webnovel

Bahagia

Dari hal ini saja Winda bisa menilai keseriusan Luis dalam hubungan mereka, dia begitu sopan, sayang dan menjaga dirinya serta kedua orang tuannya. Luis tau betul bahwa mencintai seseorang berarti mencintai pula orang tua dan saudara - saudaranya.

Luis duduk di tepi tempat tidur Winda, memperhatikan Winda yang sudah terbaring dan berselimut. "Sayang...kau begitu cantik di mataku" Luis terpukau dengan wajah natural Winda tanpa makeup.

"Jangan pandang terlalu lama, nanti kamu tidak tahan"

"Apa kamu coba menggodaku?" Luis membelai rambut hitam Winda dan menatap matanya dalam - dalam.

Winda merasakan udara tiba - tiba menjadi panas, jantungnya berdetak lebih kencang dan cepat, bergemuruh tidak karuan. Luis semakin mendekatkan wajahnya...

"Aargh.." Winda menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Luis terus mendekatkan wajahnya hingga bibirnya menyentuh tangan Winda, dia tetap mengecupnya meski terhalang tangan. Luis tersenyum geli melihat tingkah Winda yang polos seperti belum pernah tersentuh pria.

Kemudian tangan Luis perlahan membuka telapak tangan Winda yang masih menutupi wajahnya sendiri, Luis mendapati wajah merah merona dengan begitu manis, spontan Luis tersenyum imut menahan tawa.

"Aish..nampaknya Aku berhasil menghangatkan kamu di malam yang dingin ini. Kalau begitu selamat malam, tidurlah yang nyenyak serta mimpikan Aku" Luis tertawa kecil mengakhiri kalimatnya.

Winda tidak menjawab ucapan Luis, dia langsung menutup wajahnya dengan selimut karena malu ide jahilnya malah berbalik mengenai dirinya sendiri.

Luis tersenyum bahagia sebelum dia memejamkan matanya, hari ini terasa sempurna untuknya. Luis merasakan bahagia setelah sekian lama awan hitam selalu memayungi kehidupannya. Pah...ma...Luis telah menemukan sebagian jantung hati Luis dan juga orang tua seperti papa dan mama, kini Luis merasa kebahagian datang kembali ... ucap Luis dalam hati.

♡♡♡

Keesokan harinya, Winda sudah bangun pagi - pagi sebelum di bangunkan oleh Luis. Winda membantu Chef Wan di dapur setelah selesai mandi dan merapikan diri.

Chef Wan ingin mengantarkan sarapan ke kamar Tuan muda Luis seperti biasa namun pekerjaan di dapur masih banyak jadi Winda menawarkan diri untuk membantu Chef Wan mengantarkan sarapan ke kamar Luis sehingga Chef Wan tetap bisa melanjutkan pekerjaannya di dapur.

Chef Wan merasa sangat senang dengan kehadiran Winda, kehidupan keluarga Adijaya menjadi lebih terang, sebagai salah satu orang penting buat Tuan muda Luis, Winda sosok wanita yang tidak merepotkan bahkan sangat menyenangkan dan gampang bergaul dengan orang lain tanpa memandang status sosial lawan bicaranya.

Selama Chef Wan mengenal Winda, tidak pernah sekalipun memerintah asisten rumah tangga keluarga Adijaya, padahal dia bisa saja melakukannya, bahkan dia lebih membantu pekerjaan orang lain yang seharusnya tidak perlu dia lakukan, seperti kali ini contohnya.

//Tok..tok..tok..//

Winda mengetuk pintu kamar Luis sebelum masuk ruangannya, dia membuka pintu yang tidak di kunci, Winda mendapati Luis masih tidur nyenyak di ranjangnya. Winda meletakkan nampan berisi segelas susu putih dan dua potong roti isi di meja kecil samping tempat tidur. Winda ingin beranjak pergi setelah meletakkannya namun matanya tertarik untuk melihat sosok pria tampan yang masih terlelap dalam tidurnya. Winda mengamati wajah baby face Luis saat tertidur, itulah salah satu pemandangan terindah yang diciptakan sang Maha Kuasa untuk Winda nikmati, sungguh Winda merasa beruntung memiliki tempat di hati pria tampan serta baik hati di hadapannya ini.

Luis merubah posisi tidurnya menjadi terlentang dengan matanya yang masih terpejam sehingga Winda semakin jelas menikmati pahatan sempurna wajah tampan Luis.

Winda tersenyum sendiri karena pagi - pagi sudah mendapatkan vitamin mata dan hati. Winda membungkuk mendekatkan wajahnya ke Luis untuk mengucapkan selamat pagi namun lirih karena takut membangunkannya.

Tanpa di sangka Luis membuka matanya tepat di depan wajah Winda yang lumayan dekat jaraknya, spontan Winda berusaha menegakkan badanya namun di tarik kembali oleh Luis hingga bibir keduannya saling menempel, Winda membelalakkan matanya namun tidak menolak, debaran jantung mereka berdua saling beradu.

"Kamu ingat kejadian pertama kali kita bertemu?" ucap Luis setelah menikmati sarapan bibir hangat nan lembut.

Winda menganggukkan kepalanya dengan tersipu malu.

"Bolehkah kita ulangi lagi adegan waktu itu?"

Luis tersenyum jahil.

"Dasar kamu ya...,emang kamu pikir kita sedang berakting?" Winda mencubiti perut Luis yang six pack.

Luis sekali lagi menarik Winda ke pelukannya, suasana tegang diantara keduanya, detik selanjutnya Luis meraih bibir Winda dan mengulumnya dengan lembut serta penuh gairah, Winda pun semakin berani...kini dia membalasnya dengan penuh gairah serta ada desahan lirih tanda kenikmatan. Untuk kesekian detik dunia berputar di lingkaran kebahagian mereka berdua, hati mereka terpaut semakin erat satu sama lain.

"Uncle...Zafran masuk ya?" kata - kata Zafran menghentikan kenikmatan keduanya. Mereka segera jaga jarak dan salah tingkah. "Hah..Aunty pun kat sini? Aunty pun ambik berat pasal Uncle ya..macam Zafran?" tanya Zafran polos setelah masuk ke ruangan Luis dan melihat Winda pun di dalam.

"Ah..iya, Aunty bawakan sarapan" Winda gelagapan.

Zafran kemudian menanyakan kabar unclenya, ZAfran sungguh - sungguh minta maaf atas kejadian di Zoo kemari. Dia juga berharap Aunty n unclenya ini mau mengajaknya jalan - jalan lagi suatu saat nanti. Zafran merasa sangat senang pergi jalan - jalan bersama Uncle dan Winda. Zafran cerita jika esok atau lusa dia mau pulang ke Malaysia. Zafran merupakan anak yang cukup cerdasdi usiannya yang masih keci.

Luis mengantar Winda berangkat kerja seperti biasa dan mengecup kening Winda sebelum dia keluar dari mobil dan memulai pekerjaannya.

Winda kebetulan bertemu Ari di depan pintu department, dia menyapa Winda dengan sopan dan berlalu begitu saja, dia bahkan tidak berekspresi atau bertingkah aneh seperti hari kemarin - kemarin. Winda merasakan hal janggal namun dalam hati merasa senang atas perubahan sikap Ari mantanya itu, setidaknya kini hati Winda merasa lega karena mantannya itu sudah bisa move on.

Di perjalanan yang padat merayap pagi ini tiba - tiba ponsel Luis berbunyi, dia segera melihat layar ponsel, Luis sedikit terkejut dan penuh tanda tangansebab panggilan berasal dari nomor seseorang di Australia. Deg, ada apa gerangan, sampai orang di negara sebrang menghubunginya...

Siguiente capítulo