webnovel

Pemerasan Secara Langsung

Editor: Wave Literature

Murid-murid itu seketika merasa terkejut dan marah.

"Apa aku tidak salah dengar?"

"Fang Yuan, otakmu mungkin sudah terlalu panas sehingga membuatmu linglung. Berani-beraninya kau berusaha menghalangi dan mengancam kami?!"

"Kau sudah gila? Memangnya siapa kau – berani menjarah uang kami?"

"Enyahlah! Bakatmu hanya bernilai C, berani-beraninya kau menghalangiku. Kalau kau tidak juga pergi, aku akan… Urghh!"

Fang Yuan tiba-tiba melesat maju.

Tangan kanannya melaju cepat dan memukul leher salah seorang murid.

Murid yang tidak beruntung itu sama sekali tidak menyangka bahwa Fang Yuan akan menyerangnya. Saat ia masih mengutuk Fang Yuan, ia langsung diserang. Kedua matanya seketika terpejam dan ia langsung pingsan di tempat.

"Bajingan! Kau benar-benar menyerangnya!" Kerumunan itu pun langsung melonjak dan melangkah mundur.

"Gu Yue Bei Ju pingsan; apa yang harus kita lakukan?" Beberapa dari mereka berteriak ketakutan.

"Apa lagi yang bisa kita lakukan?! Kita semua beramai-ramai, dan Fang Yuan sendirian. Kita semua harus menyerangnya habis-habisan." Beberapa dari mereka berteriak marah.

"Benar; dia sama sekali tak tahu diri! Berani-beraninya ia menantang kita semua seorang diri. Ia benar-benar cari mati! Semuanya, ayo maju!!"

Namun, sebelum mereka semua melakukan apapun, Fang Yuan sudah maju ke arah mereka terlebih dulu.

Ia memukul leher anak lain dengan gerakan memotong. Anak tersebut seketika terjatuh dan pingsan.

"Ahh ----!" Salah seorang murid berteriak dan melayangkan pukulannya pada Fang Yuan. Fang Yuan menunduk menghindari serangan itu, lalu ia mengangkat kakinya dan menendang selangkangan si pemuda.

AHH—!

Suara sang murid yang tadinya lantang dan penuh amarah, sekarang terdengar lebih nyaring dan penuh kesakitan.

Buk.

Ia memegang selangkangannya dengan kedua tangan sebelum ia terjatuh. Ia berguling-guling sambil berteriak – rasa sakit yang luar biasa itu membuat tubuhnya dipenuhi keringat dingin.

Fang Yuan mengayun-ayunkan kedua tangannya – seperti seekor harimau yang memasuki kandang domba!

Ia memiliki pengalaman berperang selama 500 tahun, dan anak-anak itu hanyalah sekumpulan bocah ingusan. Mereka baru saja belajar berkultivasi – bagaimana mungkin mereka bisa melawannya?

Dalam sekejap, Fang Yuan berhasil mengalahkan semua anak-anak itu. Sebagian dari mereka pingsan, sementara sebagian dari mereka terbaring kesakitan.

"Apa-apaan ini?!" sahut Gu Yue Mo Bei yang baru saja datang. Ia melihat Fang Yuan yang berdiri di depan gerbang akademi beserta 5-6 murid yang terkapar di sekelilingnya.

"Si Fang Yuan itu, di-dia ingin merampok batu primeval kami!" Salah seorang murid yang terkapar di lantai berteriak sembari memegang perutnya.

"Wow, energimu masih banyak juga, ya." Fang Yuan berkata dengan raut wajah datar sembari menendang perut anak itu.

Aaah!

Anak itu seketika berteriak kesakitan; tubuhnya meringkuk bagai seekor udang. Wajahnya ketakutan dan ia menangis – tak berani berkata apapun lagi.

Semua yang melihat adegan itu langsung menjadi gugup – jantung mereka berdebar kencang melihat Fang Yuan yang begitu kejam dan biadab.

"Baiklah, kalian lebih baik menurutiku dan memberiku sebutir batu primeval – maka kalian akan kubiarkan pergi. Kalau tidak, kalian akan bernasib sama dengan orang-orang ini." Fang Yuan melangkah maju – nadanya terdengar dingin.

"Tak akan!" Kau yang berbakat C ini berani melawanku yang berbakat B?" Gu Yue Mo Bei mengamuk dan mengayunkan kepalan tangannya sembari berlari ke arah Fang Yuan.

Fang Yuan bergerak ke samping dan berhasil menghindari pukulan Mo Bei. Ia menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan kirinya untuk menekan area tulang selangka Mo Bei.

Seketika Mo Bei jatuh pingsan.

Ssshhh…

Sebagian murid-murid yang berniat menyerang Fang Yuan langsung berhenti setelah melihat kejadian itu – mereka menghembuskan napas dingin.

Di mata para murid, serangan-serangan Fang Yuan terlalu sulit dimengerti. Terlebih lagi, mereka tidak mendengarkan penjelasan sang pelatih di kelas dasar seni bela diri. Tubuh manusia memiliki banyak bagian yang rentan – dan bagian-bagian itulah yang diserang Fang Yuan tadi. Ketika bagian-bagian tersebut diserang, musuh akan langsung pingsan di tempat – dan serangan yang fatal akan membuat nyawa seseorang terancam.

Namun, Fang Yuan menahan serangannya supaya tidak terlalu mematikan.

Sebagian murid hanya pingsan sesaat; dan sebagian lainnya hanya kesakitan dan kehilangan kemampuan menyerang untuk sesaat. Tidak ada yang mengalami luka serius.

Inilah kemampuan mengerikan dari seseorang yang memiliki kemampuan bertarung selama 500 tahun!

"Kalian akan memberiku batu atau tidak?" Fang Yuan melangkah maju. Para murid yang tersisa menatap satu sama lain – sebagian menggertakkan gigi, sebagian berteriak marah. Lalu, mereka semua berlari menyerang Fang Yuan.

Fang Yuan menghindari serangan-serangan itu sembari menyerang mereka di saat yang bersamaan. Dasar kultivasinya masih rendah, namun jenjang tingginya yang dulu masih ada. Hatinya sedingin es dan gerakannya sangat cepat dan tepat.

Buk, buk….

Setelah beberapa helaan napas, tubuh murid-murid pun berjatuhan lagi.

"Dia terlalu mematikan! Terlalu mengerikan!"

"Mereka tidak akan mati, bukan?"

Masih ada beberapa murid perempuan yang tersisa – dan mereka sama sekali tidak maju. Mata mereka membelalak dan tubuh mereka semakin bergetar melihat kejadian barusan.

Fang Yuan menatap gadis-gadis itu, dan seketika wajah mereka memucat. Mereka cepat-cepat mundur dan mengayunkan tangan mereka. "Tidak. jangan kesini. Kami menyerah – kami akan memberimu batu!"

Setelah Fang Yuan menerima beberapa batu primeval, ia membiarkan mereka pergi. Mereka langsung berlari melewati gerbang akademi. Di saat yang bersamaan, muncul para murid yang baru saja datang.

Gerbang ini merupakan satu-satunya jalan yang bisa dilewati orang-orang jika mereka ingin meninggalkan akademi. Karena Fang Yuan menghalangi jalan, semua murid-murid pun tidak bisa melewatinya.

"Sial, ada apa ini?!" Beberapa murid yang baru datang pun hanya bisa kebingungan menatap sekelilingnya.

"Bukankah itu Gu Yue Mo Bei?" Gu Yue Chi Cheng terbelalak; mulutnya terbuka lebar ketika melihat Mo Bei yang terkapar di lantai.

Saat Fang Yuan membuka mulutnya untuk berbicara, murid-murid itu langsung marah dan menyerangnya; namun mereka gagal dan jatuh.

"Tuan, kenapa kita tidak menghentikan mereka semua? Jika seseorang kehilangan nyawanya; bagaimana kita akan bertanggung jawab?" Para penjaga pun merasa khawatir.

Beberapa penjaga berkata dengan marah, "Si Fang Yuan itu benar-benar kurang ajar. Beraninya dia memeras teman-teman sekelasnya di depan mata kita. Itu melanggar hukum! Selama Tuan memberi kami komando, kami akan segera membawa anak itu."

Sejak awal, para penjaga itu telah melihat aksi Fang Yuan yang menghalangi gerbang dan memeras murid yang lain. Namun, karena mereka hanya manusia biasa, mereka tidak berhak menghukum para murid – jadi mereka hanya bisa melapor kepada sang ketua akademi.

Ketika sang ketua mendengar kabar itu, ia tidak serta merta menyuruh mereka menghentikan Fang Yuan. Sebaliknya, ia pergi ke paviliun dan memperhatikan kejadian itu dari kejauhan.

"Sepertinya anak itu memiliki bakat berkelahi." Semakin lama ia menonton, sang ketua pun semakin tertarik.

Kemampuan Fang Yuan menggunakan moonblade tadi pagi membuat sang ketua merasa ragu. Saat ini, ketika ia melihat Fang Yuan bertarung melawan hampir seantero angkatannya seorang diri – dengan gaya bertarung yang santai namun mematikan, hilang sudah semua keraguan yang ada di hatinya.

Di dunia ini, ada beberapa orang yang memiliki bakat terpendam dalam bertarung. Mereka pandai dalam bertarung, dan mereka menyukai pertempuran. Seringkali, mereka merasa bersemangat setiap kali bertempur, dan mereka selalu membuat kejutan serta pencapaian yang luar biasa.

"Ah, ternyata dia adalah seorang Gu Master perang yang sangat berbakat. Sayang bakatnya hanya bernilai C – pada akhirnya, ia hanya kekurangan nilai." Sang ketua akademi menghela napas.

"Tuan, apa Anda tidak berniat menghentikannya? Jika kita membiarkannya, kami khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." Para penjaga di sampingnya berkata dengan wajah khawatir.

Siguiente capítulo