webnovel

Kota kelahiran

Esok harinya Ivanka mengajak Ryan keliling kota cirebon. Mereka keluar dari rumah. Ivanka pertama mengajak Ryan menikmati nasi jamblang salah satu makanan khas cirebon.

"Cirebon kota kaya dengan makanan enak, berat badan ku bisa naik dalam waktu 3 hari"

"Tidak masalah, makan lah yang ingin kamu makan. Jangan memikirkan yang lain."

"Baiklah habis ini aku mau makan tahu gejrot, empal gentong, es campur oyen, kerupuk sambel, wahhh banyak sekali yang ingin ku makan."

"Ha..ha..

Ia, tentu saja. Kamu boleh memakan nya semua. Nikmati tiga hari ini dengan baik."

Setelah agak sore Ivanka mengajak Ryan mengunjungi bangunan SMA nya dulu.

"Disini adalah SMA ku dulu, sudah agak sore. Kemungkinan hanya ada guru-guru dan beberapa murid yang sedang bermain basket dan ekskul. Bangunan depan nya sudah berubah. Seperti nya ada perbaikan tampilan."

Memasuki bangunan Ivanka meminta ijin ke security yang berjaga.

Melewati bekas kelasnya Ivanka menunjukan ke Ryan.

"Dulu aku kelas tiga, di sini kelas ku."

Tiba-tiba Ivanka melihat kelas berikutnya dan langsung terlintas di benak nya

"Dulu berarti ini kelas nya Riqky".

"Yank...

Kenapa melamun. Apa inget sesuatu dengan kelas ini?."

"Tidak, ayo lanjutkan. Kita menuju kantin, tempat aku dan teman-temanku biasa berkumpul."

Tiba di kantin Ivanka melihat Bpk Handoko.

Saat Ivanka masih SMA, beliau menjabat sebagai wakil kepala sekolah dan sebagai guru kesenian. Musuh besar Ivanka saat dia di kelas satu.

Ivanka mendekati mantan gurunya itu

"Selamat sore Pak, apa kabar nya?"

"Sore, kabar saya seperti biasanya"

"Masih ingat sama saya Pak?"

Sejenak beliau menatap Ivanka

"Ivanka!!"

"Betul pak. Syukurlah ternyata masih di kenal."

"Saya tidak mungkin lupa dengan murid perempuan paling nakal di kelas satu, tiba-tiba di kelas tiga berubah 360 derajat. Jadi rajin belajar."

"Ha..ha.. yang jeleknya ga usah di ingat Pak.

Pak kenalkan ini Ryan."

"Selamat sore Pak, saya Ryan."

"ooohhhh..."

"Jadi ini calon nya Ivanka yah?"

"Ku kasih tahu yah, dulu waktu kelas satu Ivanka nakal nya minta ampun. Teman nya anak lelaki semua. Dia melemparkan bekas permen karet ke dinding atap. Tidak mau mengikuti kegiatan ekskul apapun. Sering bolos juga pandai menipu guru pulang cepat dengan alasan sakit. Tidak ada guru yang tidak tertipu olehnya. Dia juga..."

"Pak, tolong di stop dulu. Itu kan masa lalu, jangan di ingat lagi." ucap Ivanka mencoba menghentikan pak Handoko karena merasa malu."

"Ha..ha..

Kamu malu yah? Dulu kalau di hukum tidak pernah jera. Tapi Ryan, dia sebenarnya anak yang cerdas. Tidak pernah belajar tapi nilai nya selalu bagus. Dan di kelas tiga dia langsung membuat terobosan. Dia menjadi anak yang baik dan sopan. Dan nilai nya pun meningkat luar biasa. Dia menjadi juara kelas. Dan lulus dengan nilai yang bagus. Sayang nya saat pemilihan universitas dia memilih untuk bekerja."

"..."

"Terima kasih bapak sudah mendidik Ivanka dengan baik. Jadi saat saya bertemu dengan nya saya beruntung sekali."

"Anak muda, jagalah dia dengan baik. Dia anak yang baik."

"Ia pak, tentu saja."

"Baik lah, saya harus kembali. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa Pak."

"Jadi ketahuan ternyata Ivanka yang hebat juga punya masa kelam saat SMA yah."

Sindiran Ryan dengan candanya

"Siapa bilang aku hebat, aku hanya perempuan biasa yang mempunyai orang-orang hebat di sekeliling ku."

Siguiente capítulo