ayah, soal sekretaris ini, terimakasih banyak. Ayah paham betul dengan menempatkan wanita cantik di samping putrabayah yang tampan ini".
Sambil mengedipkan matanya sebelah kepada klara, adam mencoba menggoda ayahnya yang akan pergi dari sana. Seakan adam belumpuas berdebat dengan ayahnya.
"Kamu ini, ayah sudah bilang hentikan sifat kekanak-kanakkanmu itu".
Ayahnya berlalu dari ruangan itu dengan sedikit kesal karena kekonyolan adam.