webnovel

Hanya Kebaikan

Editor: Wave Literature

Pintu aula leluhur kembali dibuka. Gunting di tangan wanita itu meneteskan darah yang sesuai dengan warna gaunnya. Saat melihatnya, penduduk desa yang mengantarkan keranjang ke dalam aula leluhur runtuh ke tanah. Ia tidak bisa lagi menahan tangis. Tidak ada yang mendekat untuk menghiburnya, dan tidak ada yang berani mendongak.

Wanita itu berjalan keluar aula leluhur, kemudian berhenti di samping peti mati. Ia berbisik pada peti mati seperti sedang berkomunikasi dengan sesuatu di dalamnya. Kemudian, ia berbalik untuk berbicara kepada penduduk desa.

Penduduk desa yang memegang keranjang kedua terus menggeleng, seolah-olah tidak mau menyerahkan anaknya. Wanita tersebut mengacungkan tiga jari, namun sebelum selesai menghitung mundur, penduduk desa di dekat orang yang memegang keranjang kedua mengambil keranjang darinya dan meletakkannya di depan si wanita.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo